Bisnis Kartu Kredit Bank Terantuk Covid-19

Rabu, 04 Agustus 2021 | 06:55 WIB
Bisnis Kartu Kredit Bank Terantuk Covid-19
[]
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Kartu kredit perbankan jadi salah satu bisnis yang paling tertekan akibat pandemi Covid-19. Transaksi dari segmen wisata yang jadi andalan bisnis kartu kredit terjun bebas selama pembatasan kegiatan masyarakat. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI),  nilai transaksi kartu kredit masih terkontraksi 8,18% year on year (yoy) hingga Juni 2021.

Tak hanya itu, kartu kredit bank juga harus menghadapi persaingan dengan layanan cicilan skema bayar tunda atau buy now pay later. Layanan paylater ini menjamur ditawarkan oleh fintech dan e-commerce yang terintegrasi dengan platform mereka.
 
Bisa jadi itu yang menjadi salah satu pertimbangan sejumlah bank ingin melepas bisnis kartu kredit mereka. PT Bank Permata Tbk (BNLI) dikabarkan bakal menjual lisensi kartu kreditnya. Melansir Dealstreetasia, Selasa (3/8), bank yang kini dikendalikan oleh Bangkok Bank ini disebut tengah melakukan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan fintech terkait rencana penjualan tersebut.
 
Salah satu fintech yang dijajaki adalah Honest Bank yang berkantor pusat di Singapura. Bank Permata memiliki lebih dari satu lisensi kartu kredit dan salah satunya ingin dijual.
 
Jika pembicaraan berhasil, transaksi yang diusulkan akan membuka jalan bagi Honest Bank masuk ke pasar kartu kredit Indonesia. Dengan menjual salah satu lisensinya,  Bank Permata bisa lebih fokus pada bidang bisnis inti lainnya. 
 
Jika melihat kinerja pendapatan non bunga  Bank Permata per kuartal I 2021, pendapatan dari kartu kredit dan saluran elektronik turun 31% yoy menjadi Rp 29 miliar dari sebelumnya Rp 42 miliar. 
 
Head of Corporate Affairs Bank Permata Richele Maramis tidak menampik tapi juga tidak mengiyakan kabar penjualan itu. "Sebagai perusahaan publik, semua pemaparan informasi akan diberikan sesuai regulasi yang berlaku dan pada waktu yang telah ditentukan," ujarnya pada KONTAN, Senin (2/8).
 
Sebelumnya, Citibank Indonesia juga mengumumkan akan melepas bisnis konsumernya, termasuk di dalamnya kartu kredit. Itu sejalan dengan keputusan kantor pusat yang memutuskan untuk keluar dari bisnis ritel di 13 negara di dunia, termasuk Indonesia. 
 
Proses penjualan bisnis konsumer banking tersebut sudah dimulai Citibank Indonesia sejak akhir April 2021 lalu. Perseroan ini menyebut banyak calon pembeli yang berminat meski belum ada nama yang muncul.
 
Menurut Steve Marta Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), bilang, keputusan Citibank Indonesia itu sebagai bagian dari strategi bisnis Citigroup. Sejatinya, bisnis kartu kredit Citibank di Indonesia masih merupakan salah satu yang baik dari sejumlah penerbit kartu kredit di Tanah Air.
 
Adapun dari bank lain, wacana penjualan portofolio kartu kredit selalu ada setiap saat. Namun, di saat yang sama, selalu ada pihak yang juga mencari untuk mengambil alih bisnis kartu kredit di Indonesia. 
 
"Saat ini saya belum mendengar ada bank yang sudah serius ingin menjual. Saya malah mendengar ada yang sedang mencari untuk membeli," ujar Steve.  

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Dividen Menarik Kala Bursa Terjepit
| Senin, 25 November 2024 | 08:05 WIB

Dividen Menarik Kala Bursa Terjepit

Pembagian dividen masih akan mewarnai pasar saham dalam negeri, ADRO menawarkan dividend yield paling tinggi dibanding emiten lain

The Waiting Game Menghantui Pasar Saham
| Senin, 25 November 2024 | 07:42 WIB

The Waiting Game Menghantui Pasar Saham

Investor masih akan menunggu kondisi lebih pasti, window dressing diharapkan hadir jelang akhir tahun

Harga Membaik, Kinerja Emiten Perkebunan Sawit Terungkit
| Senin, 25 November 2024 | 07:32 WIB

Harga Membaik, Kinerja Emiten Perkebunan Sawit Terungkit

Prospek kinerja emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit didorong kenaikan harga jual CPO dan permintaan di tahun depan

 Bank Optimalkan Layanan KPR Secara Digital
| Senin, 25 November 2024 | 07:20 WIB

Bank Optimalkan Layanan KPR Secara Digital

Perbankan terus berinovasi dalam memasarkan produk kredit kepemilikan rumah (KPR) dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

Saham Bank Mulai Menarik Diakumulasi
| Senin, 25 November 2024 | 07:08 WIB

Saham Bank Mulai Menarik Diakumulasi

Saham perbankan kompak menghijau pada  pada perdagangan Jumat (22/11) setelah beberapa hari terkoreksi.

 Kredit Naik, Dana Bank di BI Turun
| Senin, 25 November 2024 | 07:02 WIB

Kredit Naik, Dana Bank di BI Turun

Kredit perbankan per Oktober 2024 tumbuh di kisaran proyeksi tahunan BI, meski laju  pertumbuhan penghimpunan DPK kian melambat. 

Transaksi QRIS di Thailand Belum Lancar
| Senin, 25 November 2024 | 06:56 WIB

Transaksi QRIS di Thailand Belum Lancar

Berkunjung ke Thailand seharusnya tak perlu lagi tukar uang rupiah ke bath banyak-banyak karena sudah ada QRIS cross border

Kinerja WIintermar Offshore Marine (WINS) Terdorong Investasi Migas
| Senin, 25 November 2024 | 06:10 WIB

Kinerja WIintermar Offshore Marine (WINS) Terdorong Investasi Migas

Membaiknya investasi hulu migas pun mendorong kenaikan permintaan OSV sejak 2023 lalu dan hal ini memberi keuntungan bagi WINS.

Masih Diburu, Stok Emas Antam Terbatas
| Senin, 25 November 2024 | 06:00 WIB

Masih Diburu, Stok Emas Antam Terbatas

Penurunan harga emas batangan Logam Mulia  (LM) Antam yang terjadi pertengahan bulan ini, membuat persediaan emas di sejumlah gerai LM kosong. 

Emiten BUMN Karya Berharap Proyek Infrastruktur Berlanjut
| Senin, 25 November 2024 | 05:30 WIB

Emiten BUMN Karya Berharap Proyek Infrastruktur Berlanjut

Rencana pemerintahan Prabowo Subianto mengurangi pengerjaan proyek infrastruktur di Tanah Air, membuat ketar-ketir sejumlah emiten BUMN Karya.

INDEKS BERITA

Terpopuler