Bank Pacu Bisnis Wealth Management

Kamis, 14 Februari 2019 | 07:25 WIB
Bank Pacu Bisnis Wealth Management
[]
Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasabah kaya menjadi target perbankan untuk menambah pundi-pundi pendanaan. Terutama di bisnis wealth management, yang digadang tumbuh dua digit sepanjang tahun 2019.

Senior Vice President Wealth Management Group Bank Mandiri Elina Wirjakusuma menargetkan pada tahun ini pengelolaan dana nasabah tajir dapat tumbuh 15% hingga 20% dibandingkan pencapaian tahun 2018. Hingga akhir 2018, dana kelola atau fund under management unit wealth management Bank Mandiri mencapai lebih dari Rp170 triliun. Yang digolongkan sebagai nasabah prioritas di bank berlogo pita emas ini harus memiliki fund under management minimal Rp 1 miliar.

Fund under management Bank Mandiri merupakan dana pihak ketiga (DPK) yang terdiri dari tabungan, deposito, dan tabungan. Fund under management ditopang asset under management (AUM), terdiri dari reksadana, surat berharga, maupun produk asuransi yang dijajakan di bank (bancassurance).

Agar target tahun ini bisa tercapai, Bank Mandiri akan fokus pada pertumbuhan produk investasi yang tingkat penetrasinya masih belum terlalu tinggi. Selain itu, Bank Mandiri mengaku akan melengkapi kebutuhan produk investasi pada kelas aset yang masih belum tergarap optimal seperti investasi alternatif di antaranya reksadana penyertaan terbatas (RDPT). "Kami juga memiliki penawaran referral Pengelolaan Dana Nasabah Individu untuk kebutuhan nasabah kaya yang memungkinkan mereka berinvestasi baik offshore maupun onshore," ujar Elina.

Bank BNI juga menargetkan pertumbuhan AUM wealth management sebesar Rp 17 triliun sepanjang 2019 atau sekitar 13%. Tahun lalu, AUM BNI Rp 128,4 triliun. Artinya tahun ini target AUM mencapai Rp 145 triliun.

General Manager Divisi Wealth Management BNI Neny Asriani mengatakan, BNI akan mengoptimalkan penjualan produk dan terus melakukan inovasi produk baru. "Nasabah pada tahun lalu juga tumbuh sebanyak 10.000 orang menjadi 76.900 nasabah," ujar Neny.

Selain menopang dana pihak ketiga (DPK), bisnis wealth management turut mendorong pendapatan berbasis komisi dari penjualan produk asuransi dan investasi. Bank dengan sandi saham BBNI ini mengkategorikan nasabah tajir bila menempatkan dana minimal Rp 500 juta.

Bila bank pelat merah mencapai target dengan mengoptimalkan produk investasi, bank asing memilih mengejar target dobel digit dengan meluncurkan produk digital.

Bank Commonwealth misalnya meluncurkan aplikasi CommBank SmartWealth. EVP Head of Wealth Management & Client Growth Commonwealth Bank Ivan Jaya menyebut, lewat aplikasi ini diharapkan AUM naik 15% hingga 20% sepanjang 2019. Per akhir 2018, dana kelolaan atau AUM Bank Commonwealth sekitar Rp 30 triliun.

Bambang Simarno, Managing Director & Head Wealth Management, Standard Chartered Bank Indonesia bilang, lewat produk baru Online Mutual Funds dan SmartGoals untuk nasabah prioritas bertransaksi reksadana secara online ini, target pertumbuhan jumlah nasabah prioritas sebesar 15%–20% di 2019.

Bagikan

Berita Terbaru

Setoran Pajak Masih Loyo, Target Berisiko Jebol
| Kamis, 20 November 2025 | 09:27 WIB

Setoran Pajak Masih Loyo, Target Berisiko Jebol

Hingga akhir Oktober 2025, realisasi penerimaan pajak tercatat masih terkontraksi 3,92%                         

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?
| Kamis, 20 November 2025 | 08:15 WIB

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?

Kinerja MBSS diprediksi membaik dengan penambahan kapal. Diversifikasi ke nikel dan utilisasi armada jadi sorotan.

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik
| Kamis, 20 November 2025 | 07:50 WIB

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik

Seiring rencana akuisisi dan pendirian anak usaha, ekspektasi terhadap saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) tetap terjaga. 

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham
| Kamis, 20 November 2025 | 07:34 WIB

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham

Saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji dampak penerapan redenominasi rupiah terhadap perdagangan saham.

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat
| Kamis, 20 November 2025 | 07:33 WIB

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat

Mulai tahun buku 2024, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA( telah menaikkan dividend payout ratio (DPR) menjadi 60%.

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium
| Kamis, 20 November 2025 | 07:32 WIB

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium

PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) akan mengoperasikan smelter aluminium fase pertama berkapasitas 500.000 ton per tahun

Setoran PNBP TINS Meningkat di Kuartal III
| Kamis, 20 November 2025 | 07:25 WIB

Setoran PNBP TINS Meningkat di Kuartal III

TINS tidak hanya menjalankan peran sebagai penghasil produk mineral strategis, tetapi juga memastikan  dampak nyata bagi negara.

DEPO Siapkan Strategi Bisnis di Tahun 2026
| Kamis, 20 November 2025 | 07:22 WIB

DEPO Siapkan Strategi Bisnis di Tahun 2026

Perseroan melihat momentum ini sebagai peluang untuk meningkatkan penjualan ritel bahan bangunan, sekaligus memperluas basis pelanggan.

Ubah Skema Pembayaran, Angkat Beban Pertamina & PLN
| Kamis, 20 November 2025 | 07:16 WIB

Ubah Skema Pembayaran, Angkat Beban Pertamina & PLN

Kebijakan ini barang tentu bisa memperbaiki arus kas Pertamina dan PLN, sekaligus mengurangi beban pembiayaan jangka pendek.

Bisnis Banyak Tantangan, United Tractors Tbk (UNTR) Revisi Target Penjualan
| Kamis, 20 November 2025 | 07:13 WIB

Bisnis Banyak Tantangan, United Tractors Tbk (UNTR) Revisi Target Penjualan

Ekspansi pada sektor pertambangan emas dan nikel maupun EBT akan jadi fokus UNTR ke depan lantaran memberikan ketahanan terhadap siklus batubara.

INDEKS BERITA

Terpopuler