Awas, Efek Penurunan Bunga Acuan ke IHSG Hanya Sementara

Jumat, 19 Juli 2019 | 05:14 WIB
Awas, Efek Penurunan Bunga Acuan ke IHSG Hanya Sementara
[]
Reporter: Aloysius Brama, Benedicta Prima, Irene Sugiharti | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sentimen yang mewarnai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pekan ini sudah terjawab. Kemarin, Bank Indonesia (BI) memutuskan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Pemangkasan ini telah lama dinanti pasar.

Kamis (18/7) kemarin, IHSG menguat 0,14% ke 6.403,29. Akibatnya secara year to date (ytd), IHSG menguat 3,37%. Meski begitu, dampak dari penurunan suku bunga, terhadap IHSG, menurut para analis, tidak akan berlangsung lama.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengakui, sentimen penurunan suku bunga memang positif. Namun, pelaku pasar tetap menunggu realisasi kinerja emiten setelah penurunan suku bunga. "Masih tunggu kinerja emiten, jadi sentimen suku bunga ke IHSG bersifat sementara," ujar dia.

Apalagi, menurut Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma, penurunan suku bunga BI hanya 25 bps. Ini sudah diprediksi oleh investor. "Karena hanya 25 basis poin jadi pelaku pasar sudah memprediksi, sehingga belum terlalu banyak pengaruh. Kalaupun ada pengaruhnya belum terlalu kuat," terang dia.

Apalagi menurut William masih ada risiko The Fed tidak menurunkan suku bunga. Bila demikian, bisa saja terjadi capital outflow. Indikasi ini mulai tampak. Meski IHSG naik, investor asing mencetak net sell Rp 309,78 miliar.

Apalagi, menurut Suria, BI berpotensi kembali menurunkan suku bunga di tahun ini. Akan ada penurunan bunga sebanyak 50-75 bps. Hal ini tentu akan memicu aksi profit taking investor asing.

Saat ini, Suria menyarankan pelaku pasar segera melihat hasil laporan keuangan emiten di semester I-2019. Pasalnya, menurut perkiraan dia, laporan keuangan emiten di kuartal II tidak akan lebih baik dari kuartal I.

Meski begitu, Suria menilai, pasca penurunan suku bunga, emiten perbankan, properti dan konstruksi akan menjadi emiten-emiten yang memiliki potensi untuk bertumbuh dengan baik di semester dua Kinerja emiten-emiten tersebut akan positif bila BI terus memangkas suku bunga hingga 0,50%–0,75%.

Head of Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang menambahkan, secara implisit, penurunan suku bunga ini memberi indikasi ke depan kondisi ekonomi Indonesia berpotensi mengalami turbulensi. "Bahkan bisa saja melemah, karena itu BI mengantisipasinya dengan menurunkan suku bunga," terang dia, Kamis (18/7).

Head of Research Ekuarto Swarna Sekuritas David Sutyanto juga mengatakan, ke depan pelaku pasar akan memantau kondisi Amerika Serikat yang bisa membuat arah pasar berbalik.

Secara fundamental, David maupun Edwin sepakat dampak penurunan suku bunga bagi kinerja emiten tidak akan dapat dirasakan langsung. "Penurunan suku bunga sebagai instrumen moneter, pengaruhnya bagi perusahaan agak lama," papar David.

Edwin menambahkan, dampak dari kinerja emiten dan pergerakan indeks akan berbeda dengan kebijakan fiskal yang langsung terasa saat ketok palu.

Oleh karena itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, selama masih terpengaruh penurunan suku bunga BI, IHSG akan bergerak stagnan di 6.350–6.450. Pasar juga menanti keputusan Fed.

"Tapi IHSG jangan terkoreksi menembus 6.324. Kalau tembus maka akan bearish," jelas Herditya. Kendati begitu, apabila tren IHSG menunjukkan peningkatan dan tembus 6.450, maka IHSG akan bergerak ke 6.500–6.600.

Bagikan

Berita Terbaru

Deflasi 2 Bulan Beruntun, Bagaimana Prospek Saat Ramadan?
| Senin, 03 Maret 2025 | 14:42 WIB

Deflasi 2 Bulan Beruntun, Bagaimana Prospek Saat Ramadan?

Pada Februari 2025, Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatatkan deflasi sebesar 0,48% dibandingkan bulan sebelumnya.

Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Catat Kenaikan Trafik Operasional di Awal 2025
| Senin, 03 Maret 2025 | 10:35 WIB

Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Catat Kenaikan Trafik Operasional di Awal 2025

Selain kinerja kargo, jumlah kunjungan kapal yang menepi ke dermaga-dermaga yang dikelola IPCC meningkat 11,6%

Waspada, Pelemahan Lanjutan Bursa Saham Berpotensi Berlanjut Hari Ini, Senin (3/3)
| Senin, 03 Maret 2025 | 08:02 WIB

Waspada, Pelemahan Lanjutan Bursa Saham Berpotensi Berlanjut Hari Ini, Senin (3/3)

Akumulasi jual investor asing sebelumnya sudah pernah terjadi beberapa kali dalam 10 tahun terakhir. 

BKSL Keluar dari Papan Pemantauan Khusus, Emiten Happy Hapsoro (MINA) Segera Menyusul
| Senin, 03 Maret 2025 | 08:00 WIB

BKSL Keluar dari Papan Pemantauan Khusus, Emiten Happy Hapsoro (MINA) Segera Menyusul

PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) akan keluar dari Papan Pemantauan Khusus setelah perdagangan tujuh hari bursa.

Kebijakan Pemerintah Membayangi Emiten Sektor Pertambangan
| Senin, 03 Maret 2025 | 07:56 WIB

Kebijakan Pemerintah Membayangi Emiten Sektor Pertambangan

Cuma, harga acuan pemerintah perlu menyesuaikan harga global. Jadi, perusahaan pertambangan bisa lebih kompetitif. 

ACES Mengintegrasikan ESG dengan Nama Baru
| Senin, 03 Maret 2025 | 07:43 WIB

ACES Mengintegrasikan ESG dengan Nama Baru

Lepas dari nama ACE Hardware yang disandang 29 tahun terakhir, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) punya arah baru.

Saham Pelat Merah Masih Betah di Zona Merah
| Senin, 03 Maret 2025 | 07:37 WIB

Saham Pelat Merah Masih Betah di Zona Merah

Akhir pekan lalu, indeks BUMN20 ada di level 306,93, turun 5% secara harian dan terkoreksi 13,15% sejak awal 2025.

Diskon Iuran JKK Menyasar Industri Padat Karya
| Senin, 03 Maret 2025 | 07:10 WIB

Diskon Iuran JKK Menyasar Industri Padat Karya

Pemberian potongan iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK) diharapkan bisa menekan angka pemutusan hubungan kerja (PHK).

Koreksi IHSG Paling Dalam Se-Asia Tenggara, Prospeknya Masih Suram di Pekan Ini
| Senin, 03 Maret 2025 | 06:30 WIB

Koreksi IHSG Paling Dalam Se-Asia Tenggara, Prospeknya Masih Suram di Pekan Ini

Pasar saham membutuhkan katalis positif yang signifikan untuk membalikkan tren bearish yang melanda IHSG

Rencana Pembelian SBN oleh BI Diragukan
| Senin, 03 Maret 2025 | 05:59 WIB

Rencana Pembelian SBN oleh BI Diragukan

Mengulik rencana Bank Indonesia (BI) membeli SBN di pasar sekunder untuk mendanai program 3 juta rumah

INDEKS BERITA

Terpopuler