Asing tak takut skema baru bobot indeks

Jumat, 16 November 2018 | 08:27 WIB
Asing tak takut skema baru bobot indeks
[ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia]
Reporter: Dityasa H Forddanta, Rezha Hadyan | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek skema baru pembobotan indeks saham ala Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya sejenak. Sejumlah saham yang sempat tertekan sentimen itu, kini mulai bangkit lagi.

Mari kita simak. Sempat terjun bebas 10,29% pada perdagangan Jumat (9/11) dan minus 2,94% pada perdagangan Senin (12/11), dua hari terakhir harga PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) kembali bangkit dan naik 5,45%.
 
Kemarin, harga HMSP berakhir di posisi Rp 3.480 per saham naik 3,26% dari sehari sebelumnya. Tapi, HMSP tercatat masih minus 8,18% dalam sepekan terakhir.
 
Hal serupa terjadi pada saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Pada periode yang sama, UNVR sempat turun sekitar 7%. Kemarin, saham ini naik 2,75% ke Rp 41.100 per saham. Tapi sepekan terakhir, UNVR masih tercatat turun 2,84%.
 
Yang menarik, investor asing justru terus memburu kedua saham tersebut. Asing mencetak beli bersih (net buy) saham HMSP Rp 180,91 miliar selama sepekan terakhir. Sedangkan net buy investor asingdi saham UNVR sebesar Rp 46,34 miliar.
 
Boleh dibilang, sentimen negatif rencana penerapan skema baru pembobotan indeks terhadap dua saham itu mulai pudar. Sebab, "Acuan investor asing adalah MSCI Index, bukan LQ45," ujar Kartika Sutandi, Direktur CIMB Sekuritas, kepada KONTAN, Kamis (15/11).
 
Perbedaan acuan
 
Sekadar berkilas balik, tahap awal pembobotan indeks saham yang baru hanya menyasar LQ45 dan IDX30. BEI akan memperhitungkan jumlah saham beredar di publik (free float) dalam pembobotan saham indeks LQ45 dan IDX30. Selama ini, kedua indeks ini, terutama LQ45, menjadi acuan investor lokal.
 
Selama ini pula HMSP dan UNVR bak penghuni tetap LQ45. Berdasarkan skenario baru BEI, bobot saham UNVR turun menjadi 3,43% dari sebelumnya 4,7%, jika pembobotan baru berlaku.
 
Bobot saham HMSP juga akan turun menjadi hanya 2,36% dari sebelumnya 6%. Bahkan, saham HSMP terdepak dari jajaran sepuluh saham dengan kapitalisasi pasar terbesar. Ini yang mendasari investor lokal, terutama manajer investasi, membuang saham tersebut, demi menjaga kinerja portofolio investasi.
 
Situasi itu pula yang dimanfaatkan investor asing. "Awalnya asing sempat jualan, tapi itu lebih karena tidak mau nyangkut saat ada aksi jual besar. Sekarang mereka masuk lagi saat harganya di bawah," jelas Kartika.
 
Kiswoyo Adi Joe, Kepala Riset Narada Asset Manajemen, menilai, pelaku pasar panik karena mengira pembobotan anyar bakal mempengaruhi IHSG. "Tapi, rupanya hanya LQ45 dan IDX30, sehingga sekarang mereka mulai masuk lagi," ujar Kiswoyo.
 
Di sisi lain, tahun depan pemerintah tidak akan menaikkan cukai. "Ini pengaruhnya ke laba HMSP, bisa tumbuh double digit," tambah Kartika.
 
Christine Natasya, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memberi posisi bullish saham HMSP, jika mengacu sentimen pembatalan kenaikan cukai rokok. Tapi, valuasi sahamnya sudah tinggi, dengan PER 16,9 kali. Dalam riset 12 November, dia merekomendasikan hold dengan target harga Rp 3.650 per saham.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%
| Jumat, 22 November 2024 | 23:44 WIB

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%

Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, telah menyerap 60% capex untuk teknologo informasi (TI) yang dianggarkan mencapai Rp 790 miliar di 2024

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

INDEKS BERITA

Terpopuler