Bisnis Mi Instan dan Susu Terus Tumbuh, Analis Sarankan Beli Saham ICBP

Jumat, 12 Juli 2019 | 07:10 WIB
Bisnis Mi Instan dan Susu Terus Tumbuh, Analis Sarankan Beli Saham ICBP
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren gaya hidup sehat masyarakat Indonesia belum mampu melunturkan prospek kinerja produsen Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Bahkan, emiten ini bisa mengambil keuntungan dari produk olahan susu alias dairy.

Analis Ciptadana Sekuritas Stella Amelinda dalam risetnya menuliskan, produk susu cair akhir-akhir ini cenderung populer. Konsumsi susu cair dinilai lebih sehat dibandingkan susu bubuk.

Susu cair juga dinilai lebih praktis. Kesempatan ini rupanya juga dimanfaatkan ICBP, dengan merilis beberapa varian rasa baru untuk produk susu cair.

Bahkan, divisi dairy ICBP mencatatkan kinerja positif di kuartal I-2019 dengan kenaikan pendapatan sebanyak 9,1% year on year (yoy) dan 20,2% quarter on quarter (qoq). Tak hanya varian, ICBP meningkatkan kapasitas produk dairy 10%–15%. "Kami perkirakan produk divisi dairy bakal membukukan kenaikan penjualan 17,6%, dengan kontribusi 13%–14% terhadap margin EBIT di 2019," tulis Stella.

Tak hanya produk susu, Helen Vincentia, Analis Mega Capital Indonesia dalam riset 5 Juli 2019 menyebut, penjualan ICBP di kuartal I-2019 masih ditopang penjualan mi instan. Kontribusi produk ini mencapai 64% dan produk dairy mencapai 18%.

Helen menilai positif prospek emiten produsen mi instan ini. Meskipun pertumbuhan konsumsi lebih lambat dari tahun lalu, Helen berkeyakinan penjualan ICBP masih tumbuh. Ini sejalan dengan kenaikan pendapatan dan peningkatan belanja masyarakat untuk makanan dan minuman, khususnya dari konsumen kelas menengah.

Ekspansi mi instan

Analis MNC Sekuritas Victoria Venny juga melihat, upaya yang dilakukan ICBP mengerek penjualan mi instan akan berbuah manis. ICBP terus meluncurkan berbagai inisiatif dan inovasi. Salah satunya meluncurkan program Indomie Hype Abis dengan berbagai varian, seperti Ayam Geprek dan Chitato.

Emiten ini juga bekerjasama dengan kedai mi kekinian Upnormal untuk terus menjangkau pangsa pasar milenial. Venny mengatakan, pada kuartal II-2019, ICBP diproyeksi masih mencatatkan kinerja positif. Mengingat, di Juni 2019, terdapat momentum hari raya Idul Fitri. Lazimnya, lebaran bisa mendorong penjualan ICBP.

Meski begitu pada semester II-2019, Venny menilai, tantangan di sektor konsumsi bakal lebih banyak. Salah satunya, persaingan produk yang semakin ketat.

Menurut Venny, risiko ini akan memperberat langkah ICBP. "Tantangan ke depan adalah semakin ketatnya persaingan, mengingat banyak juga mi instan luar yang masuk ke Indonesia," imbuh dia.

Selain itu, kondisi makro ekonomi di semester II perlu menjadi sorotan. Dengan kemungkinan inflasi yang lebih tinggi, maka ada kemungkinan akan terjadi kontraksi pada ekonomi. MNC Sekuritas memperkirakan inflasi 2019 di level 4,3%, dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,1%–5,2% pada akhir tahun.

Meskipun secara sektoral masih ada peluang tertekan, Venny menilai, prospek ICBP masih positif. Karena itu dia merekomendasikan buy dengan target harga Rp 11.600.

Stella juga masih merekomendasikan beli untuk saham ICBP dengan target harga hingga akhir tahun Rp 11.100 per saham. Ini setara dengan price earning ratio (PER) 23,8 kali. Prospek positif tersebut, didukung sentimen positif dari stabilitas harga komoditas dan momentum gaji ke-13 yang bakal dibagikan Juli 2019.

Helen juga merekomendasikan buy ICBP dengan target harga Rp 11.300 di akhir tahun. Kamis (11/7), harga ICBP naik 1,23% menjadi Rp 10.250 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

 Gara-Gara Saham Diamond Citra Propertindo (DADA), Investor Banyak Trauma
| Senin, 27 Oktober 2025 | 17:19 WIB

Gara-Gara Saham Diamond Citra Propertindo (DADA), Investor Banyak Trauma

Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah sejak lama memberi sinyal peringatan atas pergerakan tidak wajar saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA).

Akan dapat Tambahan Pendanaan Rp 829,4 Miliar, CENT Berencana Tambah Menara
| Senin, 27 Oktober 2025 | 14:54 WIB

Akan dapat Tambahan Pendanaan Rp 829,4 Miliar, CENT Berencana Tambah Menara

PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) masih memasang mode agresif, dengan berencana menambah menara dalam beberapa tahun ke depan.

CENT Berkolaborasi dengan WIFI dan Terbitkan Obligasi Rp 829,4 Miliar Untuk Ekspansi
| Senin, 27 Oktober 2025 | 08:45 WIB

CENT Berkolaborasi dengan WIFI dan Terbitkan Obligasi Rp 829,4 Miliar Untuk Ekspansi

Obligasi yang diterbitkan PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk dibeli induknya dengan bunga 5,16% per tahun.

Beban Meningkat, Laba Bersih Medikaloka Hermina Tertekan
| Senin, 27 Oktober 2025 | 07:54 WIB

Beban Meningkat, Laba Bersih Medikaloka Hermina Tertekan

Emiten pengelola Rumah Sakit Hermina itu mengantongi laba Rp 356,01 miliar, turun 23,95% secara tahunan atau year on year (yoy).

Waspada, Modus Penipuan Investasi Saham
| Senin, 27 Oktober 2025 | 07:42 WIB

Waspada, Modus Penipuan Investasi Saham

Dana langsung ditransfer ke rekening atas nama suatu PT. Padahal seharusnya ke rekening Rekening Dana Nasabah (RDN) atas nama nasabah.

Sektor Konsumsi Membaik, Meski Sudah Naik Saham UNVR, KLBF, & AMRT Masih bisa Dilirik
| Senin, 27 Oktober 2025 | 07:37 WIB

Sektor Konsumsi Membaik, Meski Sudah Naik Saham UNVR, KLBF, & AMRT Masih bisa Dilirik

Rotasi masih selektif karena investor masih menunggu kepastian arah inflasi dan konsumsi rumah tangga di kuartal IV.

Surya Semesta Internusa (SSIA) Bersiap Lakukan Restrukturisasi Anak Usaha
| Senin, 27 Oktober 2025 | 07:18 WIB

Surya Semesta Internusa (SSIA) Bersiap Lakukan Restrukturisasi Anak Usaha

Pelaksanaannya akan mengakibatkan beralihnya pengendalian atas SAM, SIH, BHM dan SSR dari yang semula berada di bawah perseroan.

Antara Gebrakan Kebijakan dengan Risiko Tatakelola
| Senin, 27 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Antara Gebrakan Kebijakan dengan Risiko Tatakelola

Sejumlah kebijakan yang digulirkan Purbaya Yudhi Sadewa, kurang dari dua bulan masa jabatannya sebagai Menteri Keuangan, menyedot perhatian

Saham Sektor Tertentu dan Emas Masih Prospektif di Tahun 2026
| Senin, 27 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Saham Sektor Tertentu dan Emas Masih Prospektif di Tahun 2026

Pasar modal di Indonesia masih cukup volatil. Hal itu tidak lepas dari sentimen global yang mempengaruhi pasar modal.  

ESG Adi Sarana Armada (ASSA): Aplikasi ESG Dalam Ekspansi di Setiap Lini
| Senin, 27 Oktober 2025 | 06:24 WIB

ESG Adi Sarana Armada (ASSA): Aplikasi ESG Dalam Ekspansi di Setiap Lini

Perusahaan bisnis rental mobil dan logistik, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) tetap ekspansif di tahun ini. Lihat penerapan aksi ESG perusahaan.

INDEKS BERITA

Terpopuler