Berita Saham

BUMI Menimbang Target Baru Produksi Batubara Tahun Ini

Kamis, 07 Juli 2022 | 06:33 WIB
BUMI Menimbang Target Baru Produksi Batubara Tahun Ini

ILUSTRASI. Stasiun pengumpul batu bara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Sangatta, Kalimantan Timur. KONTAN/Cheppy A. Muchlis

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena La Nina dan curah hujan yang tinggi membayangi produksi batubara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) hingga periode tengah tahun. Emiten pertambangan batubara Grup Bakrie ini pun menimbang kembali target produksi akhir tahun 2022.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menyampaikan, pihaknya belum merilis hasil kinerja operasional pada semester pertama 2022. Namun sebagai estimasi, volume penambangan dan penjualan batubara BUMI selama enam bulan mencapai sekitar 35 juta-36 juta ton.

Dengan perkiraan ini, BUMI menargetkan produksi batubara 79 juta-83 juta ton sepanjang tahun ini. Target ini sedikit lebih tinggi dibanding realisasi 2021, sekitar 78 juta ton.

Namun, target tersebut masih di bawah target awal, yaitu 81 juta-86 juta ton sampai tutup tahun 2022. "Jika hujan La Nina mereda, kami berharap dapat mencapai panduan tahun 2022 seperti yang diuraikan," kata Dileep, Rabu (6/7).

Meski memperkirakan potensi hujan lebat berlanjut di semester dua, BUMI akan mengejar target sembari memenuhi domestic market obligation (DMO).

Adapun produksi batubara BUMI ditopang dua anak usahanya, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia. Dileep yakin, permintaan batubara masih tetap tinggi di semester II.

Di tengah posisi harga batubara yang masih tinggi, BUMI pun mempercepat pembayaran utang. Selain itu, perusahaan ini menggelar penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement dengan nilai sampai  Rp 1,01 triliun.

Ini dilakukan untuk mengonversi utang Innovate Capital. "Kami berharap memiliki struktur permodalan yang seimbang setelah aksi korporasi ini," kata Dileep.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menilai, harga batubara yang tinggi menjadi pendorong harga BUMI menguat selama sebulan terakhir sampai 18,97%. Namun ia memberikan catatan saat ini pergerakan BUMI masih di fase konsolidasi. Harga baru akan terkonfirmasi saat berada di uptrend, bila berhasil ditutup di atas level Rp 75 selama beberapa hari.

William menyarankan buy on breakout dengan mencermati area resistance di level  Rp 75, dengan level support berada di Rp 61. Kemudian, level resistance selanjutnya di posisi Rp 90.

Sementara Herditya Wicaksana, Analis MNC Sekuritas, melihat, selama mampu bertahan di atas support Rp 61, harga BUMI di fase updtrend. Namun, stochastic rawan dead cross. Karena itu, dia memberi rekomendasi speculative buy untuk BUMI.

 

 

 

Terbaru