Bunga Naik, Nilai Penerbitan Obligasi di Semester II Berpotensi Lebih Kecil

Sabtu, 09 Juli 2022 | 04:35 WIB
Bunga Naik, Nilai Penerbitan Obligasi di Semester II Berpotensi Lebih Kecil
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi jauh cukup bergairah di paruh pertama tahun ini. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), hingga 30 Juni, jumlah penerbitan obligasi korporasi Rp 69,7 triliun. Jumlah tersebut naik 60,71% dibanding penerbitan di semester I-2021, sebesar Rp 43,37 triliun. 

Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra mengungkapkan, tren suku bunga serta yield SUN yang belum tinggi mendorong emiten menerbitkan obligasi korporasi. Hanya saja, di paruh kedua tahun ini, ada potensi penerbitan tak terlalu tinggi.

Namun, penerbitan obligasi korporasi tahun ini masih bisa lebih tinggi dibanding tahun lalu. Di 2021, emiten yang menerbitkan obligasi korporasi hanya 54 perusahaan, dengan nilai Rp 107,5 triliun. Di 2022 berjalan ini, sudah ada 43 perusahaan penerbit obligasi. 

Baca Juga: Surat Utang Korporasi Tenor Pendek Paling Ramai Diterbitkan di Semester I-2022

Salyadi menyebut, sektor non industri keuangan menjadi emiten penerbit obligasi terbanyak dengan porsi 55,2%. Padahal, secara historis, sektor keuangan lebih rajin menerbitkan obligasi korporasi. 

Menurut Salyadi, ini karena kredit perbankan belum pulih 100%. Selain itu, likuiditas melimpah, sehingga sektor keuangan belum perlu mencari pendanaan lewat obligasi. Tahun ini, kelompok sektor keuangan cenderung lebih memilih menggunakan dana internal terlebih dahulu ketimbang merilis obligasi.

Jika ditengok dari tujuan penerbitan, Salyadi menyebut, 47,7% penerbitan obligasi masih untuk memenuhi kebutuhan refinancing dan 43,5% untuk modal kerja. Sementara itu, untuk keperluan investasi atau ekspansi hanya 8,7%. 

Di sisa tahun ini, tren penerbitan cukup sulit diprediksi, karena tren bunga yang naik. Kondisi ini bisa membuat perusahaan memutuskan untuk menunda, batal menerbitkan. atau merilis obligasi dengan emisi lebih kecil. 

Namun Salyadi menilai, minat pada obligasi korporasi masih besar. Terlebih pemerintah berencana mengurangi pasokan SBN. Tapi tidak bisa dipungkiri, kenaikan bunga menyebabkan perusahaan mempertimbangkan cost of fund dari penerbitan obligasi.

Baca Juga: Ramai Lagi, Penerbitan Obligasi Korporasi Capai Rp 69,7 Triliun di Semeseter I 2022

Di semester II, Salyadi menuturkan, mandat penerbitan obligasi korporasi di Pefindo mencapai Rp 64,65 triliun. "Sementara obligasi jatuh tempo ada Rp 92,8 triliun," imbuh Salyadi. Proyeksi Pefindo, emisi penerbitan surat utang korporasi di tahun ini mencapai Rp 151 triliun. 

Bagikan

Berita Terbaru

Perlindungan Konsumen di Persimpangan
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 05:10 WIB

Perlindungan Konsumen di Persimpangan

Literasi digital yang baik harusnya bisa memberikan pengetahuan terkait hak dan kewajiban sebagai konsumen.

Direktur ERAA Djohan Sutanto, Membagi Portofolio Berdasarkan Risiko
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 05:01 WIB

Direktur ERAA Djohan Sutanto, Membagi Portofolio Berdasarkan Risiko

Djohan Sutanto, Direktur PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)  membagi portofolio investasi berdasarkan risiko

Bank Tak Berniat Kurangi ATM Meski Transaksinya Kian Susut
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 05:00 WIB

Bank Tak Berniat Kurangi ATM Meski Transaksinya Kian Susut

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), jumlah transaksi ATM dan debet sepanjang 2024 mencapai 6,95 miliar, menyusut 8,57% secara tahunan.​

Ekonomi Baik-baik Saja?
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 05:00 WIB

Ekonomi Baik-baik Saja?

Meski terjadi eskalasi perang dagang yang semakin memanas belakangan ini, ekspor tekstil dan sepatu di awal tahun mengalami kenaikan.

Di Tengah Tekanan Aset Kripto, Koin Meme Melesat
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 04:56 WIB

Di Tengah Tekanan Aset Kripto, Koin Meme Melesat

Kenaikan tajam meme coin umumnya didorong oleh faktor spekulatif, hype komunitas, dan sentimen pasar yang lebih luas

Rupiah dalam Sepekan Terakhir Tertekan Data Domestik
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 04:52 WIB

Rupiah dalam Sepekan Terakhir Tertekan Data Domestik

Data ekonomi domestik yang lemah membebani mata uang Garuda di tengah tensi perang dagang yang meningkat. 

Ekonomi Kian Sulit, Emas Menjadi Komoditas Favorit
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 04:49 WIB

Ekonomi Kian Sulit, Emas Menjadi Komoditas Favorit

Kekhawatiran tekanan ekonomi global yang terus memburuk membuat investor memburu aset safe haven seperti emas 

AVIA Mencaplok Perusahaan Lem Dextone
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 04:41 WIB

AVIA Mencaplok Perusahaan Lem Dextone

PT Avia Avian Tbk (AVIA) melakukan penyertaan modal ke PT Dextone Lemindo, perusahaan yang bergerak di bidang industri perekat atau lem

Melantai di Bursa, Simak Target dan Rencana Bisnis Sinar Terang Mandiri (MINE)
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 04:37 WIB

Melantai di Bursa, Simak Target dan Rencana Bisnis Sinar Terang Mandiri (MINE)

Mengupas rencana bisnis dan ekspansi PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE), emiten baru yang bergerak di bisnis jasa tamban

IHSG Sepekan Ini Turun 1,8%, Tertekan Sentimen Ekonomi yang Memburuk
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 04:34 WIB

IHSG Sepekan Ini Turun 1,8%, Tertekan Sentimen Ekonomi yang Memburuk

Ndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pekan ini, turun 1,98% pada Jumat (14/3). Dalam sepekan, IHSG merosot 1,81%.

INDEKS BERITA

Terpopuler