Beijing Siapkan Intervensi, Harga Batubara Kokas di China Makin Tenggelam

Rabu, 20 Oktober 2021 | 11:12 WIB
Beijing Siapkan Intervensi, Harga Batubara Kokas di China Makin Tenggelam
[ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas di depan pembangkit berbahan batubara di Shanghai, China, 14 Oktober 2021. REUTERS/Aly Song]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Harga batubara kokas dan kontrak berjangka kokas di China turun 9% hingga menyentuh batas perdagangan harian pada pembukaan perdagangan Rabu (20/10). Harga melandai setelah lembaga perencana ekonomi di Tiongkok menyatakan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menormalkan kembali pasar batubara.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (KPRN), Selasa (19/10) malam, mengatakan akan membawa harga batubara kembali ke kisaran yang wajar. Lembaga itu juga berniat menindak setiap penyimpangan yang mengganggu ketertiban pasar atau spekulasi jahat pada batubara termal berjangka.

Batubara termal berjangka di Bursa Komoditas Zhengzhou, dan batubara kokas dan kokas di Bursa Komoditas Dalian telah jatuh dalam perdagangan pada Selasa malam.

Harga batu bara kokas yang paling aktif diperdagangkan, untuk pengiriman Januari, mencapai 3.442 yuan ($538,58) per ton setelah menyentuh batas bawah. Harga kokas turun menjadi 4.039 yuan per ton.

Baca Juga: Harga minyak makin panas di tengah pasokan yang stabil

Harga batu bara kokas dan kokas masing-masing turun 89% dan 70%, sejak akhir Juni.

Penurunan harga bahan baku juga mendorong penurunan harga baja di Shanghai Futures Exchange. Rebar bahan konstruksi turun 1,5% menjadi 5.382 yuan per ton pada perdagangan Rabu pagi.

Kumparan canai panas, yang digunakan di mobil dan peralatan rumah tangga, turun 1,8% menjadi 5.590 yuan per ton.

Kontrak pengiriman besi tahan karat untuk November turun 2,5% menjadi 20.050 yuan per ton.

Sedang kontrak berjangka bijih besi di bursa Dalian, yang merupakan kontrak acuan,  melonjak 1,5% menjadi 717 yuan per ton.

Harga bijih besi kadar 62% di pasar spot senilai US$ 123 per ton pada hari Selasa, tidak berubah dari harga di sesi sebelumnya, menurut konsultan SteelHome.

Selanjutnya: IMF Pangkas Prospek Ekonomi Asia, ASEAN Diprediksi Masih Hadapi Tantangan Berat Covid

 

Bagikan

Berita Terbaru

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 09:13 WIB

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026

Saham TLKM tertekan jelang tutup tahun, namun analis melihat harapan dari FMC dan disiplin biaya untuk kinerja positif di 2026.

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:43 WIB

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis

Simak wawancara KONTAN dengan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani soal siklon tropis yang kerap terjadi di Indonesia dan perubahan iklim.

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:19 WIB

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue

Menjelang tutup tahun 2025, sejumlah emiten gencar mencari pendanaan lewat rights issue. Pada 2026, aksi rights issue diperkirakan semakin ramai.

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:11 WIB

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi

Menjelang libur akhir tahun 2025, transaksi perdagangan saham di BEI diproyeksi cenderung sepi. Volatilitas IHSG pun diperkirakan akan rendah. 

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:05 WIB

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic

Bagi yang tidak setuju merger, MORA menyediakan mekanisme pembelian kembali (buyback) dengan harga Rp 432 per saham.

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:58 WIB

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026

Restitusi pajak yang tinggi, menekan penerimaan negara pada awal tahun mendatang.                          

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:53 WIB

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban

Mandiri Business Survey 2025 ungkap mayoritas UKM alami omzet stagnan atau memburuk. Tantangan persaingan dan daya beli jadi penyebab. 

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:43 WIB

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap

Pola serapan belanja daerah yang tertahan mencerminkan lemahnya tatakelola fiskal daerah.                          

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:41 WIB

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara

Target penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) untuk tahun fiskal 2026 dipatok di angka 4.300 unit.

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:32 WIB

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan

kendaraan dengan trailer atau gandengan, serta angkutan yang membawa hasil galian, tambang, dan bahan bangunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler