Bergizi dan Transparan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sembilan bulan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis, kasus keracunan masih saja terjadi. Pekan lalu, beberapa kasus keracunan terkait hidangan MBG terjadi nyaris berbarengan. Tercatat 110 siswa keracunan di SMAN 2 Wonogiri, lalu ada sekitar 200 siswa sebuah SMK di Sukabumi yang mual, muntah, pusing, diare setelah MBG, lantas 37 siswa dan santri di Pamekasan mengalami hal serupa.
Jika ditelusur, kasus keracunan hidangan MBG sudah terjadi sejak awal pelaksanaan dan terus terjadi. Lantaran kasus keracunan telah berulangkali, hal ini menunjukkan potensi adanya celah dalam sistem pengadaan makanan: mulai dari pengadaan bahan baku yang tidak memenuhi standar, penyimpanan kurang layak, distribusi yang tidak higienis, hingga penyajian hidangan yang sudah basi.
Ironisnya, korban dugaan keracunan tidak punya saluran pengaduan ke instansi terkait. Program sebesar MBG dengan alokasi anggaran tahun ini berkisar Rp 71 triliun, ternyata tak menyediakan jalur untuk pengaduan maupun masukan dari masyarakat sebagai konsumennya. Bahkan, waktu awal-awal pelaksanaan, ada pula larangan untuk memotret menu MBG. Padahal, lazimnya orang Indonesia yang familiar dengan hape dan medsos, waktu kulineran pun yang pertama dilakukan adalah ambil foto makanan.
Memotret menu MBG yang didapat dan penyediaan jalur pengaduan, adalah dua hal sederhana yang bisa menjadi mekanisme kontrol proyek makan raksasa ini.
MBG sendiri diklaim telah melibatkan lebih dari 6.435 UMKM, dalam rantai pasok bahan baku, dari petani, nelayan, peternak, hingga pengolah dan penyedia jasa katering. Program ini punya 5.103 SPPG di seluruh Indonesia.
Mitra dan pemasok bakal bertambah jika jangkauan MBG meluas. Hal ini idealnya menggerakkan ekonomi, seperti cita-cita Pemerintah sekarang. Tapi transparansi harus dijaga – mulai data penerima, daftar mitra penyedia, standar mutu bahan, penyediaan kanal pengaduan menu dan keluhan.
Jadi, pihak berwenang seharusnya menggelar data lengkap dan ter-update, serta memastikan kontrol keamanan pangan yang dikonsumsi anak-anak kita. Memang ada banyak dapur MBG yang amanah, menyediakan makanan bergizi yang aman. Namun, sudah semestinya pula, kasus keracunan dipublikasikan, agar masyarakat bisa turut mengawasi.
Jangan lupa, bahwa program MBG ini sebenarnya tidak gratis, karena dibiayai oleh duit masyarakat.