Reporter:
Dina Mirayanti Hutauruk |
Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kartu kredit perbankan jadi salah satu bisnis yang paling tertekan akibat pandemi Covid-19. Transaksi dari segmen wisata yang jadi andalan bisnis kartu kredit terjun bebas selama pembatasan kegiatan masyarakat. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), nilai transaksi kartu kredit masih terkontraksi 8,18% year on year (yoy) hingga Juni 2021.
Tak hanya itu, kartu kredit bank juga harus menghadapi persaingan dengan layanan cicilan skema bayar tunda atau buy now pay later. Layanan paylater ini menjamur ditawarkan oleh fintech dan e-commerce yang terintegrasi dengan platform mereka.
Bisa jadi itu yang menjadi salah satu pertimbangan sejumlah bank ingin melepas bisnis kartu kredit mereka. PT Bank Permata Tbk (BNLI) dikabarkan bakal menjual lisensi kartu kreditnya. Melansir Dealstreetasia, Selasa (3/8), bank yang kini dikendalikan oleh Bangkok Bank ini disebut tengah melakukan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan fintech terkait rencana penjualan tersebut.
Salah satu fintech yang dijajaki adalah Honest Bank yang berkantor pusat di Singapura. Bank Permata memiliki lebih dari satu lisensi kartu kredit dan salah satunya ingin dijual.
Jika pembicaraan berhasil, transaksi yang diusulkan akan membuka jalan bagi Honest Bank masuk ke pasar kartu kredit Indonesia. Dengan menjual salah satu lisensinya, Bank Permata bisa lebih fokus pada bidang bisnis inti lainnya.
Jika melihat kinerja pendapatan non bunga Bank Permata per kuartal I 2021, pendapatan dari kartu kredit dan saluran elektronik turun 31% yoy menjadi Rp 29 miliar dari sebelumnya Rp 42 miliar.
Head of Corporate Affairs Bank Permata Richele Maramis tidak menampik tapi juga tidak mengiyakan kabar penjualan itu. "Sebagai perusahaan publik, semua pemaparan informasi akan diberikan sesuai regulasi yang berlaku dan pada waktu yang telah ditentukan," ujarnya pada KONTAN, Senin (2/8).
Sebelumnya, Citibank Indonesia juga mengumumkan akan melepas bisnis konsumernya, termasuk di dalamnya kartu kredit. Itu sejalan dengan keputusan kantor pusat yang memutuskan untuk keluar dari bisnis ritel di 13 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Proses penjualan bisnis konsumer banking tersebut sudah dimulai Citibank Indonesia sejak akhir April 2021 lalu. Perseroan ini menyebut banyak calon pembeli yang berminat meski belum ada nama yang muncul.
Menurut Steve Marta Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), bilang, keputusan Citibank Indonesia itu sebagai bagian dari strategi bisnis Citigroup. Sejatinya, bisnis kartu kredit Citibank di Indonesia masih merupakan salah satu yang baik dari sejumlah penerbit kartu kredit di Tanah Air.
Adapun dari bank lain, wacana penjualan portofolio kartu kredit selalu ada setiap saat. Namun, di saat yang sama, selalu ada pihak yang juga mencari untuk mengambil alih bisnis kartu kredit di Indonesia.
"Saat ini saya belum mendengar ada bank yang sudah serius ingin menjual. Saya malah mendengar ada yang sedang mencari untuk membeli," ujar Steve.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.