Bisnis Terhambat di Malaysia, Paramita (PBSA) Geber Pabrikasi Baja

Sabtu, 15 Juni 2019 | 07:50 WIB
Bisnis Terhambat di Malaysia, Paramita (PBSA) Geber Pabrikasi Baja
[]
Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA) berencana menambah fasilitas pabrikasi baja di Bekasi, Jawa Barat. Ekspansi tersebut adalah bagian dari cita-cita memiliki fasilitas pabrikasi baja berkapasitas 5.000 ton hingga 6.000 ton. Menurut hitung-hitungan bisnis mereka, kapasitas sebesar itu berpotensi mendatangkan keuntungan bisnis yang lebih menjanjikan.

Adapun sejauh ini, Paramita Bangun Sarana baru mengoperasikan fasilitas pabrikasi baja sebesar 1.500 ton baja. Asal tahu, fasilitas pabrikasi baja tersebut berfungsi mengolah baja sesuai dengan kebutuhan dalam pembangunan proyek konstruksi. Bidang usaha yang mereka geluti memang seputar jasa konstruksi, infrastruktur, mekanikal, dan elektrikal.

Demi memuluskan rencana, pada 10 Mei 2019 Paramita Bangun Sarana mendirikan PT Paramita Andalan Struktur. Target operasionalnya antara kuartal III atau kuartal IV nanti. Anak usaha baru itu memiliki modal dasar Rp 8 miliar dan modal disetor Rp 2 miliar. Nilai penyertaan Paramita Bangun Sarana setara dengan 80% modal ditempatkan dan disetor.

Hanya saja, sejauh ini belum ketahuan besar kapasitas fasilitas pabrikasi baja Paramita Andalan. "Setidaknya melengkapi kontribusi yang dibutuhkan walau jumlahnya bisa jadi masih kecil secara persentase," kata Vincentius Susanto, Direktur dan Sekretaris Korporat PT Paramita Bangun Sarana Tbk, saat paparan publik, Jumat (14/6).

Bisnis di Malaysia

Paramita Bangun Sarana juga mengawal anak usaha baru lain, yakni Paramita Bangun Sarana Sdn. Bhd. di Sibu, Sarawak, Malaysia. Tahun lalu, anak perusahaan tersebut mendatangkan pendapatan Rp 4 miliar–Rp 5 miliar dari bisnis jasa konstruksi di negeri jiran.

Namun pada kuartal I-2019, Paramita Bangun Malaysia tidak menyumbang pendapatan karena terkendala izin Pemerintah Malaysia. Paramita Bangun Sarana terpaksa menunda sementara operasional anak usaha tersebut. "Sesuatu yang tidak bisa kami kendalikan tapi rencananya akan kembali aktif pada kuartal IV-2019 mendatang," jelas Vincentius.

Sementara hingga akhir tahun nanti, Paramita Bangun Sarana mengejar pendapatan usaha Rp 525 miliar. Target tersebut setara dengan pertumbuhan 46,37% ketimbang realisasi pendapatan usaha tahun lalu yang mencapai Rp 358,69 miliar.

Sejauh ini, Paramita Bangun Sarana mengempit kontrak pekerjaan sekitar Rp 500 miliar. Selain meningkatkan kontrak dari pelanggan lama, manajemen perusahaan tersebut memburu kontrak dari pelanggan baru.

Beberapa pekerjaan konstruksi yang ada dalam daftar Paramita Bangun Sarana antara lain dari PT Nippon Indosari Corpindo Tb (ROTI), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), Grup Sinarmas dan PT Ecooils Jaya Indonesia. Bersama dengan Ecooils Jaya, Paramita Bangun Sarana menempatkan sekitar 10% saham atau US$ 10 juta pada perusahaan daur ulang residu industri kelapa sawit.

Turun dua kali lipat

Sementara itu rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Paramita Bangun Sarana Tbk Jumat (14/6), menyepakati pembagian dividen tunai 2018 sebesar Rp 19,5 miliar atau Rp 13 per saham. Dividen itu 46,14% terhadap laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih 2018 yakni Rp 42,26 miliar.

Laba bersih tahun lalu turun lebih dari dua kali lipat ketimbang 2017 yang tercatat Rp 96,58 miliar. Catatan itu sejalan dengan penurunan pendapatan usaha sekitar 1,8 kali lipat menjadi Rp 358,69 miliar.

RUPST juga merestui Roesdiman Soegiarso menjadi komisaris independen. Kepengurusan selebihnya terdiri dari Komisaris Utama Halim Susanto, Direktur Utama Yonggi Tanuwidjaja, Wakil Direktur Utama Evelyn Tanuwidjaja, Direktur dan Sekretaris Perusahan Vincentius Susanto dan Direktur Alexander Sayyidiman.

Bagikan

Berita Terbaru

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian

Melihat perjalanan karir Joao Angelo de Sousa Mota mengembangkan usaha di bidang pertanian dan perkebunan

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?

Harga emas Antam pecah rekor all time high Rp 2,04 juta per gram. Simak analisis penyebab kenaikan dan proyeksi harga emas dunia serta Antam.

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:40 WIB

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin

Multipolar Technology Tbk (MLPT) membeberkan empat strategi utama untuk memoles kinerja, termasuk diversifikasi pelanggan dan leverage teknologi

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:16 WIB

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)

Transaksi tersebut bagian dari strategi pengembangan usaha dan diversifikasi ke sektor minyak dan gas bumi. 

Stop Flexing Pejabat
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:12 WIB

Stop Flexing Pejabat

Ajang pamer kemewahan ini menimbulkan sakit hati masyarakat luas karena pejabat bisa menikmati hidup mewah dengan menggunakan dana dari negara.

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:10 WIB

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS sepekan terakhir akibat aksi demonstrasi dalam negeri dan rilis data ekonomi AS.

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:53 WIB

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro

Pakuan merupakan bagian dari Vasanta Grooup, sebuah perusahaan pengembang proyek real estate yang didirikan pada tahun 2015.

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:40 WIB

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta

Pergerakan emas Antam amat bergantung pada pergerakan emas dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham
| Sabtu, 06 September 2025 | 03:59 WIB

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham

Teddy Wishadi, Direktur BNI Sekuritas, berbagi kisah investasi. Pelajari evolusi instrumen dan strategi investasi dari deposito ke saham.

Semen Baturaja: Laba Meroket 989%, Apa Strateginya?
| Sabtu, 06 September 2025 | 03:58 WIB

Semen Baturaja: Laba Meroket 989%, Apa Strateginya?

PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) raih lonjakan laba bersih 989% semester I-2025. Simak strategi efisiensi logistik, digitalisasi, dan produk turunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler