APBN Tak Lagi Bisa Andalkan Ekspor 2023

Senin, 06 Juni 2022 | 07:35 WIB
APBN Tak Lagi Bisa Andalkan Ekspor 2023
[ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.]
Reporter: Siti Masitoh | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Lonjakan harga komoditas alias commodity boom diprediksi berakhir pada 2023. Kondisi ini dikhawatirkan  mengancam pemulihan perekonomian, terutama penerimaan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 Maklum  Indonesia masih sangat bergantung pada komoditas.

Menteri Keuangan Sri Mul-yani Indrawati mengatakan,   pemerintah tidak bisa lagi mengandalkan ekspor sebagai motor penerimaan negara. "Ekspor selama 2021-2022 mengalami booming dengan commodity boom akan menuju normalisasi," kata Menkeu saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, (31/5) pekan lalu.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Daulat Kelapa Bulat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:30 WIB

Daulat Kelapa Bulat

Indonesia adalah produsen kelapa terbesar kedua dunia. Lebih dari 5,6 juta petani mengelola 3,34 juta hektar kebun.

Invasi Investor Asing ke E-commerce
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:00 WIB

Invasi Investor Asing ke E-commerce

Dalam satu-dua tahun terakhir, kita bisa melihat bisnis online yang dikelola perusahaan asing makin mendominasi e-commerce di Indonesia

Suku Bunga Masih Tinggi, Tren Take Over KPR di Perbankan Melejit
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:00 WIB

Suku Bunga Masih Tinggi, Tren Take Over KPR di Perbankan Melejit

Bank-bank dengan porsi dana murah (CASA) besar biasanya lebih leluasa menyalurkan KPR karena mampu menawarkan bunga kredit lebih kompetitif.​

 Transaksi QRIS Antarnegara Semakin Melesat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 06:55 WIB

Transaksi QRIS Antarnegara Semakin Melesat

​Tren transaksi QRIS lintas negara terus meningkat, baik dari sisi inbound atau transaksi wisatawan asing di Indonesia, maupun outbound.

Marak Aksi Profit Taking, Saham Emiten Pembagi Dividen Belum Nyaring
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 06:35 WIB

Marak Aksi Profit Taking, Saham Emiten Pembagi Dividen Belum Nyaring

Ada kemungkinan sebagian investor memandang dividen yield emiten IDX High Dividend 20 kurang menarik. Kendati, dividen payout ratio emiten besar.​

Bisnis Keagenan Bank Masih Cerah
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 06:30 WIB

Bisnis Keagenan Bank Masih Cerah

Agen laku pandai tak hanya menyumbang pendapatan komisi ke perbankan, tapi juga mendorong penghimpunan dana murah.​

Konflik Israel-Iran Panas, Saham Migas Ikut Ngegas
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 06:15 WIB

Konflik Israel-Iran Panas, Saham Migas Ikut Ngegas

Harga saham sejumlah emiten migas di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdongkrak sentimen serangan militer Israel ke Iran

Jasuindo Tiga Perkasa (JTPE) Incar Pertumbuhan Kinerja 10% Tahun Ini
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 06:10 WIB

Jasuindo Tiga Perkasa (JTPE) Incar Pertumbuhan Kinerja 10% Tahun Ini

JTPE akan melakukan ekspansi ke bisnis telekomunikasi, Radio Frequency Identification (RFID) dan juga hardware.

Cari Modal, Fast Food  (FAST) Gelar Private Placement dan Tarik Pinjaman di Bank
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 05:45 WIB

Cari Modal, Fast Food (FAST) Gelar Private Placement dan Tarik Pinjaman di Bank

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) meraih pendanaan untuk modal kerja melalui berbagai skema di kuartal II-2025.

Famon Awal Bros (PRAY) Mengakuisisi Saham Mayoritas Lynas Medikal
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 05:35 WIB

Famon Awal Bros (PRAY) Mengakuisisi Saham Mayoritas Lynas Medikal

PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY) akan membeli 17.250 saham Lynas Medikal, setara 51,01% dari total modal disetor dan ditempatkan. 

INDEKS BERITA

Terpopuler