Banyak Sentimen Positif, IHSG Bakal Melaju di Semester II

Senin, 01 Juli 2019 | 06:10 WIB
Banyak Sentimen Positif, IHSG Bakal Melaju di Semester II
[]
Reporter: Adrianus Octaviano, Aloysius Brama | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki paruh dua tahun ini, berbagai sentimen positif diyakini akan mendorong pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Pertama, penetapan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai pemenang pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum akan mengurangi risiko politik. Pelaku pasar akan mengamati pembentukan kabinet baru.

Pelaku pasar akan menilai apakah kabinet baru bisa memoles kondisi ekonomi menjadi lebih baik, termasuk mengatasi defisit akun berjalan. "Pelaku pasar tinggal melihat kebijakan pemerintahan dan susunan kabinet," ujar Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana.

Kedua, sentimen perang dagang masih akan mempengaruhi pergerakan pasar saham. Akhir pekan lalu, petinggi AS dan China sepakat kembali berunding terkait perang dagang.

Ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar saham. Apalagi, Presiden AS Donald Trump menegaskan tidak akan menaikkan lagi tarif impor atas produk China. Di sisi lain, China setuju membeli produk pertanian AS.

Tapi Analis Jasa Utama Capital, Chris Apriliony menilai, pelaku pasar masih harus berhati-hati sampai negosiasi AS dan China benar-benar tuntas. "Sebelum ini tiap pertemuan menunjukkan perdamaian dari perang dagang, tapi akhirnya dua belah pihak tetap mempertahankan egonya," tandas Chris.

Ketiga, kebijakan suku bunga. Para analis meyakini, suku bunga setidaknya akan turun satu kali tahun ini. Ini akan menjadi stimulus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan bunga yang lebih rendah.

Keempat, keputusan Standard & Poors (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia ke BBB. S&P juga menyematkan prospek stabil.

Ini berbeda dengan semester satu yang dipengaruhi banyak sentimen negatif. Jumat lalu (28/6), semisal, IHSG ditutup di 6.358,63, menguat 2,65% sejak awal tahun. Padahal, IHSG sempat menguat di 6.547,88 di enam bulan pertama tahun ini.

Indeks saham bahkan sempat merosot di Mei lalu. Saat itu, IHSG sempat anjlok hingga 5.826,87. Tekanan pada IHSG terutama berasal dari sentimen eksternal. Di antaranya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menuturkan, sentimen negatif perang dagang memberi tekanan yang cukup besar di pasar saham. Ancaman perlambatan ekonomi global juga mempengaruhi indeks. World Bank memangkas pertumbuhan ekonomi dunia jadi 2,6% dari 2,9%. Pelaku pasar juga mewaspadai perubahan kebijakan suku bunga AS.

Ini membuat investor melakukan risk aversion, menarik dana dari pasar saham, yang dianggap berisiko tinggi.

Kini urusan politik dalam negeri usai. Wawan dan Frederik optimistis IHSG akan menguat. Hitungan Wawan, IHSG bisa mencapai 6.800.Proyeksi Frederick, IHSG naik ke 6.700. Mereka menyarankan investor mengamati saham big caps, keuangan, dan barang konsumen.

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi Jumbo di Pasar Negosiasi, GIC Jual Seluruh Kepemilikannya di EMTK & BUKA
| Senin, 24 Februari 2025 | 20:49 WIB

Transaksi Jumbo di Pasar Negosiasi, GIC Jual Seluruh Kepemilikannya di EMTK & BUKA

Merujuk data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 31 Januari 2025, kepemilikan GIC di EMTK berjumlah 4.290.909.100 saham (6,99%).

Transaksi IIMS 2025 Meningkat, Ini Penjualan Mobil Nasional Dalam 8 Tahun Terakhir
| Senin, 24 Februari 2025 | 15:02 WIB

Transaksi IIMS 2025 Meningkat, Ini Penjualan Mobil Nasional Dalam 8 Tahun Terakhir

Nilai transaksi pada IIMS 2025 naik 3,2% menjadi Rp 6,91 triliun dari Rp 6,7 triliun pada tahun lalu.

Jadi Tujuan Ekspor CPO Utama, Rencana Kenaikan Pajak Impor India Bisa Menyusahkan
| Senin, 24 Februari 2025 | 13:07 WIB

Jadi Tujuan Ekspor CPO Utama, Rencana Kenaikan Pajak Impor India Bisa Menyusahkan

Berdasarkan data BPS, India telah menjadi importir utama minyak sawit atau CPO Indonesia sejak tahun 2012.

Paling Moncer di LQ45 Pekan Lalu, Ini 10 Besar Investor Asing Pemilik Saham AMMN
| Senin, 24 Februari 2025 | 11:28 WIB

Paling Moncer di LQ45 Pekan Lalu, Ini 10 Besar Investor Asing Pemilik Saham AMMN

Vanguar Group menjadi investor institusi asing yang paling banyak mendekap saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Realisasi Penyaluran KUR Mencapai Rp 7 Triliun
| Senin, 24 Februari 2025 | 09:21 WIB

Realisasi Penyaluran KUR Mencapai Rp 7 Triliun

Pemerintah menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR sebesar Rp 300 triliun pada tahun ini

Asing Masuk Rp 7,58 Triliun di Pekan Ketiga Februari
| Senin, 24 Februari 2025 | 09:01 WIB

Asing Masuk Rp 7,58 Triliun di Pekan Ketiga Februari

Aliran modal asing masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) dan ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Dana Pensiun Guru AS dan JP Morgan Paling Banyak Borong Saham TLKM, Intip Prospeknya
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:27 WIB

Dana Pensiun Guru AS dan JP Morgan Paling Banyak Borong Saham TLKM, Intip Prospeknya

Salah satu tantangan yang dihadapi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) adalah pertumbuhan average revenue per user (ARPU).

Jangan Tebang Pilih Efisiensi Anggaran
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:16 WIB

Jangan Tebang Pilih Efisiensi Anggaran

Pemerintah berencana mengembalikan dana sebesar Rp 58 triliun kepada 17 kementerian dan lembaga (K/L)

Kepemilikan SBN oleh BI Bakal Makin Besar
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:07 WIB

Kepemilikan SBN oleh BI Bakal Makin Besar

Menilik efek dari rencana Bank Indonesia menjadi pembeli surat berharga negara (SBN) untuk mendanai program 3 juta rumah

Membedah Bisnis Internet Rakyat WIFI, Kolaborasi Bareng Arsari Group Milik Hashim
| Senin, 24 Februari 2025 | 07:35 WIB

Membedah Bisnis Internet Rakyat WIFI, Kolaborasi Bareng Arsari Group Milik Hashim

Khusus di 2025 PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menargetkan bisa membangun fasilitas ke tiga juta hingga lima juta rumah tangga.

INDEKS BERITA

Terpopuler