KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mampu mencatatkan kinerja positif selama enam bulan pertama 2021. Bank wong cilik ini meraih laba bersih konsolidasi Rp 12,54 triliun, atau naik 22,94% secara year on year (yoy) dari Rp 10,20 triliun.
Kenaikan laba seiring pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 29,15% yoy menjadi Rp 47,14 triliun. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, secara konsolidasi, sampai Juni 2021 BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 929,4 triliun. Angka ini tumbuh tipis 0,69% yoy dari Rp 922,97 triliun.
“Penopang utama pertumbuhan kredit mikro yang tercatat mencapai Rp 366,56 triliun atau tumbuh 17% yoy,” kata Sunarso dalam paparan laporan keuangan virtual pada Jumat (6/8).
Kredit konsumer juga tetap tumbuh 3,54% yoy menjadi Rp 145,94 triliun. Sementara itu, kredit di segmen usaha kecil dan menengah tercatat sebesar Rp 236,82 triliun dan kredit korporasi Rp 180,08 triliun.
Saat ini komposisi kredit mikro mencapai 39,44% dari total penyaluran kredit BRI. “Kredit mikro ini nantinya akan mencapai 45% dari total portofolio kredit di tahun 2025,” ujarnya.
Secara umum portofolio kredit UMKM menyumbang 80,62% dari total portofolio kredit BRI. Angka ini meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 78,58%. Porsi kredit UMKM BRI terus akan ditingkatkan hingga 85% pada 2025.
Seiring risiko kredit yang meningkat, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BRI sebesar 3,3% per Juni 2021. Angka itu meningkat dari Juni 2020 yang di level 2,98%. Untuk antisipasi risiko NPL ke depan, BRI menyiapkan pencadangan atau NPL coverage di kisaran 254,84%. Pencadangan ini mampu menutupi 2,5 kali dari jumlah NPL.
“Pencadangan ini dialokasikan dengan mempertimbangkan kondisi restrukturisasi kredit di BRI saat ini. Saat ini debitur memang masih menghadapi restrukturisasi meskipun jumlahnya sudah semakin menurun,” ujar Sunarso.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.