Bumi Serpong Damai (BSDE) Akan Terbitkan Obligasi, Ini Peringkat dari Moody's

Selasa, 27 Agustus 2019 | 16:50 WIB
Bumi Serpong Damai (BSDE) Akan Terbitkan Obligasi, Ini Peringkat dari Moody's
[ILUSTRASI. Stan Pengembang BSD City]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Entitas bisnis Grup Sinarmas, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berencana menerbitkan obligasi baru melalui anak usahanya, Global Prime Capital Pte Ltd. Surat utang senior tanpa jaminan (unsecured) ini mendapat peringkat Ba3 dari Moody's Investor Service. 

Obligasi itu akan dijamin oleh BSDE dan beberapa anak perusahaannya. Sementara itu, prospek peringkat ditetapkan stabil. 

BSDE akan menggunakan hasil penerbitan obligasi untuk membiayai pembelian senior notes yang jatuh tempo tahun 2021 dengan kupon 7,25%, melalui penawaran tender. Sementara itu sisa obligasi bakal digunakan untuk modal kerja dan keperluan perusahaan lainnya. 

Baca Juga: Bank sentral Australia terbuka untuk kebijakan non-konvensional

"Obligasi yang diusulkan tidak terkena hukum atau struktural risiko subordinasi. Sehingga, peringkatnya setara dengan peringkat perusahaan yakni Ba3," ujar Jacintha Poh, Wakil Presiden Moody's dan Senior Credit Officer, Selasa (27/8). 

Menurut Poh, manajemen permodalan BSDE cukup baik. Hal ini terlihat dari penggunaan sebagian besar surat utang baru untuk membiayai kembali obligasi tahun 2021. "Penerbitan baru akan memperpanjang jatuh tempo utang rata-rata tertimbang," ujarnya. 

Per 30 Juni 2019, sekitar 60% total utang BSDE merupakan utang unsecure. Sebagian besar pendapatan dan pinjaman BSDE disimpan di perusahaan induk, yang merupakan penjamin atas berbagai obligasi tersebut. 

Baca Juga: Ini alasan mengapa bank sentral dunia sangat mencintai emas

Moody's sendiri memprediksi metrik kredit BSDE masih akan berada di ambang batas untuk peringkat Ba3 dalam 12 hingga 18 bulan ke depan, dengan penyesuaian utang per homebuilding EBITDA sebesar 3,5 kali. Lalu, homebuilding EBIT per beban bunga diperkirakan 3,1 kali. 

Sebagai salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia, BSDE memiliki berbagai keunggulan, seperti diversifikasi beragam proyek dan segmen properti. Hal itu juga memungkinkan BSDE untuk bisa memenuhi permintaan pasar yang terus berubah. 

Prospek peringkat stabil juga mencerminkan ekspektasi Moody's bahwa BSDE akan mencapai marketing sales sekitar Rp 5 triliun jika berhasil mempertahankan rasio keuangan dan mengejar pertumbuhannya. 

Baca Juga: Harga Batubara Meredup, UNTR Merevisi Lagi Target Penjualan Alat Berat

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA