KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kongsi perusahaan tambang asal Prancis, Eramet SA dengan perusahaan kimia asal Jerman, BASF hengkang dari proyek hilirisasi nikel di di kawasan Teluk Weda Bay, Maluku Utara.
Semula kongsi kedua perusahaan ini sepakat membangun pabrik pemurnian (smelter) nikel dengan teknologi high pressure acid leach (HPAL). Pabrik ini akan menghasilkan mixed hydroxide precipitates (MHP) yang menjadi salah satu bahan dasar kendaraan listrik.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.