KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumat pekan lalu, ketika Tim KONTAN tengah menyambangi Desa Panjalu, Ciamis, Jawa Barat, untuk peliputan program Jelajah Ekonomi Desa, Kepala Desa setempat mengajak KONTAN ke salah satu rumah sakit swasta di Ciamis.
Hari itu, rupanya sang Kepala Desa Panjalu akan meneken nota kesepahaman dengan rumah sakit swasta tersebut soal layanan kesehatan bagi warga Desa Panjalu yang belum menjadi peserta BPJS Kesehatan. Ada ribuan warga desa setempat yang belum terkaver BPJS Kesehatan.
Beruntung, sang kepala desa bukan tipe pemimpin yang tinggal diam. Ia selalu kepikiran bagaimana warganya ini kelak kalau sakit dan tidak bisa mengakses layanan kesehatan karena tak punya asuransi BPJS Kesehatan.
Ia pun kemudian menelurkan program Kartu Panjalu Sehat untuk warga yang belum tersentuh jaminan kesehatan ini. Anggaran diambil dari APBDes. Tahun ini anggaran sebesar Rp 250 juta disiapkan untuk asuransi kesehatan ala Desa Panjalu ini. Nilai itu naik dari Rp 100 juta di tahun lalu.
Dengan program ini, pemegang Kartu Panjalu Sehat jika mau berobat tinggal datang ke faskes atau rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan Desa Panjalu. Nanti pihak rumah sakit akan langsung menangangi. Sistem pembayaran memakai reimburse dan akan langsung dibayar Desa Panjalu. Hebatnya lagi, semua penyakit dikaver.
Tak cuma satu rumah sakit, Desa Panjalu juga sedang menjajaki kerjasama serupa dengan sejumlah rumah sakit lain di sekitar Ciamis.
Ini cuma salah satu terobosan sang Kepala Desa Panjalu, Yuyus Surya Adinegara. Banyak ide dan terobosan lain yang ia buat sehingga hanya dalam tempo dua tahun pendapatan desa melejit dan Indeks Desa Membangun (IDM) Desa Panjalu masuk peringkat tertinggi bersama lima desa lain di Indonesia.
Desa Panjalu hanya segelintir desa yang bertransformasi sehingga mampu menjadi desa mandiri. Banyak pula pemimpin desa yang punya segudang ide brilian untuk melakukan perubahan dan menjadikan desanya maju. Keterbatasan bagi mereka bukan jadi keluhan. Justru jadi motivasi kuat membangun dan mengembangkan desa.
Kuncinya, seperti diutarakan Kades Panjalu, ada di pemimpin desanya. Sejauh mana kesungguhan untuk membuat perubahan agar masyarakat bisa segera merasakan manfaat dari perubahan itu.
Memang, kita harus banyak berkaca dari desa.