JAKARTA. Selain masalah harga ekonomi karbonnya, tantangan lain yang menjadi perhatian banyak pihak terhadap perdagangan karbon di Indonesia adalah, masalah komitmen. Baik komitmen dari pengelola usaha yang akan menghasilkan sertifikat pengurangan emisinya, maupun komitmen dari pemerintahnya.
Paul Butar Butar, pemerhati perdagangan karbon memberikan contoh, bagaimana nasib sertifikat pengurangan emisi karbon sebuah hutan yang telah dijual, namun di kemudian hari, hutan itu sudah beralih fungsi. "Kita tahu komitmen-komitmen seperti ini kerap dilanggar, ini yang harus menjadi perhatian," kata Paul.
