Berbenah Menghadapi Gig Economy

Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:40 WIB
Berbenah Menghadapi Gig Economy
[ILUSTRASI. Sebanyak 80 Mitra Perempuan Srikandi dan 2.025 mitra driver Gojek melakukan konvoi untuk merayakan Hari Ulang Tahun Ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta (17/8). Kegiatan ini berhasil mencetak rekor MURI untuk konvoi driver ojol terbanyak dalam sejarah Indonesia. Aksi ini menjadi simbol kemitraan Gojek yang dibangun atas kepercayaan, kebersamaan dan rasa solidaritas yang tinggi. (Foto Dok. Gojek)]
Lana Soelistianingsih | Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia?

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Istilah gig economy semakin populer, tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global. Istilah ini biasanya digunakan dalam pertunjukan musik jazz solo, kemudian diadopsi dan menjadi populer di tengah situasi pasar tenaga kerja yang semakin rentan dengan gempuran teknologi yang mendisrupsi tenaga kerja manusia, sehingga banyak orang bekerja secara mandiri. Pada dasarnya gig adalah situasi dimana tenaga kerja tetap bekerja apapun asalkan mendapatkan upah/pendapatan. Umumnya mereka bekerja di sektor informal karena terbatasnya pekerjaan formal. Pada sebagian generasi muda, pekerjaan mandiri saat ini justru sangat diminati karena sifat pekerjaannya yang fleksibel dari sisi waktu maupun tempat. Beberapa jenis pekerjaan dalam gig economy yaitu pekerjaan berbasis penulisan, berbasis kreativitas, administrasi, informasi teknologi dan jasa termasuk jasa pengemudi online, pengantar makanan dan pekerja rumah tangga. 

Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Mei 2025 mengumumkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun dari 4,91% pada Agustus 2024, menjadi 4,76% pada Februari 2025, bahkan turun signifikan dari Februari 2024 yang tercatat 4,82%. Sementara untuk tingkat setengah pengangguran tercatat 8%. Setengah pengangguran adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu. Dalam catatan BPS, ada serapan tenaga kerja baru yang cukup signifikan sebesar 3,59 juta dalam setahun tersebut. Lapangan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja baru adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan sepeda motor yang mencapai 0,98 juta. Di balik kenaikan serapan tenaga kerja baru, survei BPS juga menunjukkan kenaikan ini lebih banyak terserap dari sektor informal dibandingkan formal. Bekerja di sektor formal atau dikatakan "bekerja tetap" menjadi "impian" dari tenaga kerja dibandingkan bekerja di sektor informal atau yang disebut sebagai "tetap bekerja."

Baca Juga: Saatnya Membersihkan Bursa Efek Gorengan

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan? Masuk
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi
| Jumat, 07 November 2025 | 07:05 WIB

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi

Sektor bisnis yang paling banyak menyerap produk elevator Shanghai Mitsubishi datang dari rumah pribadi dan bisnis rumah toko (ruko) 

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini
| Jumat, 07 November 2025 | 06:51 WIB

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini

Pendapatan dan laba emiten otomotif dan komponen masih lemah di sepanjang Sembilan bulan tahun 2025. ​

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:48 WIB

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan

Per September 2025 utang bank jangka pendek PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melonjak hingga 58%.

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun
| Jumat, 07 November 2025 | 06:45 WIB

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun

Hingga kuartal III-2025, PYFA tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun, meningkat 77,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri
| Jumat, 07 November 2025 | 06:43 WIB

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri

Tak hanya aliran dana ke saham-saham yang mejeng di indeks MSCI, efek domino dari reblancing juga akan menjalar ke kepemilikan saham.

Kinerja Emiten Semen Masih Belum Kokoh
| Jumat, 07 November 2025 | 06:36 WIB

Kinerja Emiten Semen Masih Belum Kokoh

Pelemahan daya beli dan penurunan permintaan menggerus penjualan dan margin laba bersih emiten semen

IPO Sukses, Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB) Geber Ekspansi
| Jumat, 07 November 2025 | 06:32 WIB

IPO Sukses, Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB) Geber Ekspansi

Pada debut perdananya, harga saham PJHB langsung menyentuh auto reject atas (ARA), atau melonjak 24,85% 

Diskon Tarif Jalan Tol Berlaku di Momen Nataru
| Jumat, 07 November 2025 | 06:30 WIB

Diskon Tarif Jalan Tol Berlaku di Momen Nataru

Pemerintah telah melakukan diskusi dengan pelaku badan usaha jalan tol (BUJT) sejak Oktober 2025 terkait pemberian diskon di periode Nataru

Masih Tertekan, Investor Aset Kripto Memilih Berhati-hati
| Jumat, 07 November 2025 | 06:30 WIB

Masih Tertekan, Investor Aset Kripto Memilih Berhati-hati

Harga bitcoin terus melemah. Mengutip Coinmarketcap, harga bitcoin berada di level US$ 103.255 pada Kamis (6/11), turun 4,21% dalam sepekan

Update Realisasi Penyaluran KUR Perumahan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:30 WIB

Update Realisasi Penyaluran KUR Perumahan

Dua minggu sejak diluncurkan pada 21 Oktober lalu, kredit program pemerintah sudah disalurkan sebesar Rp 267,1 miliar. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler