Biaya Bertambah, Farmasi Pilih Menahan Harga

Kamis, 11 Juli 2024 | 05:10 WIB
Biaya Bertambah, Farmasi Pilih Menahan Harga
[ILUSTRASI. Pelanggan membeli obat di salah satu apotek di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Senin (27/5/2024). Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) menyatakan produk bahan baku obat (BBO) yang diproduksi dalam negeri masih lebih mahal jika dibandingkan dengan BBO impor. Adapun, porsi impor BBO saat ini masih di atas 80%. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)]
Reporter: Leni Wandira | Editor: Havid Vebri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS memukul industri farmasi. Sebab, mayoritas bahan baku industri ini masih mengandalkan impor. Tidak terkecuali PT Kalbe Farma  Tbk (KLBF).

Hari Nugroho, Corporate External Communication Kalbe Farma menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah mempengaruhi berbagai aspek operasional perusahaan. "Saat ini, sebagian besar bahan baku yang digunakan masih harus diimpor karena keterbatasan suplai bahan baku dalam negeri," ujar Hari kepada KONTAN, Selasa (9/7).

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Jelantah Tumpah
| Rabu, 23 April 2025 | 06:14 WIB

Jelantah Tumpah

Kebijakan pembatasan ekspor jelantah boleh saja dilakukan asalkan industri di dalam negeri yang akan mengolahnya dan sudah mampu menampungnya.

PWON Terus Menggenjot Pendapatan Berulang
| Rabu, 23 April 2025 | 06:10 WIB

PWON Terus Menggenjot Pendapatan Berulang

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menambah portofolio hotel di Pakuwon Mall Bekasi dengan kapasitas 166 kamar.

Harga Emas Terus Melesat, Emiten Genjot Produksi
| Rabu, 23 April 2025 | 06:05 WIB

Harga Emas Terus Melesat, Emiten Genjot Produksi

Seiring kenaikan harga emas di pasar global dan domestik, sejumlah emiten produsen emas siap menggenjot produksi komoditasnya. ​

Cadangan Beras Pemerintah akan Menembus Rekor
| Rabu, 23 April 2025 | 06:00 WIB

Cadangan Beras Pemerintah akan Menembus Rekor

Cadangan beras pemerintah (CBP) oleh pemerintah diprediksi bisa mencapai 4 juta ton pada bulan Mei tahun ini.

Biaya Pelatihan Korban PHK Naik Menjadi Rp 2,4 Juta
| Rabu, 23 April 2025 | 06:00 WIB

Biaya Pelatihan Korban PHK Naik Menjadi Rp 2,4 Juta

Pemerintah resmi menaikkan batas maksimal biaya pelatihan kerja dalam JKP menjadi Rp 2,4 juta per peserta, dari sebelumnya Rp 1 juta per peserta.

Waspada Lonjakan Beban Utang Indonesia
| Rabu, 23 April 2025 | 05:30 WIB

Waspada Lonjakan Beban Utang Indonesia

Penguatan dolar AS dan naiknya arus modal keluar akibat meningkatnya tensi perang dagang, menjadi kombinasi bahaya

Kimia Farma (KAEF) Mencermati Fluktuasi Kurs Rupiah
| Rabu, 23 April 2025 | 05:25 WIB

Kimia Farma (KAEF) Mencermati Fluktuasi Kurs Rupiah

KAEF berkomitmen untuk meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan bagi perusahaan.

Pemerintah Menunda Pemindahan ASN ke IKN
| Rabu, 23 April 2025 | 05:20 WIB

Pemerintah Menunda Pemindahan ASN ke IKN

Penundaan tersebut dikarenakan pemerintah masih menyesuaikan jumlah gedung perkantoan dan hunian bagi ASN di IKN.

Memitigasi Trump Games
| Rabu, 23 April 2025 | 05:17 WIB

Memitigasi Trump Games

Pemerintah perlu melindungi pasar dan industri dalam negeri karena lonjakan impor dengan memperkuat safeguard melalui penerapan BMTP dan BMAD.

Reksadana Jenis Pendapatan Tetap Masih Pilihan
| Rabu, 23 April 2025 | 05:05 WIB

Reksadana Jenis Pendapatan Tetap Masih Pilihan

KSEI mencatat AUM industri reksadana per Maret 2025 tercatat Rp 781,22 triliun, meningkat 0,10% dibandingkan dengan bulan sebelumnya

INDEKS BERITA

Terpopuler