Aset Naik, Bank Siap Melepas Unit Usaha Syariah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset unit usaha syariah (UUS) sejumlah perbankan kompak bertumbuh. Ini membuat regulator terus mendesak bank memisahkan alias spin off UUS menjadi bank umum syariah (BUS).
Mengacu POJK, bank yang memiliki UUS dengan nilai aset setara 50% terhadap total nilai aset induknya, paling sedikit Rp 50 triliun, wajib spin off. Bank yang telah memenuhi ketentuan spin off adalah CIMB Niaga Syariah, yang memiliki aset Rp 67,5 triliun, naik 7,58% secara tahunan. Lalu ada Bank Tabungan Negara (BTN) dengan aset UUS Rp 60,56 triliun, naik 11,55%.
Direktur Syariah CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara bilang, saat ini pihaknya sedang mengurus perizinan peralihan status UUS jadi bank umum syariah (BUS). Bank ini juga tengah menganalisa model bisnis usai transisi dari UUS menjadi BUS. "Kami sedang analisis apa yang saat ini dilakukan dan apa yang terjadi setelah berubah," ujar Pandji.
Baca Juga: Ramai Aksi Asuransi Menyapih UUS Pada Tahun Ini
CIMB Niaga Syariah mengaku memilih skema mendirikan perusahaan baru dan tidak melakukan akuisisi. Sebab, unit syariah BNGA sudah mumpuni untuk proses mendirikan perusahaan baru.
Pandji juga menyebut skema ini lebih sederhana dibanding harus akuisisi. "Kami nanti mendirikan perusahaan baru karena modal kami cukup untuk modal KBMI 2. Jadi rasanya secara infrastruktur pas spin-off bisa pakai infrastruktur induk," jelas dia.
Walau demikian, Pandji mengaku tidak menutup kemungkinan jika ada peluang, akuisisi tetap akan terbuka. Pandji mengatakan, spin off ini ditargetkan rampung pada kuartal I-2026 mendatang.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan juga sudah siap melepas unit usaha syariah BTN jadi entitas bank syariah tersendiri. "Kami optimistis BTN Syariah akan menjadi pesaing kuat di industri perbankan syariah dengan keahlian di bidang pembiayaan perumahan berbasis syariah," kata dia.
Baca Juga: Pembiayaan UUS Maybank Indonesia Tumbuh 5%, Jadi Rp 31,75 Triliun di 2024
Pada 20 Januari 2025, BTN resmi mengumumkan akuisisi PT Bank Victoria Syariah, (BVIS). Pemisahan unit syariah ini akan menjadi motor penggerak segmen syariah dan pelengkap industri bank syariah, seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Nixon memperkirakan, spin off bisa langsung digelar usai rapat umum pemegang saham (RUPS) akhir Maret 2025. Dia mengatakan, pergantian nama perusahaan akan dilakukan setelah akuisisi selesai.
Nantinya, aset BTN Syariah dialihkan ke BVIS yang dimiliki BTN. "Namanya kami ganti, namanya juga kami usulkan ke pemerintah. Belum boleh dikasih tahu," ucap dia.
Bank Permata mengaku belum ada rencana spin-off UUS. Direktur UUS Permata Bank Rudy Basyir Ahmad beralasan, aset mereka masih jauh dari ketentuan OJK.
"Hingga saat ini, belum ada pembahasan mengenai rencana spin-off ataupun pencarian investor untuk UUS Permata Bank," ujar dia. Rudy menegaskan, saat ini Permata Bank lebih fokus pada strategi pivoting serta pengembangan dana murah di semua segmen, baik korporasi, konsumer, maupun komersial.
Baca Juga: OJK Restui Rencana Pemisahan UUS Great Eastern Life dengan Mengalihkan Portofolio
UUS Maybank Indonesia yang asetnya mulai mendekati ketentuan OJK mengaku baru akan spin off dua hingga tiga tahun mendatang. "Kami sudah mulai assesmen dan mempersiapkan," ujar Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan. Sayangnya, dia belum mau menjelaskan lebih detail persiapan yang sudah dilakukan.