CARS Bidik Perusahaan Otomotif Sebagai Target Akuisisi

Selasa, 07 Mei 2019 | 08:19 WIB
CARS Bidik Perusahaan Otomotif Sebagai Target Akuisisi
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS) menyiapkan ekspansi non organik. Pemilik jaringan diler Nasmoco tersebut berencana mengakuisisi perusahaan otomotif yang berdomisili di area Jawa.

Tinggal selangkah lagi, tahap akuisisi sampai pada penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Target realisasinya tahun ini juga. Hanya, Bintraco Dharma masih menyimpan rapat objek akuisisi yang dimaksud.

Anggaran akuisisi sekitar Rp 45 miliar. "Tapi itu masih belum kami resmikan," kata Wakil Direktur UtamaPT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk, Benny Redjo Setyono, usai rapat umum pemegang saham (RUPS) di, Senin (6/5).

Biaya akuisisi mencuil anggaran ekspansi Rp 75 miliar tahun ini. Bintraco Dharma berencana menggunakan Rp 30 miliar sisanya untuk pengembangan bisnis digital berupa pemasangan piranti lunak pada sejumlah sarana dan prasarana.

Adapun sumber anggaran ekspansi berasal dari kas internal dan pinjaman. Sumber dana internal antara lain dari sisa perolehan initial public offering (IPO) sebesar Rp 37 miliar dan laba ditahan.

Sementara pinjaman berasal dari sindikasi 25 bank dalam negeri dan luar negeri. Manajemen Bintraco Dharma mengatakan, sejauh ini proses pengajuan sindikasi kredit belum selesai. Jika proses berjalan mulus, mereka berpotensi mendapatkan utang senilai US$ 50 juta dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Stok kendaraan

Tatkala semangat ekspansi Bintraco Dharma membuncah, capain kinerja kuartal I 2019 berkata lain. Pendapatan mereka turun 4,81% year on year (yoy) menjadi Rp 1,78 triliun. Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa laba bersih berkurang 10,77% yoy menjadi Rp 54,09 miliar.

Salah satu penyebab penjualan turun karena pasokan kendaraan berkurang. "Supply berkurang sekitar 10%, dan paling jatuh di bulan Februari," ungkap Benny.

Biasanya Bintraco Dharma bisa menjual sekitar 7.000 unit kendaraan per kuartal. Namun volume penjualan triwulan pertama tahun ini hanya sekitar 5.700–5.800 unit. Namun mereka menyebut, penurunan penjualan otomotif terjadi secara nasional

Sebab lain adalah pemilihan umum (pemilu) dan marak taksi daring. Tahun ini Bintraco Dharma menargetkan penjualan 2.300–2.400 unit kendaraan per bulan.

Rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk pada Senin (6/5) kemarin, menyepakati pembagian dividen tahun buku 2018 sebesar Rp 15 miliar atau Rp 10 per lembar saham. Total alokasi dividen tersebut kurang lebih 6,31% terhadap total laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih tahun lalu yang tercatat Rp 237,61 miliar.

Besaran dividen Bintraco Dharma tahun buku 2018 lebih kecil ketimbang tahun buku 2017 yang sebesar Rp 40 per saham. "Karena investasi tahun ini memanfaatkan sebagian dari laba ditahan tahun 2018, " kata Benny Redjo Setyono, Wakil Direktur Utama PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk, usai RUPS, Senin (6/5).

Asal tahu, Bintraco Dharma menempatkan sisa laba bersih setelah dikurangi dividen sebesar Rp 222,61 miliar sebagai laba ditahan perseroan. Mereka akan menggunakannya untuk membiayai akusisi perusahaan baru dan mengembangkan sektor digital.

Bagikan

Berita Terbaru

Otoritas Pajak Mengkaji Ulang Skema Tarif Efektif Rata-Rata PPh 21
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:53 WIB

Otoritas Pajak Mengkaji Ulang Skema Tarif Efektif Rata-Rata PPh 21

DJP mengevaluasi skema tarif efektif rata-rata dalam perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang seringkali memicu kelebihan bayar gaji karyawan. 

APBD yang Mengendap dan Inersia Fiskal Daerah
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:19 WIB

APBD yang Mengendap dan Inersia Fiskal Daerah

Ketika keberanian membelanjakan anggaran tidak tumbuh, maka desentralisasi hanya menjadi ritual administratif tanpa semangat pembangunan.​

Investasi Minim Naker
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:01 WIB

Investasi Minim Naker

Pemerintah perlu menata ulang arah insentif investasi agar tidak hanya mengejar nilai, tetapi juga manfaat sosialnya.

Menakar Efek Program MBG Ke Emiten Produsen Susu, Ada ULTJ, DMND, dan CMRY
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:49 WIB

Menakar Efek Program MBG Ke Emiten Produsen Susu, Ada ULTJ, DMND, dan CMRY

Kebutuhan susu diperkirakan naik efek program MBG, dari sebelumnya sekitar 4,7 juta ton naik menjadi lebih dari 8 juta ton.

Dampak Rencana MSCI Masih Mengiringi Gerak Bursa, Berikut Proyeksi IHSG Hari Ini
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:01 WIB

Dampak Rencana MSCI Masih Mengiringi Gerak Bursa, Berikut Proyeksi IHSG Hari Ini

MSCI juga akan menerapkan pembulatan baru mulai Mei 2026, dengan aturan berbeda tergantung besarnya free float.

Produksi dan Kapasitas Panas Bumi Serta Kontrak Jangka Panjang Jadi Andalan PGEO
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Produksi dan Kapasitas Panas Bumi Serta Kontrak Jangka Panjang Jadi Andalan PGEO

Tertekan karena faktor non-operasional, termasuk selisih kurs dan biaya bunga dari ekspansi pembangkit. Secara operasional masih solid.

Saham AMMS ARA Lagi, Negosiasi Akuisisi Oleh Investor Kakap di COIN Masih Berlangsung
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Saham AMMS ARA Lagi, Negosiasi Akuisisi Oleh Investor Kakap di COIN Masih Berlangsung

Indikator teknikal menunjukkan, saham PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) masih berpeluang melanjutkan kenaikan.

Pendapatan dan Laba AKRA di Kuartal IV-2025 bisa Lebih Baik, Ditopang Penjualan Lahan
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:15 WIB

Pendapatan dan Laba AKRA di Kuartal IV-2025 bisa Lebih Baik, Ditopang Penjualan Lahan

Persoalan pasokan BBM di SPBU BP-AKR tidak berdampak signifikan lantaran kontribusinya yang mini ke PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Sido Muncul Menadah Berkah dari Masuk Angin
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:14 WIB

Sido Muncul Menadah Berkah dari Masuk Angin

Kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diproyeksi membaik pada semester II 2025

Harga Emas Dunia Terkoreksi, Investor Saham Disarankan Wait and See
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 07:55 WIB

Harga Emas Dunia Terkoreksi, Investor Saham Disarankan Wait and See

Potensi kenaikan harga emas hingga pengujung tahun 2025 diprediksi tidak akan terlalu signifikan lagi.

INDEKS BERITA

Terpopuler