BI Prediksi Defisit Neraca Transaksi Berjalan kian Melebar di Kuartal II

Jumat, 21 Juni 2019 | 06:53 WIB
BI Prediksi Defisit Neraca Transaksi Berjalan kian Melebar di Kuartal II
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca transaksi berjalan Indonesia belum akan membaik dalam waktu dekat. Bank Indonesia (BI) memprediksi, defisit neraca transaksi berjalan, kembali melebar di kuartal II-2019. Sebagai gambaran, pada kuartal I-2019 yang lalu rasio defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) mencapai 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China sebagai penyebab eksternal yang membuat defisit neraca transaksi berjalan tak kunjung berkurang. Panasnya hubungan dagang kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu menggerus volume perdagangan dunia, hingga berdampak ke banyak negara, termasuk Indonesia.

"Eskalasi ketegangan hubungan dagang telah berdampak pada penurunan kinerja ekspor Indonesia akibat terbatasnya permintaan dunia dan turunnya harga komoditas," kata Perry, Kamis (20/6).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor pada April lalu turun 13,1% year on year (yoy). Kinerja impor juga mencatatkan penurunan, meski tak sedalam penurunan ekspor, yaitu sebesar 6,6% yoy. Akibatnya, neraca perdagangan mencatat defisit hingga US$ 2,5 miliar.

BI juga memperkirakan pelebaran CAD sejalan dengan kebutuhan repatriasi deviden dan pembayaran bunga utang luar negeri (ULN). Kenaikan ini, kata Perry, terjadi sesuai pola musiman kuartal kedua di setiap tahunnya.

 Meskipun mewanti-wanti neraca transaksi berjalan akan turun, BI optimistis tetap bisa lebih rendah dari 2018, yakni di kisaran 2,5%–3% terhadap PDB.

Perry optimistis transaksi modal dan finansial bakal mencatat surplus yang lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya. "Berlanjutnya aliran modal asing dalam bentuk PMA dan investasi portofolio mendukung surplus transaksi modal dan finansial, sejalan dengan prospek perekonomian nasional yang baik dan daya tarik investasi aset keuangan domestik yang tinggi," tambahnya.

BI mencatat, aliran dana asing cukup positif sepanjang tahun ini. Secara year to date, dana asing yang masuk melalui pasar surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 69,1 triliun. Sedangkan dana asing yang masuk melalui pasar saham sebesar Rp 57,5 triliun.

Meski belum mau menyebut perkiraannya, BI optimistis, neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2019 tetap membaik sehingga menopang ketahanan eksternal Indonesia. Ini pula yang akan mempengaruhi posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2019 ini, setelah pada akhir Mei lalu mencatatkan penurunan hingga US$ 4 miliar ke posisi US$ 120,3 miliar.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, defisit neraca transaksi berjalan kuartal II-2019 lebih tinggi ketimbang kuartal pertama. Perkiraan David, CAD akan melebar ke kisaran 2,6%–3,5% dari PDB.

Sedangkan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah memperkirakan, neraca perdagangan masih akan mencatat defisit pada bulan Mei, meski tak sebesar defisit pada April lalu. Sehingga, CAD pada kuartal kedua tahun ini akan berkisar US$ 8 miliar–US$ 9 miliar. Artinya, CAD kuartal kedua masih akan berada di 3% dari PDB.

"Bila realisasinya dikisaran US$ 8 miliar-US$ 9 miliar itu juga berarti lebih buruk dibanding CAD kuartal kedua 2018. Itu berarti CAD masih di lampu merah," kata Piter.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Rampungkan Proyek Ballroom Amaris Gorontalo, ESTA Masuk ke Bisnis Binatu
| Minggu, 05 Oktober 2025 | 17:38 WIB

Rampungkan Proyek Ballroom Amaris Gorontalo, ESTA Masuk ke Bisnis Binatu

Manajemen ESTA melihat peluang besar di Gorontalo, sebagai wilayah dengan potensi besar yang masih belum tergarap maksimal.

Melihat Potensi Kripto Meme Coin di Bulan Oktober Panca Harganya Melambung Tinggi
| Minggu, 05 Oktober 2025 | 17:20 WIB

Melihat Potensi Kripto Meme Coin di Bulan Oktober Panca Harganya Melambung Tinggi

Meme coin biasanya lahir dari tren internet, hingga budaya populer sehingga pergerakannya banyak ditentukan oleh hype di media sosial.

Kinerja Delapan Bulan Bikin Prospek Saham BTPS Kian Menarik
| Minggu, 05 Oktober 2025 | 16:24 WIB

Kinerja Delapan Bulan Bikin Prospek Saham BTPS Kian Menarik

Tekanan terhadap NIM masih akan berlanjut pada kuartal III tahun ini, terutama di bulan September, seiring dengan beban likuiditas tambahan.

Beda Arah TLKM dan WIFI Usai Pengumuman Verifikasi Lelang Frekuensi 1,4 GHz
| Minggu, 05 Oktober 2025 | 15:58 WIB

Beda Arah TLKM dan WIFI Usai Pengumuman Verifikasi Lelang Frekuensi 1,4 GHz

Bagi TLKM yang sudah berstatus big caps, tambahan spektrum dinilai tidak banyak mengubah fundamental bisnis yang sudah kuat.

Beda Arah Harga Saham dan Komoditas Nikel
| Minggu, 05 Oktober 2025 | 14:43 WIB

Beda Arah Harga Saham dan Komoditas Nikel

Kendati harga nikel menurun, penguatan harga saham emiten nikel didorong oleh kinerja fundamental emiten yang membaik

Jaring 1.000 Pemesanan Mobil Listrik Xpeng, Simak Prospek Saham ERAL
| Minggu, 05 Oktober 2025 | 14:38 WIB

Jaring 1.000 Pemesanan Mobil Listrik Xpeng, Simak Prospek Saham ERAL

PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) mencatatkan hampir 1.000 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) untuk dua model mobil listrik Xpeng.

Rela Antri Demi Mengoleksi Kepingan Emas
| Minggu, 05 Oktober 2025 | 13:00 WIB

Rela Antri Demi Mengoleksi Kepingan Emas

Investasi emas kian naik daun. Harga yang terus berkilau menjadi daya tarik bagi orang yang rela berbondong-bondong antri pembelian emas.

Saham ANTM Gerak Melandai, Investor Asing Institusi AS Sibuk Akumulasi
| Minggu, 05 Oktober 2025 | 10:24 WIB

Saham ANTM Gerak Melandai, Investor Asing Institusi AS Sibuk Akumulasi

Secara historis, Blackrock terpantau gencar mengakumulasi saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sejak Juli hingga Oktober 2025.

Investasi Emas Bukan untuk di Bawah 1 Tahun
| Minggu, 05 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Investasi Emas Bukan untuk di Bawah 1 Tahun

Investasi emas digital menawarkan kepraktisan. Selain keuntungannya, pahami juga bagaimana risikonya.

Simak Strategi Direktur Sompo Insurance Indonesia dalam Berinvestasi
| Minggu, 05 Oktober 2025 | 08:00 WIB

Simak Strategi Direktur Sompo Insurance Indonesia dalam Berinvestasi

Yolanda Widjaja Direktur PT Sompo Insurance Indonesia, memaparkan strategi investasinya untuk mencapai stabilitas keuangan pada saat masa pensiun

INDEKS BERITA

Terpopuler