Berisi Saham dengan Kapitalisasi Pasar Besar, Indeks IDX80 Lebih Rentan

Rabu, 29 Mei 2019 | 06:10 WIB
Berisi Saham dengan Kapitalisasi Pasar Besar, Indeks IDX80 Lebih Rentan
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis evaluasi minor atas saham dalam indeks IDX80 pada 25 April 2019. Dalam evaluasi ini, BEI melakukan penyesuaian jumlah saham untuk indeks dari masing-masing saham konstituen.

Evaluasi tersebut dilakukan berdasarkan perhitungan kapitalisasi pasar free float sebaga bobot serta mengenakan batasan bobot satu saham dalam indeks paling tinggi 9%.

Hasil evaluasi menunjukkan, ada 21 saham yang jumlah saham untuk indeks megalami perubahan.  Dari jumlah tersebut, ada 17 saham yang jumlah saham untuk indeks mengalami kenaikan.

Saham PT Astra International (ASII), misalnya, jumlah saham yang diperhitungkan untuk indeks menjadi 18,25 miliar saham dari sebelumnya 17,76 miliar saham. Sehingga, rasio free float saham ASII menjadi 45,09%.

 Kemudian, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang diperhitungkan untuk indeks juga berkurang dari 5,51 miliar menjadi 5,00 miliar. Dengan begitu, rasio free float BBCA menjadi 45%.

Jumlah saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang diperitungkan untuk IDX80 juga berkurang dari 38,57 miliar saham menjadi 31,78 miliar saham. Sementara jumlah saham Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang diperhitungkan untuk indeks turun signifikan dari 2,57 miliar saham menjadi 664 juta saham.

Sejak evaluasi minor berlaku pada awal Mei 2019 hingga kemarin (28/5), pergerakan indeks IDX80 terus turun. Bahkan sejak berlakunya evaluasi minor, indeks IDX80 telah turun 8,23% ke 133,39.

Penurunan tersebut jauh lebih rendah dari penurunan IHSG dan LQ45 di periode yang sama. Selama hampir sebulan, IHSG turun 6,54% ke 6.033,14. Sementara indeks LQ45 turun 7,31% ke 944,86.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, indeks IDX80 turun tajam karena indeks tersebut berisi saham dengan kapitalisasi besar. Akibatnya, ketika terjadi goncangan di pasar, maka indeks IDX80 menjadi indeks paling cepat terpengaruh.

 "Yang memengaruhi IDX80 dan IHSG hampir sama, hanya bedanya anggota IDX80 lebih likuid dan melihat free float saham," ujar dia, kemarin.

Sementara itu, menurut Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama, indeks IDX80 bergerak turun juga lantaran sentimen dari pasar secara global dan domestik, sehingga investor wait and see.

 "Misalnya saja perang dagang yang berkepanjangan membuat investor profit taking sehingga saham terkoreksi," jelas dia.

Emiten dengan rasio free float yang besar mengalami koreksi cukup dalam karena sahamnya sudah naik cukup tinggi. Tak heran potensi turunnya juga besar.

Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo menjelaskan, faktor lain yang membuat free float saham berubah adalah aksi korporasi. Misal, April lalu Bank Jepang MUFG Ltd mengakuisisi BDMN sebanyak 5,17 miliar saham.

Sehingga pada 31 Maret 2019 jumlah saham BDMN yang sebelumnya 26,17% atau 2,50 miliar saham menyusut 6,02% atau 576 juta saham pada April 2019.

Aksi korporasi tersebut membuat saham yang beredar di publik berkurang. "Perubahan ini harus dicermati oleh investor karena sahamnya menarik dengan potensi kinerja yang baik ke depannya," pendapat Praska.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:06 WIB

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting

ESDM mencatat, realisasi lifting minyak hingga akhir November 2025 berada di kisaran 610.000 bph, naik dari capaian 2024 yang sekitar 580.000 bph.

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:05 WIB

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki

Di sepanjang tahun 2025, kinerja saham emiten properti terus melaju. Alhasil, indeks saham emiten properti ikut terdongkrak.

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:01 WIB

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan

Sektor mineral dan batubara turut menopang anggaran negara melalui setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara

Fokus utama PRDA diarahkan pada pengembangan layanan kesehatan masa depan, terutama di bidang terapi regeneratif 

Strategi Telkom (TLKM): ARPU Stabil, Restrukturisasi Aset Demi Pertumbuhan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Strategi Telkom (TLKM): ARPU Stabil, Restrukturisasi Aset Demi Pertumbuhan

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berfokus pada restrukturisasi bisnis dan efisiensi untuk menggenjot kinerja

Metrodata Electronics (MTDL) Mengembangkan Platform Kecerdasan Buatan (AI)
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:55 WIB

Metrodata Electronics (MTDL) Mengembangkan Platform Kecerdasan Buatan (AI)

Kehadiran platform Megarock akan memperkuat segmen solusi dan konsultasi PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL).

Perbaikan Jaringan Listrik & Komunikasi
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:53 WIB

Perbaikan Jaringan Listrik & Komunikasi

Pratikno menyebut pengiriman berbagai bantuan alat berat terus diperluas pengoperasiannya ke titik-titik terdampak.

YLKI: Usut Penyebab Kapal Putri Sakinah Tenggelam
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:50 WIB

YLKI: Usut Penyebab Kapal Putri Sakinah Tenggelam

YLKI menekankan, konsumen berhak mendapatkan informasi yang transparan mengenai kondisi cuaca sebelum keberangkatan.

Pasokan BBM Aman Menjelang Pergantian Tahun
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:47 WIB

Pasokan BBM Aman Menjelang Pergantian Tahun

Seluruh jenis BBM utama seperti solar, bensin RON 90 (Pertalite), RON 95 (Pertamax Turbo), hingga elpiji tersedia di atas batas minimum nasional

Agar Likuiditas Lancar, PTPP Mempercepat Divestasi Aset
| Selasa, 30 Desember 2025 | 05:45 WIB

Agar Likuiditas Lancar, PTPP Mempercepat Divestasi Aset

Di sepanjang tahun 2025, PTPP menargetkan pemasukan dari divestasi aset bisa mencapai Rp 3,06 triliun. 

INDEKS BERITA