Bayar Tagihan Ekologis

Selasa, 30 Desember 2025 | 07:02 WIB
Bayar Tagihan Ekologis
[ILUSTRASI. Asnil Bambani Amri (KONTAN/Indra Surya)]
Asnil Bambani | Senior Editor

KONTAN.COID - JAKARTA. Banjir bandang yang berulang di Sumatera dan wilayah lainnya bukanlah sekadar peristiwa alam. Ini penanda kegagalan tata kelola sumber daya alam di sektor perkebunan dan pertambangan. Hutan yang menjadi penyangga ekologis justru tak lagi berfungsi saat hujan datang.

Belakangan, barulah ada pengakuan bencana terjadi karena perubahan lanskap ekologis. Aksi babat hutan, ekspansi sawit serta maraknya tambang menjadi sumber petaka. Dalam perspektif ekologi politik, ini adalah manufactured risk, risiko yang diproduksi sistem ekonomi itu sendiri.

Ulrich Beck, dalam bukunya Risk Society: Towards a New Modernity (1992), menjelaskan bahwa masyarakat modern akrab dengan risiko yang diciptakan oleh keputusan industri dan kebijakan pembangunan. Banjir bandang di Sumatera contohnya.

Risiko ekologis tak lagi datang dari alam semata, melainkan dari cara manusia, terutama korporasi yang mengelola alam demi cuan. Namun korporasi kerap mengklaim telah menerapkan keberlanjutan. Sertifikasi, laporan ESG dan komitmen net zero dipamerkan sebagai bukti tanggung jawab lingkungan. Namun di lapangan, pembabatan hutan, pengeringan gambut, dan pengupasan tanah untuk tambang masih berlangsung.

Oleh John Elkington disebut sebagai kegagalan triple bottom line, ketika keuntungan (profit) diutamakan, dan aspek lingkungan (planet) dan sosial (people) hanya menjadi pelengkap narasi belaka.

Secara teoritik, pembangunan berkelanjutan mensyaratkan kehati-hatian struktural. Almarhum Faisal Basri, ekonom kawakan semasa hidupnya berulang kali mengingatkan, kita tentang ekspansi sawit da pertambangan yang mengabaikan keberlanjutan.

Eksploitasi alam melampaui kemampuan regenerasi alamiahya harus kita bayar lebih. Dibayar dengan banjir bandang, da ini merupakan bentuk "tagihan ekologis" yang jatuh tempo.

Oleh karena itu, penerapan kebijakan keberlanjutan di sektor perkebunan dan pertambangan tak cukup bersifat sukarela (voluntary compliance). Ia harus diperketat, mengikat, diaudit dan penegakan hukumnya harus konsisten. Negara tak bisa terus menyerahkan perlindungan lingkungan pada mekanisme pasar atau komitmen korporasi di atas kertas semata.

Jangan sampai terulang, korporasi yang ambil cuannya, rakyat yang bayar tagihan ekologinya!.

Selanjutnya: Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting

Bagikan

Berita Terbaru

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:12 WIB

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026

Di sejumlah negara dengan pendekatan populis yang kuat, peran pemerintah melalui jalur fiskal begitu kuat, mengalahkan peran ekonomi swasta.

Bayar Tagihan Ekologis
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:02 WIB

Bayar Tagihan Ekologis

Penerapan kebijakan keberlanjutan di sektor perkebunan dan pertambangan tak cukup bersifat sukarela (voluntary compliance).

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:06 WIB

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting

ESDM mencatat, realisasi lifting minyak hingga akhir November 2025 berada di kisaran 610.000 bph, naik dari capaian 2024 yang sekitar 580.000 bph.

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:05 WIB

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki

Di sepanjang tahun 2025, kinerja saham emiten properti terus melaju. Alhasil, indeks saham emiten properti ikut terdongkrak.

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:01 WIB

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan

Sektor mineral dan batubara turut menopang anggaran negara melalui setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara

Fokus utama PRDA diarahkan pada pengembangan layanan kesehatan masa depan, terutama di bidang terapi regeneratif 

Strategi Telkom (TLKM): ARPU Stabil, Restrukturisasi Aset Demi Pertumbuhan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Strategi Telkom (TLKM): ARPU Stabil, Restrukturisasi Aset Demi Pertumbuhan

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berfokus pada restrukturisasi bisnis dan efisiensi untuk menggenjot kinerja

Metrodata Electronics (MTDL) Mengembangkan Platform Kecerdasan Buatan (AI)
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:55 WIB

Metrodata Electronics (MTDL) Mengembangkan Platform Kecerdasan Buatan (AI)

Kehadiran platform Megarock akan memperkuat segmen solusi dan konsultasi PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL).

Perbaikan Jaringan Listrik & Komunikasi
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:53 WIB

Perbaikan Jaringan Listrik & Komunikasi

Pratikno menyebut pengiriman berbagai bantuan alat berat terus diperluas pengoperasiannya ke titik-titik terdampak.

YLKI: Usut Penyebab Kapal Putri Sakinah Tenggelam
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:50 WIB

YLKI: Usut Penyebab Kapal Putri Sakinah Tenggelam

YLKI menekankan, konsumen berhak mendapatkan informasi yang transparan mengenai kondisi cuaca sebelum keberangkatan.

INDEKS BERITA

Terpopuler