Bos Baru Garuda Indonesia (GIAA) Lulusan Taruna Nusantara, Begini Targetnya

Sabtu, 16 November 2024 | 06:21 WIB
Bos Baru Garuda Indonesia (GIAA) Lulusan Taruna Nusantara, Begini Targetnya
[ILUSTRASI. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Wamildan Tsani Panjaitan yang resmi diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (15/11/2024). (KONTAN/Yuliana Hema)]
Reporter: Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (15/11), dengan mata acara perubahan kepengurusan. RUPSLB memutuskan untuk mengangkat Wamildan Tsani Panjaitan menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan Irfan Setiaputra. Sebelumnya, Wamildan menjabat sebagai Plt. Direktur Utama PT Lion Air sejak 2022.

Pasca didapuk menjadi orang nomor satu di Garuda, Wamildan siap melakukan aksi beres-beres di tubuh GIAA. Ada tiga strategi yang disiapkan pria lulusan SMA Taruna Nusantara 1998 untuk membenahi Garuda.

Pertama, mengevaluasi secara menyeluruh terhadap kondisi keuangan dan operasional Garuda. Ini dilakukan untuk Wamildan menentukan langkah teknis selanjutnya. Kedua, mengakselerasi kinerja Garuda. Sebagai langkah awal, Wamildan akan mengecek optimalisasi operasional cost dan meningkatkan sumber-sumber pendapatan.

Menurut Wamildan, upaya itu dilakukan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Negara BUMN Erick Thohir. "Kami akan memaksimalkan sistem digitalisasi dan merambah sampai ke level pelayanan Garuda kepada penumpang," kata dia usai RUPSLB GIAA, kemarin.

Baca Juga: Ini Amanah Presiden Prabowo untuk Dirut Baru Garuda Indonesia (GIAA) Wamildan Tsani

Saat ini, lanjut dia, Garuda sedang dalam proses perbaikan kinerja setelah melewati masa penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) dengan kesepakatan restrukturisasi utang. Restrukturisasi ini berdasarkan keputusan homologasi tertanggal 27 Juni 2022. Kala itu, GIAA meraih pendanaan Rp 7,5 triliun dan Rp 725 miliar yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN) dan PPA. Setelah proses restrukturisasi utang, kata Wamildan, cost operasional GIAA lebih longgar. 

Ketiga, Wamildan juga akan menggenjot ekspansi jaringan hingga meningkatkan kualitas layanan GIAA. Caranya, menambah kapasitas pesawat sehingga rute-rute penerbangan ikut bertambah. "Akan ada penambahan pesawat dengan jumlah signifikan di 2025. Jumlahnya akan disampaikan nanti," imbuh Wamildan.

Di periode sembilan bulan tahun 2024, GIAA membukukan kerugian bersih senilai US$ 131,22 juta. Jumlah ini membengkak dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$72,38 juta.
 

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler