ARB dan Saham Liar

Jumat, 02 Juni 2023 | 08:00 WIB
ARB dan Saham Liar
[]
Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Mulai pekan depan, yakni 5 Juni, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memperbesar auto rejection bawah (ARB) menjadi 15%. Penambahan persentase auto rejection bawah ini merupakan bagian dari normalisasi bursa pascapandemi. 

Pelebaran batas ARB tentu bisa menambah fluktuasi pasar saham. Pasalnya, harga saham bisa turun hingga 15% dalam sehari, untuk rentang harga saham berapa pun.

Kebijakan bursa masih setengah relaksasi, karena masih berlaku auto rejection asimetris. Auto rejection atas (ARA) untuk harga saham antara Rp 50-Rp 200 mencapai 35%. ARA untuk harga saham antara Rp 200-Rp 5.000 sebesar 25%. Sedangkan ARA untuk harga saham lebih dari Rp 5.000 mencapai 20%. 

Bursa baru akan menetapkan auto rejection simetris, yakni setara antara ARA dan ARB pada 4 September 2023. BEI menyebut, normalisasi ke auto rejection simetris merupakan bagian dari pembelajaran bagi investor agar lebih menelaah faktor fundamental.

Pelebaran ARB akan berlangsung setelah aksi jual sell in May berakhir. Dari 21 hari perdagangan di bulan Mei, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 13 hari, termasuk lima hari perdagangan terakhir.

Indeks acuan pasar saham Indonesia turun 4,08% sepanjang Mei 2023. Penurunan indeks ini terjadi di tengah batasan ARB yang masih berlaku 7%.

Pelebaran ARB belum tentu akan menjatuhkan IHSG lebih dalam pada bulan Juni. Pasalnya, penurunan secara historis pasar saham biasa terjadi di bulan Mei. Sehingga aksi jual di bulan Juni bisa jadi sudah mereda.

Meski dilakukan bertahap, proses normalisasi perdagangan BEI tetap menghadapi sandungan. Paling baru, BEI mengumumkan rencana penelaahan dan analisis fenomena pembentukan harga satu efek tertentu pada sesi pra-penutupan.

Kajian ini menyusul lonjakan atau penurunan tiba-tiba hingga ARA dan ARB pada satu efek yang terjadi saat sesi pra-penutupan. Paling baru, harga saham GOTO yang bergerak datar sejak pembukaan perdagangan hingga sesi II, Rabu (31/5), langsung melesat hingga naik ARA 34,9% di akhir perdagangan.

GOTO hanya merupakan salah satu dari sejumlah saham yang tiba-tiba melejit atau jatuh di saat tutup pasar. Meski tak termasuk tahapan normalisasi, fenomena pembentukan harga di sesi pra-penutupan ini masih menjadi PR penting bagi otoritas pasar modal dalam menjaga pasar saham yang efisien.

Bagikan

Berita Terbaru

Sepekan Ini Rupiah Terangkat Akibat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 05:00 WIB

Sepekan Ini Rupiah Terangkat Akibat Pelemahan Dolar

Melansir Bloomberg, Kamis (5/6), rupiah spot ditutup di level Rp 16.284, menguat tipis 0,06% dari perdagangan sehari sebelumnya.

Ibadah Haji di Tengah Krisis Iklim
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 04:26 WIB

Ibadah Haji di Tengah Krisis Iklim

Edukasi kepada jemaah calon haji seharusnya tidak berhenti pada tata cara ibadah, tetapi juga menyentuh aspek tanggung jawab sosial dan ekologis.

Integrasi Pelapak Tokopedia ke Tiktok Shop Terus Menuai Protes
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 04:20 WIB

Integrasi Pelapak Tokopedia ke Tiktok Shop Terus Menuai Protes

Dalam proses integrasi, banyak pelapak mengeluh, Di akun Instagram resmi Tokopedia_Tiktokshop, keluhan dari pelapak membanjiri kolom komentar.​

IHSG Turun 0,87% Pekan Ini, Saham Bank Jadi Pemberat, Saham Barang Baku Berjaya
| Jumat, 06 Juni 2025 | 15:17 WIB

IHSG Turun 0,87% Pekan Ini, Saham Bank Jadi Pemberat, Saham Barang Baku Berjaya

Sepekan periode 2-5 Juni 2025, IHSG melemah 0,87% dan ditutup pada 7.113,42 di perdagangan terakhir.

Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Tancap Gas, Geber Ekspansi Pembangunan RS Mayapada
| Jumat, 06 Juni 2025 | 11:02 WIB

Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Tancap Gas, Geber Ekspansi Pembangunan RS Mayapada

Manajemen Mayapada Hospital Jakarta Selatan menyebut, proyek tersebut menelan dana investasi antara Rp 900 miliar hingga Rp 1,4 triliun.

Tak Cuma Indonesia, Mayoritas PMI Negara ASEAN Mengalami Kontraksi Pada Mei 2025
| Jumat, 06 Juni 2025 | 11:00 WIB

Tak Cuma Indonesia, Mayoritas PMI Negara ASEAN Mengalami Kontraksi Pada Mei 2025

Jika PMI Indonesia masih terus tertahan di bawah level 50, dikhawatirkan bakal berdampak ke PHK massal.

Saham Emiten Ini Diakumulasi Pengendali Lagi, Begini Proyeksi Kinerja dan Ekspansinya
| Jumat, 06 Juni 2025 | 10:40 WIB

Saham Emiten Ini Diakumulasi Pengendali Lagi, Begini Proyeksi Kinerja dan Ekspansinya

Total kapasitas produksi seluruh pabrik ISSP akan mencapai 1 juta ton per tahun setelah pabrik di Gresik beroperasi penuh.

Profit 31,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut (6 Juni 2025)
| Jumat, 06 Juni 2025 | 09:32 WIB

Profit 31,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut (6 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (6 Juni 2025) Rp 1.929.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,43% jika menjual hari ini.

Volatilitas Saham MBMA Meningkat Usai Masuk MSCI, Asing Profit Taking di Harga Pucuk
| Jumat, 06 Juni 2025 | 08:00 WIB

Volatilitas Saham MBMA Meningkat Usai Masuk MSCI, Asing Profit Taking di Harga Pucuk

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) kemungkinan tidak akan membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2024.

Terkenal Defensif, Saham ICBP, CMRY, Hingga MYOR bisa Jadi Pilihan Hadapi Masa Sulit
| Jumat, 06 Juni 2025 | 07:00 WIB

Terkenal Defensif, Saham ICBP, CMRY, Hingga MYOR bisa Jadi Pilihan Hadapi Masa Sulit

Paket stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah diharapkan bisa menjadi katalis positif jangka pendek.

INDEKS BERITA

Terpopuler