Aturan Kendaraan Listrik Siap Terbit, Pelaku Usaha Masih Keberatan

Kamis, 25 Juli 2019 | 06:14 WIB
Aturan Kendaraan Listrik Siap Terbit, Pelaku Usaha Masih Keberatan
[]
Reporter: Agung Hidayat, Eldo Christoffel Rafael | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lama menjadi tarik ulur antar instansi maupun pelaku industri, aturan mobil listrik segera terbit. Pemerintah menjanjikan segera merilis peraturan pemerintah (PP) dan peraturan presiden (perpres) tentang kendaraan bermotor listrik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, rancangan aturan mobil listrik nyaris tuntas dan tidak ada ganjalan lagi. "Sekarang tidak lagi bicara bentuk. Kami mengelompokkan kendaraan menjadi tiga, yakni di bawah 3.000 cc, antara 3.000 cc-4.000 cc dan di atas 4.000 cc," ungkap Sri Mulyani, kemarin.

Demi memuluskan pengembangan mobil listrik di Tanah Air, pemerintah juga akan merevisi aturan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Ada pula insentif fiskal untuk kendaraan bermotor listrik dengan baterai.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan produsen manufaktur otomotif bisa memulai produksi kendaraan listrik pada tahun 2022. "Insentif PPnBM sudah konsultasi dengan DPR dan akan dirampungkan dalam waktu dekat," ungkap dia kepada KONTAN, kemarin.

Perpres mobil listrik digadang bisa mempercepat program kendaraan listrik untuk transportasi. Adapun PP mengatur pajak, klasifikasi dan emisi kendaraan.

Berdasarkan draf Perpres Kendaraan Listrik yang diperoleh KONTAN, ada sejumlah poin krusial tertuang di calon aturan ini. Yang paling disorot antara lain beleid tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), dan insentif pengembang kendaraan listrik (lihat tabel).

Ihwal persentase TKDN, misalnya, dinilai ketinggian. Komisaris PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Bobby Gafur Umar menyatakan, ketentuan TKDN yang tinggi justru menyulitkan program kendaraan listrik. Bukan hanya pemain baru, pemain lama pun bisa mandek. Padahal, "Mendatangkan investasi besar di awal itu sulit," kata dia.

Sebagai catatan, anak usaha BNBR, PT Bakrie Autoparts, menggandeng produsen mobil listrik asal China, BYD Auto untuk mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII) Prijono Sugiarto berpendapat, proyek mobil listrik idealnya dilakukan bertahap. Saat ini yang paling mungkin adalah kendaraan hybrid, lalu plug-in hybrid, dan selanjutnya pengembangan mobil listrik. "Sekarang produk berbasis listrik masih mahal," kata dia.

Industri otomotif lokal juga harus siap bergeser ke teknologi berbasis elektrik. Bagaimana dengan Astra? "Kami tentu siap," tandas Prijono.

Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo menilai, tahap awal sulit jika harus memulai dengan konten lokal. "CBU dulu. Kalau laku, tentu prinsipal bisa merencanakan produksi (lokal)," ungkap dia.

Meski begitu, industri merespons positif regulasi mobil listrik ini. "Kita akan tunggu terbit," kata Jongkie.

Bagikan

Berita Terbaru

Libur Akhir Pekan Setelah Bunga Turun, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 12 Desember 2025 | 05:47 WIB

Libur Akhir Pekan Setelah Bunga Turun, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini

Proyeksi The Fed berpotensi hanya menurunkan suku bunga sebanyak satu kali pada tahun 2026, cenderung mengecewakan harapan pasar. 

Pensiun Mini, Kebebasan Finansial dan Makna Hidup
| Jumat, 12 Desember 2025 | 05:10 WIB

Pensiun Mini, Kebebasan Finansial dan Makna Hidup

Penting untuk dipahami bahwa melakukan jeda bekerja bukan berarti kita menjauhkan diri dari penghasilan.

Potensi Klaim Akibat Bencana Sumatra Sudah Dekati Rp 1 Triliun
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:50 WIB

Potensi Klaim Akibat Bencana Sumatra Sudah Dekati Rp 1 Triliun

Berdasarkan pemantauan awal, OJK menyebut potensi klaim yang ditanggung industri asuransi sudah hampir mencapai Rp 1 triliun.

Kementerian LH Segel Lahan Tambang di Sumbar
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:48 WIB

Kementerian LH Segel Lahan Tambang di Sumbar

Penyegelan dilaksanakan setelah melakukan verifikasi lapangan dan menemukan bukaan tambang yang dibiarkan terbengkalai, tidak direklamasi

Proses Investasi Kilang Tuban Masih Mandek
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:45 WIB

Proses Investasi Kilang Tuban Masih Mandek

Proyek ini dikelola oleh Kilang Pertamina Internasional bersama Rosneft melalui perusahaan patungan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia

Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini (12/12)
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:45 WIB

Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini (12/12)

IHSG mengakumulasi pelemahan 0,23% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat total 21,76%.

Kelayakan Proyek DME Belum Jelas
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:43 WIB

Kelayakan Proyek DME Belum Jelas

Kajian investasi DME turut dibahas bersama Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi untuk mencari pola distribusi dan skema komersialisasi yang menarik.

Pro Kontra Besaran Denda Pelanggar Kawasan Hutan
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:40 WIB

Pro Kontra Besaran Denda Pelanggar Kawasan Hutan

Pengusaha meminta penjelasan metodologi perhitungan denda yang berbeda-beda karena dianggap tidak adil

Industri Penjaminan Berharap Bisa Bangkit Lewat Kredit Produktif
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:15 WIB

Industri Penjaminan Berharap Bisa Bangkit Lewat Kredit Produktif

Kredit produktif dan UMKM diharapkan bisa mengalir lebih deras seiring upaya pemerintah mendorong sektor tersebut. 

Reli Usai Pengendali Jual Habis Kepemilikan, KETR Dibayangi Aksi Backdoor Listing
| Kamis, 11 Desember 2025 | 19:52 WIB

Reli Usai Pengendali Jual Habis Kepemilikan, KETR Dibayangi Aksi Backdoor Listing

PT Bahtera Bintang Nusantara menjual seluruh 64.425.000 saham KETR yang dimilikinya pada periode 3–8 Desember 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler