KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siti Suryati atau akrab disapa dengan Hj. Tati itu tak menduga, usaha kecil-kecilan yang dirintisnya sejak tahun 1978 itu bisa bertahan hingga sekarang. Perempuan berperawakan tinggi besar itu mengenang. Ketika usianya beranjak 17 tahun, dia penasaran dengan olahan asinan betawi. Kuliner khas leluhurnya. Tati yang waktu itu masih gadis lalu meminta resep kepada sang nenek.
"Mulanya hanya untuk dimakan sendiri. Lalu iseng dijual pas saya usia 23 tahun," kenang perempuan berkulit langsat itu. Ketika awal jualan, setiap hari asinan Tati hanya laku tiga sampai lima bungkus.
Namun Tati tak putus asa. Dia terus meracik asinan sekalipun peminatnya terbatas. Tati mengaku butuh perjalanan yang panjang hingga seperti sekarang.
"Kalau pembelian sampai antri itu baru sekitar 10 tahun terakhir. Lalu dua tahun terakhir semacam viral," ujar pemilik Asinan Betawi 78 H. Asymuni itu.
Saking viralnya, belakangan muncul pesaing-pesaing baru di sekeliling Asinan Asymuni. Tapi Tati menganggap mereka bukanlah saingan. Tati bilang, usahanya tak menggunakan strategi yang aneh. "Kalau memang enak, akhirnya dari mulut ke mulut bakal didengar orang," jelas ibu dari empat anak itu.
Alhasil, karena citarasanya, asinan racikan Tati bisa eksis hingga sekarang dan tetap menarik banyak pembeli, baik pembeli baru maupun pelanggan.
Tak sekadar mampu menjual lebih dari 2.000 bungkus asinan per hari, Tati juga mempekerjakan tak kurang dari 60 orang karyawan. u
Berita Terbaru
ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.
Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.
Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi
Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.
Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan.
Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah
Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun
Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.
Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.
Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.
