Biar Tak Mudah Tergiur

Jumat, 01 April 2022 | 06:00 WIB
Biar Tak Mudah Tergiur
[ILUSTRASI. ]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir-akhir ini media sosial dan media online dipenuhi kabar mengenai berbagai kasus "investasi bodong", khususnya robot trading dan binomo.

Para penyelenggara robot trading yang dilaporkan masyarakat telah gagal memenuhi komitmen pembayaran imbal hasil dan mengembalikan modal kepada investor. Satu per satu mereka masuk penyelidikan polisi dan menyandang status tersangka. Nasib para afiliator binomo pun begitu. Sebagian telah masuk tahanan menanti sidang.

Seperti yang sudah-sudah, kasus-kasus investasi bodong kali ini mencuat menyusul pengaduan investor yang merasa dirugikan. Para investor terperangkap menanam modal pada beragam tawaran money game berbalut investasi.

Mereka dijanjikan imbal hasil lebih tinggi dari bunga atau return kebanyakan instrumen keuangan umum, seperti deposito, obligasi negara, saham, atau reksadana.

Sebagian korban investasi bodong itu mengaku menelan kerugian hingga belasan miliar atau puluhan miliar. Bahkan, konon kalau ditotal seluruhnya, nilai kerugian para investor korban investasi bodong telah mencapai triliunan rupiah.

Mengingat para korban umumnya perorangan, bukan lembaga, fenomena ini sungguh mengherankan.

Betapa tidak? Kecuali mereka ketiban warisan nenek moyang, sebagian korban investasi bodong mestinya adalah pekerja yang lancar menapaki tangga karier, profesional yang sukses, atau pengusaha yang berhasil menjalankan bisnis.

Dilihat dari nilai kerugian masing-masing, sebagian korban investasi bodong mestinya cukup berpendidikan dan pandai mencari duit.

Kenyataan bahwa sebagian kalangan berpunya bin berpendidikan tadi bisa termakan iming-iming profit yang tak masuk akal itu seolah mengingatkan kita tentang pentingnya edukasi pengelolaan keuangan pribadi maupun keluarga.

Siapa saja yang pernah memahami perencanaan keuangan tentu tahu bahwa tolok ukur kelayakan investasi bukan melulu profit, tapi juga tingkat risikonya. Dari sini saja, tawaran investasi yang dianggap bodong tadi sulit dianggap layak.

Nah, oleh sebab itu, sembari menjalankan tindakan penegakan hukum terhadap para pelaku investasi bodong, pemerintah perlu menggalakkan edukasi keuangan keluarga.

Edukasi keuangan semacam itu bukan cuma tertuju kepada orang dewasa, para pelajar sekolah menengah pun sudah perlu menerima edukasi keuangan lewat kurikulum. Dengan begitu,  semoga, kelak mereka tak mudah tergiur iming-iming tawaran investasi yang jauh dari nalar wajar.

Bagikan

Berita Terbaru

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah
| Jumat, 28 November 2025 | 07:30 WIB

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah

Saham emiten BUMN cenderung stagnan, bahkan terkoreksi dalam 1-2 tahun terakhir. Alhasil, saham emiten BUMN tak lagi jadi penopang laju IHSG​.

Ditjen Bea dan Cukai Terancam Dibekukan
| Jumat, 28 November 2025 | 07:17 WIB

Ditjen Bea dan Cukai Terancam Dibekukan

 Nasib Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai terancam lantaran banyaknya persoalan yang terjadi di lembaga tersebut

Makin Optimistis
| Jumat, 28 November 2025 | 07:15 WIB

Makin Optimistis

Roda ekonomi yang makin menggeliat harus dibarengi dengan upaya menjaga harga pangan dan kelancaran pasokan barang.

Sambil Menanti Data Ekonomi dan Libur Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 28 November 2025 | 07:15 WIB

Sambil Menanti Data Ekonomi dan Libur Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar menanti sejumlah data domestik, seperti PMI Manufaktur, inflasi hingga kinerja perdagangan Oktober. ​

Setoran Wajib Pajak Besar Juga Masih Merosot
| Jumat, 28 November 2025 | 07:09 WIB

Setoran Wajib Pajak Besar Juga Masih Merosot

Realisasi penerimaan pajak dari LTO per akhir September baru mencapai 56,3% dari target             

INDEKS BERITA

Terpopuler