Bisnis Pengelolaan Kekayaan Keluarga Super Tajir di Asia Semakin Semarak

Sabtu, 05 Agustus 2023 | 04:15 WIB
Bisnis Pengelolaan Kekayaan Keluarga Super Tajir di Asia Semakin Semarak
[]
Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Jumlah investor dengan nilai kekayaan tinggi di Asia tumbuh dengan pesat. Tren peningkatan investor kaya di Asia diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2026. Hal ini membuat kebutuhan akan bisnis family office di Asia terus meningkat. Kantor keluarga alias family office adalah perusahaan swasta yang bertugas untuk menangani kekayaan satu keluarga atau individu kaya. Beberapa bank global yang masuk di bisnis ini mengaku mengalami kenaikan permintaan.

Layanan kantor keluarga alias family office di Asia terutama Hong Kong dan Singapura bersaing ketat, menarik investor super kaya. Hong Kong misalnya, pada Maret 2023 resmi memberi sejumlah insentif termasuk keringanan pajak jika investor mendaftarkan kantor keluarga di negaranya. Begitupun dengan Singapura yang memberi keringanan pajak dan tunjangan lain. 

Pasar Asia dinilai cukup potensial lantaran kebutuhan orang kaya yang semula mengelola kekayaan dengan cara tradisional kini ingin mengalihkan ke lebih profesional. 
Family office ini akan membantu keluarga super kaya untuk mengelola dan mewariskan kekayaan kepada keturunan mereka. Cara ini sudah lama dilakukan oleh beberapa keluarga kaya di Eropa dan AS selama beberapa dekade.

Baca Juga: HSBC Indonesia Luncurkan Sederet Layanan Tingkatkan Nasabah Liburan ke Luar Negeri

Tak heran, jika banyak bank global memperkuat kantor cabang family office di Asia. Citigroup memperkirakan klien di Asia akan meningkat 25% di tahun ini. Regional Head of Family Office Advisory Citibank Faye Ong seperti dikutip Reuters menjelaskan, sejak 2022, jumlah klien di Asia meningkat 50% secara tahunan.

Sejak tahun 2020, Citi telah mengubah layanan family office di Asia menjadi unit yang lengkap. Dalam unit family office, Citi memberi layanan penasehat keuangan, tata kelola perusahaan di keluarga, perencanaan warisan, filantropi, perencanaan investasi dan membuat kesepakatan dengan klien yang lebih kaya.

"Kami melihat minat yang besar di keluarga kaya dari China, Hong Kong, Filipina, India dan Indonesia untuk menempatkan family office di Hong Kong," terang Ong seperti dikutip Reuters, Jumat (4/8). Dia menambahkan tak hanya pasar Asia, klien dari Timur Tengah juga disebut terus meningkat.

Selain Citibank, ada HSBC Holdings yang telah memberi layanan family office di Hong Kong dan Singapura sejak tahun 2021. Ada juga DBS yang juga menyediakan layanan family office di Singapura. Sumber yang dikutip Reuters menyebutkan, dana kelolaan family office di DBS meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. DBS juga menyediakan layanan perbankan kepada sepertiga dari kantor keluarga yang didirikan di Singapura.

DBS pada Juni lalu mengungkapkan, sedang menangani 20 klien dan calon klien di seluruh Asia untuk memberi solusi investasi. "Hal ini menjadi pilihan menarik bagi keluarga yang tidak ingin pindah ke Singapura, tapi ingin mengkonsolidasikan aset ke sini," kata Lee Woon Shiun Group Head of Wealth Planning, Family Office and Insurance Solutions DBS, dikutip Reuters.

Menurut data bank sentral Singapura, jumlah kantor keluarga di Singapura 1.100 di akhir 2022. Angka tersebut naik dari tahun 2020 sebanyak 400 family office. Sedang Hong Kong menargetkan 200 kantor keluarga di 2025.     

Baca Juga: Mempertanyakan Nasib Qin Gang Setelah Dipecat dari Posisi Menlu China     

Bagikan

Berita Terbaru

Demi Geothermal, Kemenhut Rayu UNESCO Lepas Sebagian Hutan Warisan Dunia di Sumatra
| Rabu, 17 September 2025 | 20:32 WIB

Demi Geothermal, Kemenhut Rayu UNESCO Lepas Sebagian Hutan Warisan Dunia di Sumatra

Sejumlah perusahaan besar memiliki proyek panas bumi di sekitar taman nasional yang menjadi warisan dunia Unesco.

Masih Naik Kendati Masuk UMA, Ini Prospek Saham Dwi Guna Laksana (DWGL)
| Rabu, 17 September 2025 | 19:35 WIB

Masih Naik Kendati Masuk UMA, Ini Prospek Saham Dwi Guna Laksana (DWGL)

Pada semester I-2025, penjualan DWGL meng.alami peningkatan 4,58% dari Rp 1,66 triliun menjadi Rp 1,74 triliun

Prospek Saham HMSP Bergantung Pada Revisi Tarif Cukai yang Lebih Rendah
| Rabu, 17 September 2025 | 18:59 WIB

Prospek Saham HMSP Bergantung Pada Revisi Tarif Cukai yang Lebih Rendah

Pada 2024, penerimaan negara dari cukai mencapai Rp 217 triliun, dengan 95% di antaranya berasal dari cukai rokok.

Biar Masalah Uang Tak Menjadi Sumber Kecemasan
| Rabu, 17 September 2025 | 18:07 WIB

Biar Masalah Uang Tak Menjadi Sumber Kecemasan

Kondisi pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan, bisa memicu stres finansial. Simak upaya untuk mencegahnya!

Menguji Taji Bitcoin cs Hadapi September Effect & Suku Bunga The Fed
| Rabu, 17 September 2025 | 18:03 WIB

Menguji Taji Bitcoin cs Hadapi September Effect & Suku Bunga The Fed

Bulan ini, pasar aset kripto menghadapi ujian September Effect dan agenda suku bunga The Fed. Bagaimana strategi investor?

Presiden Prabowo Subianto Kembali Reshuffle, Ada Menpora dan Menkopolkam Baru
| Rabu, 17 September 2025 | 15:43 WIB

Presiden Prabowo Subianto Kembali Reshuffle, Ada Menpora dan Menkopolkam Baru

Prabowo melantik Djamari Caniago resmi dilantik sebagai Menkopolkam dan Erick Thohir sebagai Menpora

BI Rate Turun 5 Kali Hingga September 2025 Demi Menopang Pertumbuhan Ekonomi
| Rabu, 17 September 2025 | 15:19 WIB

BI Rate Turun 5 Kali Hingga September 2025 Demi Menopang Pertumbuhan Ekonomi

BI memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (Bps) menjadi 4,75% pada RDG yang digelar pada 16-17 September 2025.

BUVA Bakal Rights Issue Buat Ekspansi, Happy Hapsoro Profit Taking Rp 100 Miliar
| Rabu, 17 September 2025 | 13:00 WIB

BUVA Bakal Rights Issue Buat Ekspansi, Happy Hapsoro Profit Taking Rp 100 Miliar

Dalam waktu dekat, BUVA akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue.

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/9) Masih Menanti Keputusan BI dan The Fed
| Rabu, 17 September 2025 | 07:51 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/9) Masih Menanti Keputusan BI dan The Fed

Investor menanti hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur BI mengenai suku bunga acuan. Harap-harap cemas ini berbarengan arah suku bunga The Fed.

IPO Merdeka Gold (EMAS) Berpotensi Meraup Dana Rp 4,65 Triliun
| Rabu, 17 September 2025 | 07:44 WIB

IPO Merdeka Gold (EMAS) Berpotensi Meraup Dana Rp 4,65 Triliun

PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mematok harga initial public offering (IPO) di Rp 2.880 per saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler