BLTA Mengintip Peluang dari Kebijakan Biodiesel B20

Jumat, 10 Mei 2019 | 07:07 WIB
BLTA Mengintip Peluang dari Kebijakan Biodiesel B20
[]
Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) optimistis dengan prospek bisnis pengangkutan kapal pada tahun ini. Salah satu faktor pendorongnya adalah kebijakan kewajiban pemakaian biodiesel sebesar 20% (B20). Program ini berpotensi meningkatkan permintaan pengangkutan minyak sawit.

Kendati demikian, BLTA tidak bisa terlalu agresif menggenjot bisnisnya, termasuk menambah kapal baru. Hal ini mengingat mereka masih kesulitan memperoleh pendanaan dari perbankan.

Alhasil, pada tahun ini BLTA tidak mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk membeli kapal baru. Maklumlah, BLTA baru saja menyelesaikan proses restrukturisasi utangnya.

Namun manajemen BLTA masih yakin dan mereka bisa memanfaatkan peluang dari kebijakan B20.

Direktur Independen PT Berlian Laju Tanker Tbk Benny Rachmat meyakini kebijakan B20 bisa menyumbang pertumbuhan pendapatan sebesar 10%. Dalam kondisi tidak mampu membeli kapal baru, BLTA bakal menyewa dua kapal tanker demi memenuhi permintaan pasar. "Ini salah satu peningkatan pendapatan dari non-asset based," kata dia, Kamis (9/5).

BLTA mengakui total delapan kapal yang mereka miliki saat ini sedang dalam kondisi terikat kontrak. Oleh karena itu, dua kapal yang akan disewa nantinya bakal dimanfaatkan untuk mengangkut minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

Kapasitas angkut dua kapal itu diperkirakan bakal sama dengan kapasitas kapal yang dimiliki BLTA. Dari delapan kapal milik sendiri, kapasitasnya bervariasi, mulai dari 5.000 deadweight tonnage (dwt) hingga 17.000 dwt.

Benny mengatakan mayoritas komoditas yang diangkut kapal BLTA selama ini merupakan produk kelapa sawit. Mengacu laporan keuangan, terdapat tiga segmen komoditas yang diangkut BLTA yakni chemical, gas dan lainnya.

Dari total pendapatan BLTA sebesar US$ 5,46 juta, segmen chemical menyumbang US$ 4,48 juta. Sementara gas menyumbang US$ 955.280 dan lainnya sebesar US$ 21.775.

Dengan strategi itu, setidaknya BLTA berharap tahun ini bisa mencatatkan pendapatan sedikit lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA