Cantiknya Bisnis Kosmetik, Pemain Makin Banyak

Jumat, 03 Desember 2021 | 12:09 WIB
Cantiknya Bisnis Kosmetik, Pemain Makin Banyak
[ILUSTRASI. Gerai Martha Tilaar Shop (MTS) di pusat perbelanjaan. Martina Berto (MBTO) telah buka seluruh gerai Martha Tilaar Shop di seluruh Indonesia. Foto: DOK Martha Tilaar]
Reporter: Vina Elvira | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Industri kosmetik dan perawatan tubuh punya potensi pasar cukup besar di Tanah Air. Pemain bisnis kecantikan semakin bertambah. Kabar terbaru, perusahaan distributor ponsel PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) ikut terjun ke bisnis ini.

Head of Legal & Corporate Secretary PT Erajaya Swasembada Tbk, Amelia Allen mengatakan, berdasarkan riset Statista, potensi pasar beauty dan personal care di Indonesia tahun 2021 akan mencapai USD$ 7,5 miliar, dan akan bertumbuh 6,5% per tahun hingga tahun 2025 mendatang. Hal ini membuat ERAA semakin yakin dengan prospek pasar tersebut untuk masa mendatang. 
 
Amelia bilang, pihaknya belum bisa berkomentar banyak terkait rencana pengembangan bisnis ritel kecantikan dan personal care ERAA di tahun depan. Saat ini pihaknya tengah melakukan proses penyusunan rencana bisnis dan anggaran untuk tahun 2022. 
 
Meski demikian, Erajaya melihat inovasi dan agility akan menjadi strategi penting untuk menggarap pasar kosmetik. Menurut Amelia, Erajaya akan mengimplementasikan beberapa inisiatif bisnis baru, seperti memperkuat lini penjualan online, meluncurkan e-catalogue dan home delivery service, memperkuat jaringan logistik, serta strategi omnichannel.
 
"Kami tetap agresif dalam berbisnis, tidak lengah dan tidak diam, terutama dalam kondisi pandemi yang masih tidak menentu," papar dia kepada KONTAN, Kamis (2/12). 
 
ERAA lewat anak usahanya PT Erajaya Beauty & Wellmenss melakukan importasi, distribusi dan penjualan ritel produk kosmetik asal  Korea Selatan, The Face Shop Indonesia (TFS). Saat ini TFS memiliki 37 gerai ritel yang tersebar di kota-kota utama.
 
Emiten fast moving consumer goods (FMCG), PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) memandang prospek bisnis kosmetik masih cukup menjanjikan.  Manajemen TCID menilai, kondisi ini membuat persaingan di industri kosmetik menjadi semakin ketat. Sebab, banyak pemain baru yang tertarik masuk ke salah satu sektor produk FMCG ini. 
 
"Dengan banyak pemain baru, tentu mereka melihat ada potensi bagus, tapi persaingan semakin ketat," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Mandom Indonesia Tbk, Alia Dewi, Selasa (30/11). 
 
Di balik potensi bisnis yang cukup menjanjikan, ada sejumlah tantangan yang masih harus dihadapi TCID sebagai salah satu pemain di sektor ini. Alia menyebutkan, tantangan terbesar masih datang dari fluktuasi kondisi pandemi di Tanah Air.
 
Hal ini ikut mengubah pola belanja konsumen yang semakin berhati-hati dalam membelanjakan uangnya, sehingga berpengaruh terhadap penjualan TCID. 
"Persaingan semakin ketat dan kondisi Covid-19 global memberikan pengaruh di sisi ekspor maupun suplai bahan baku," sambung dia. 
 
TCID belum bisa berbicara banyak mengenai rencana bisnis tahun depan karena masih tahap finalisasi strategi. Alia hanya bilang, untuk memperluas pangsa pasar, Mandom tetap gencar menjalankan berbagai strategi, di antaranya merilis produk baru, memperluas pasar baik di sisi target konsumen maupun saluran penjualan dan distribusi, serta aktif melakukan pemasaran di berbagai channel.
 
Sementara itu, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO) Bryan David Emil menilai industri beauty personal care masih berprospek cerah. Dengan demikian, para pemain di sektor ini pun akan semakin bertambah dari tahun ke tahun. 
 
MBTO mengklaim punya kelebihan dari sisi manufacturing beauty personal care. Hal ini merupakan peluang bagi MBTO untuk menggaet klien dari pelaku usaha yang tidak mau berinvestasi pabrik di lini bisnis ini. "Jadi kami tangkap peluang bagi yang tidak mau investasi pabrik, bisa buat di kami. Unilever Indonesia yang sebesar itu, ada mesinnya yang dipercayakan di PT Cedefindo anak usaha MBTO," tutur Bryan.     

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Menggosok Laba dari Jasa Cuci Sepatu
| Minggu, 17 November 2024 | 05:21 WIB

Menggosok Laba dari Jasa Cuci Sepatu

Peluang usaha cuci dan perawatan sepatu kian menjanjikan. Dengan tarif terjangkau dan adanya layanan antar jemput, omzet bisa berkilauan.

Berharap pada Pariwisata
| Minggu, 17 November 2024 | 05:21 WIB

Berharap pada Pariwisata

Rilis kinerja ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) awal November lalu masih menyisakan kekhawatiran. Apa saja?

 
Tidak Ada Lagi Impor Sampah Plastik
| Minggu, 17 November 2024 | 05:21 WIB

Tidak Ada Lagi Impor Sampah Plastik

Pemerintah bakal melarang impor sampah plastik mulai 2025.​ Berlaku untuk semua jenis sampah, termasuk yang terpilah.

Perencanaan Anggaran untuk Deteksi Dini Kanker
| Minggu, 17 November 2024 | 05:21 WIB

Perencanaan Anggaran untuk Deteksi Dini Kanker

Merencanakan anggaran preventif kanker sejak dini penting untuk mengurangi risiko finansial. Simak saran perencanaan di sini!

Bisa Untung di Single Stock Futures (SSF), Meski Pasar Saham Loyo
| Minggu, 17 November 2024 | 05:21 WIB

Bisa Untung di Single Stock Futures (SSF), Meski Pasar Saham Loyo

Melalui Single Stock Futures (SSF), investor dapat menjaring cuan di semua siklus pasar. Simak cara memanfaatkannya! 

Sengkarut Tata Kelola di Balik Anomali Pasar Susu Sapi
| Minggu, 17 November 2024 | 05:15 WIB

Sengkarut Tata Kelola di Balik Anomali Pasar Susu Sapi

Impor bahan baku susu menjadi biang kerok produksi susu nasional tak pernah manis. Produksi susu peternak kalah saing dengan susu impor. Kenapa?

Bank Masih Sulit Pangkas Bunga KPR
| Sabtu, 16 November 2024 | 11:31 WIB

Bank Masih Sulit Pangkas Bunga KPR

Rata-rata bunga floating KPR bank besar masih tinggi kendati Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan

Beban Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat
| Sabtu, 16 November 2024 | 08:58 WIB

Beban Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat

Kenaikan imbal hasil US Treasury berisiko membuat biaya utang pemerintah saat ini maupun ke depan menjadi lebih mahal

Surplus Neraca Dagang Tidak Berefek ke Rupiah
| Sabtu, 16 November 2024 | 08:52 WIB

Surplus Neraca Dagang Tidak Berefek ke Rupiah

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 54 bulan berturut-turut

Gagal Berkarier di Militer, Karier Kerry di Industri Otomotif Moncer
| Sabtu, 16 November 2024 | 07:35 WIB

Gagal Berkarier di Militer, Karier Kerry di Industri Otomotif Moncer

Perjalanan karier Kariyanto Hardjosoemarto hingga menjadi Direktur di PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia

INDEKS BERITA

Terpopuler