Bayan Resources Memfokuskan Peningkatan Infrastruktur Pertambangan Batubara

Kamis, 20 Juni 2019 | 10:14 WIB
Bayan Resources Memfokuskan Peningkatan Infrastruktur Pertambangan Batubara
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal pertama tahun ini, PT Bayan Resources Tbk mencatatkan volume produksi batubara sebesar 7,5 juta ton. Angka itu terbilang rendah, yaitu setara 21%–23% dari target di sepanjang 2019 yang berkisar 32 juta hingga 36 juta ton.

Untuk memaksimalkan produksi, manajemen Bayan Resources menggenjot pengembangan infrastruktur tambang di wilayah Kalimantan Timur. Salah satu strateginya adalah membangun jalan sekitar 100 kilometer (km) menuju Sungai Mahakam.

Emiten berkode saham BYAN di Bursa Efek Indonesia ini juga berencana menambah instalasi pemuat kapal atau ship loader kedua di Balikpapan Coal Terminal (BCT). Maklumlah, saat ini BYAN baru memiliki satu ship loader dengan kapasitas 4.000 metrik ton per jam.

Kami meningkatkan kapasitas muatan batubara menjadi 8.000 metrik ton per jam, sebelumnya 4.000 metrik ton per jam, ungkap Direktur BYAN, Jenny Quantero, usai paparan publik, Rabu (19/6).

Selain di Balikpapan Coal Terminal, BYAN bakal menambah ship loader di dermaga Senyiur, Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang melayani pengiriman batubara mereka. Usai menuntaskan penambahan kapasitas, total kapasitas terpasang BYAN bisa sesuai dengan produksi tahunan atau sekitar 30 juta ton batubara.

Untuk mendukung pembangunan infrastruktur tambang tersebut, BYAN sudah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 100 juta hingga senilai US$ 130 juta. Seluruh dana belanja modal bersumber dari kas internal, imbuh Jenny.

Untuk kuartal pertama tahun ini, BYAN mengalokasikan belanja modal US$ 48,3 juta. Adapun realisasinya sebesar US$ 11,1 juta.

Jenny menjelaskan, dari realisasi produksi batubara di kuartal I-2019 sebanyak 7,5 juta ton, konsesi Tabang menyumbang 6 juta ton, Teguh Sinar Badai berkontribusi 0,7 juta ton, Perkasa Inakakerta 0,3 juta ton, Wahana Baratama Mining 0,3 juta ton, dan Gunung Bayan 0,2 juta ton.

Meski realisasi masih rendah, hingga Maret tahun ini BYAN sudah mengantongi komitmen kontrak jual beli sebanyak 31 juta ton batubara. Dari jumlah itu, sebanyak 56% produksi akan dijual dengan menggunakan harga tetap. Sementara harga jual rata-rata batubara BYAN saat ini sebesar US$ 46 hingga US$ 48 per ton.

BYAN menjual mayoritas batubaranya ke pasar ekspor. Perinciannya, pasar India menyerap 31%, China sebesar 15%, Malaysia sebesar 14%, Filipina 15%, Korea 9% dan negara lainnya sebesar 11%.

Sementara penjualan ke pasar domestik hanya 5% dari total penjualan. Meski begitu, BYAN berkomitmen memenuhi ketentuan memasok batubara ke pasar domestik atawa domestic market obligation (DMO) sebesar 25% melalui transfer kuota. "Sebesar 80% produksi batubara kami memiliki kalori 4.200 kcal per kg," kata Jenny, kemarin.

Hingga akhir tahun ini, BYAN mengincar pendapatan US$ 1,5 miliar hingga US$ 1,8 miliar. Nilai tersebut meningkat 12,5% dari realisasi pendapatan tahun lalu yang senilai US$ 1, 68 miliar.

Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) kemarin, BYAN menyetujui pembagian dividen senilai total US$ 300 juta atau 59% dari total laba tahun lalu. Rapat tadi menyetujui pembagian dividen sebesar US$ 300 juta setara US$ 0,09 per saham, tutur Jenny.

Hingga kuartal pertama tahun ini, BYAN mengantongi pendapatan US$ 365,41 juta, turun 10,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 408,00 juta.

Beban pendapatan mereka juga naik 5,54% year on year (yoy) menjadi US$ 211,96 juta di kuartal pertama tahun ini.Adapun laba bersih Bayan Resources selama tiga bulan pertama tahun ini menyusut 30,85% dari US$ 121,82 juta menjadi US$ 84,23 juta.

Jenny mengemukakan penurunan kinerja keuangan pada kuartal pertama tahun ini dipengaruhi beberapa faktor, termasuk faktor cuaca. Karena ada musim kemarau yang panjang sehingga turut mempengaruhi batubara yang akan dikeluarkan melalui tongkang dari sungai-sungai. Semoga ke depan kami bisa mengejar ketertinggalan proses produksi, kata Jenny.

Bagikan

Berita Terbaru

Kapuspenkum Kejaksaan Agung: Pidsus (Jampidsus) Sedang Menelaah Kimia Farma (KAEF)
| Minggu, 29 Juni 2025 | 22:34 WIB

Kapuspenkum Kejaksaan Agung: Pidsus (Jampidsus) Sedang Menelaah Kimia Farma (KAEF)

​Rugi tahun berjalan KAEF membengkak 679,93% di tahun 2023 menjadi Rp 1,48 triliun dari semula Rp 190,47 miliar.

Pertumbuhan Kinerja Unilever (UNVR) Masih Dibayangi Pelemahan Daya Beli & Aksi Boikot
| Minggu, 29 Juni 2025 | 22:07 WIB

Pertumbuhan Kinerja Unilever (UNVR) Masih Dibayangi Pelemahan Daya Beli & Aksi Boikot

CGS International memproyeksikan pertumbuhan laba bersih tahunan UNVR di kuartal III-2025 sebagian karena basis yang rendah di kuartal III-2024.

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce
| Minggu, 29 Juni 2025 | 11:00 WIB

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce

Tren grocery delivery meningkatkan kebutuhan cold chain logistics. Lalu, seperti apa potensi pasar industri ini?   

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:17 WIB

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (29 Juni 2025) Rp 1.907.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,70% jika menjual hari ini.

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:00 WIB

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain

Pendapatan premi dari tangan-tangan agen asuransi terus susut seiring dengan perkembangan teknologi digital.        

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas
| Minggu, 29 Juni 2025 | 09:00 WIB

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas

Membedakan kelas miskin, menengah dan kaya, bukan dari penghasilannya saja, tapi juga dari pengeluarannya.

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak
| Minggu, 29 Juni 2025 | 08:05 WIB

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak

Agar cuan, alih-alih boncos. Cermati syarat serta ketentuan fee, sebelum menggunakan "pinjaman modal" dari sekuritas.

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

INDEKS BERITA

Terpopuler