Bunga Acuan BI, Pencadangan dan Likuiditas Bikin Berat Langkah Bank BTN (BBTN)

Sabtu, 27 Juli 2019 | 05:02 WIB
Bunga Acuan BI, Pencadangan dan Likuiditas Bikin Berat Langkah Bank BTN (BBTN)
[]
Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.IDJAKARTA. Kinerja PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) di separuh pertama 2019 kurang menggembirakan. Laba bank yang fokus pada penyaluran kredit perumahan ini turun 7,14% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,3 triliun dari Rp 1,4 triliun. 

Penyebabnya, beban bunga yang naik ditambah ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang mewajibkan perbankan menyebabkan pencadangan lebih besar.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan hingga lima kali pada tahun lalu. Walhasil beban bunga meningkat. 

Padahal, pendapatan bunga BTN sejatinya tumbuh 19,81% secara yoy dari Rp 10,66 triliun menjadi Rp 12,78 triliun. Pertumbuhan pendapatan bunga ditopang dari penyaluran kredit yang tumbuh 18,78% yoy menjadi Rp 251,04 triliun.

Dari segmen KPR tercatat tumbuh 19,72% yoy menjadi Rp 173,61 triliun. Sementara segmen kredit komersial tumbuh 17,7% yoy menjadi Rp 44,77 triliun. 

Hingga akhir tahun ini BTN menargetkan dapat meraih laba hingga Rp 2,6 triliun. Tanpa pencadangan tambahan, laba BTN ditargetkan bisa Rp 4,5 triliun.

Plt. Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Nixon Napitupulu menambahkan, tahun ini BTN telah membentuk rasio pencadangan 76% dari total penyaluran kredit, naik dari tahun lalu yang sebesar 49%.

Atasi masalah likuiditas lewat rights issue dan surat utang

Di sisi lain, Bank BTN menghadapi masih menghadapi persoalan likuiditas yang mengetat. Beberapa tahun terakhir loan to deposit ratio (LDR) BTN selalu di atas 100%. 

Walhasil, rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) terus turun. Kalkulasi BTN, setiap tahun akan melorot antara 1% sampai 1,5% karena ekspansi kredit untuk pembiayaan program sejuta rumah, yakni antara 250.000 unit hingga 300.000 unit.

Mengantisipasi tergerusnya modal dalam lima tahun ke depan, bank spesialis kredit perumahan akan menghimpun dana lewat penerbitan saham baru atawa rights issue sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 8 triliun. 

Sambil menunggu izin rights issue dari regulator, BTN siap menerbitkan obligasi bertajuk junior global bond dengan target perolehan dana hingga US$ 300 juta. "Targetnya Desember tahun ini bisa meluncur," ujar Nixon, Jumat (26/7).

Penerbitan obligasi ini diharapkan mampu mengerek CAR BTN hingga 19,1% sampai akhir 2019. Pada kuartal I 2019 posisi CAR BTN sebesar 17,62%.

Bagikan

Berita Terbaru

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:39 WIB

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas

Kinerja sejumlah emiten Grup Sinar Mas jeblok di sembilan bulan 2025. Tapi, pergerakan saham emiten lebih kinclong ketimbang kinerja keuangannya.​

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:38 WIB

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memproyeksikan pendapatan pada 2026 bakal lebih baik dari tahun ini.

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:27 WIB

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi

Langkah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) merevisi jadwal dan harga pelaksanaan rights issue menuai respons positif dari pelaku pasar saham.

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:19 WIB

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api

JP Morgan Sekuritas memproyeksi level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa tembus 10.000 pada 2026

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:06 WIB

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi

Realisasi investasi melambat, bahkan realisasi FDI terkontraksi dan terendah sejak pandemi          

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:30 WIB

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun

Perluasan jumlah toko juga dilakukan untuk memperkuat posisi pihaknya sebagai pemimpin di pasar ritel perlengkapan rumah tangga di Tanah Air

Prospek Bisnis Pembiayaan Masih Alot
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:04 WIB

Prospek Bisnis Pembiayaan Masih Alot

OJK catat piutang multifinance melambat di Sep 2025. Industri siapkan strategi hadapi tantangan 2026, termasuk kredit kendaraan & paylater.

Premi Digital Makin Menopang Bisnis Asuransi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:01 WIB

Premi Digital Makin Menopang Bisnis Asuransi

Distribusi digital menopang asuransi Indonesia. OJK catat premi digital 2,87% per Sep 2025. Pelaku seperti GEGI dan Jasindo raih pertumbuhan.

Kebijakan Pembatasan Angkutan Barang Menekan Bisnis Logistik
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kebijakan Pembatasan Angkutan Barang Menekan Bisnis Logistik

Perusahaan logistik umumnya harus segera mengirim pesanan yang dilakukan pada dua minggu pertama Desember. 

Pindar Tangkap Peluang Pembiayaan
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:58 WIB

Pindar Tangkap Peluang Pembiayaan

Kebutuhan dana konsumtif dan produktif melonjak akhir tahun. Pelajari risiko dan tips aman pinjam di fintech lending untuk liburan Anda.

INDEKS BERITA

Terpopuler