Biaya Pakan Turun Jadi Pengungkit Emiten Sektor Peternakan Unggas

Senin, 14 Oktober 2024 | 05:38 WIB
Biaya Pakan Turun Jadi Pengungkit Emiten Sektor Peternakan Unggas
[ILUSTRASI. Fasilitas peternakan ayam PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk? (JPFA).]
Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor unggas atau poultry diproyeksi bisa meningkat pada akhir tahun ini. Biaya pakan yang lebih rendah dan potensi pemulihan harga ayam pada kuartal IV-2024 akan menjadi katalis pendukung profitabilitas emiten di sektor ini.

Analis Mirae Asset Sekuritas Andreas Saragih mengungkapkan, pada September 2024, harga rata-rata bulanan Day Old Chick (DOC) dan ayam pedaging menunjukkan perbaikan setelah penurunan selama beberapa bulan sebelumnya. Kendati ada peningkatan bulanan, harga kedua produk tersebut masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
 
Andreas memproyeksi harga rata-rata DOC dan ayam pedaging akan terus menunjukkan tren positif selama beberapa bulan ke depan. Di samping itu inflasi yang terkendali juga menjadi sentimen pendongkrak daya beli. 
 
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano dan Wilastita Muthia Sofi memproyeksi bisnis peternakan lesu pada kuartal III-2024. Tetapi hal itu bisa diantisipasi dengan biaya pakan yang lebih rendah. 
 
Ditambah lagi harga pakan seperti jagung dan soybean meal sedang turun. BRI Danareksa mencatat pada kuartal III-2024 harga jagung lokal sebesar Rp 4.867 per kg. Harga ini lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 5.789 per kg. 
 
Sementara harga tepung kedelai sebesar US$ 334 per ton di kuartal III-2024. Harga ini juga lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu di US$ 420 per ton.
 
Harga ayam dan DOC masing-masing turun 10% dan 23%, sedangkan biaya jagung dan SBM turun 21% dan 2%. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan harga ayam, namun pengurangan biaya pakan bisa menguntungkan dan dapat membantu menjaga laba bersih perusahaan poultry tetap
positif. 
 
Kenaikan permintaan
 
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan, program presiden terpilih Prabowo yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disinyalir mencapai Rp 70 triliun semakin menambah katalis positif bagi sektor ini pada kuartal ke-4 tahun 2024.
 
"Apabila sukses, saham emiten sektor poultry bisa jadi meningkat," kata Nafan kepada KONTAN, Jumat (11/10). 
 
Selain itu, pada kuartal IV Nafan memproyeksi akan terjadi peningkatan permintaan poultry karena adanya musim libur Natal dan Tahun Baru. Dus, Nafan merekomendasikan buy CPIN dengan target harga Rp 5.200 per saham. 
 
Victor tetap mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor ini, dengan CPIN sebagai pilihan utama. Meskipun bisnis makanan olahan CPIN memberikan kontribusi negatif, tetapi potensi peningkatan margin pakan tetap ada. Utamanya disebabkan penurunan biaya pada kuartal I-2024 akibat harga gandum pakan yang lebih rendah.
 
Selain itu posisi pendanaan dari domestik dan asing yang relatif aman sehingga tidak terbebani nilai tukar, serta valuasi yang masih rendah jadi sentimen pendorong. Hanya saja risiko utama adalah kemungkinan pelemahan daya beli. Victor merekomendasikan trading buy CPIN dan target harga Rp 5.825 per saham.
 
Victor memperkirakan laba CPIN untuk kuartal III 2024 sebesar Rp 382 miliar - Rp 534 miliar, sekitar Rp 247 miliar -Rp 480 miliar untuk JPFA, dan Rp 42 miliar - Rp 64 miliar untuk MAIN. Ini akan menjadi laba kuartalan terendah selama sembilan bulan pertama di 2024 karena basis di semenster I-2024 yang cukup tinggi. 
 
Adapun Andreas mempertahankan peringkat netral untuk sektor unggas, sembari menunggu pemulihan berkelanjutan dalam harga DOC dan broiler. 
Meskipun demikian, Andreas melihat peluang untuk menaikkan peringkat sektor tersebut menjadi overweight. Ini didorong oleh peningkatan daya beli karena penurunan suku bunga dan normalisasi harga pangan. 
 
Andreas merekomendasikan trading buy atas CPIN dengan target harga Rp 5.825 per saham.       

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:04 WIB

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%

Data terbaru Mandiri Spending Index mengindikasikan belanja masyarakat hingga 8 Desember 2024 terkerek momentum Nataru

Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Mau Buka 1.000 Gerai Baru di Tahun 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 07:30 WIB

Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Mau Buka 1.000 Gerai Baru di Tahun 2025

AMRT menyebut adanya penutupan gerai di tahun ini merupakan bagian dari srategi eksansi di tahun depan.

Okupansi Hotel Metropolitan Land (MTLA) Naik Jelang Libur Nataru
| Senin, 23 Desember 2024 | 07:15 WIB

Okupansi Hotel Metropolitan Land (MTLA) Naik Jelang Libur Nataru

Periode Nataru di unit hotel yang dimiliki MTLA sudah terlihat mengalami kenaikan, seperti Hotel Horison Ultima Bekasi

INDEKS BERITA

Terpopuler