Catat! Larangan Ekspor Bijih Nikel Mulai Berlaku Akhir Desember 2019

Sabtu, 31 Agustus 2019 | 05:30 WIB
Catat! Larangan Ekspor Bijih Nikel Mulai Berlaku Akhir Desember 2019
[ILUSTRASI. Bijih nikel di peleburan milik Antam]
Reporter: Pratama Guitarra, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menyiapkan payung hukum berupa Peraturan Menteri (Permen) ESDM untuk mempercepat pelarangan ekspor bijih nikel atau nikel ore. Pelonggaran ekspor sebelumnya itu akan berakhir Desember tahun 2019 ini. Sehingga Januari 2020 akan diterapkan.

Kebijakan mempercepat pelarangan ekspor itu diklaim sebagai upaya mempercepat program hilirisasi mineral atau pengembangan pabrik pemurnian dan pengolahan mineral (smelter). Program ini bertujuan agar sumber daya yang diekspor berbentuk barang jadi, sehingga mendatangkan nilai tambah yang lebih besar.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Impor Kedelai dan Gandum dari AS Bakal Ditingkatkan, Bukan Masalah Besar
| Senin, 26 Mei 2025 | 08:07 WIB

Impor Kedelai dan Gandum dari AS Bakal Ditingkatkan, Bukan Masalah Besar

Importir Indonesia harus mendapatkan harga terbaik sehingga barang yang diimpor kompetitif dan bersaing.

Emas Lanjut Naik Usai Kembali Tembus US$ 3.300, Pilih Saham ANTM, MDKA, atau BRMS?
| Senin, 26 Mei 2025 | 07:59 WIB

Emas Lanjut Naik Usai Kembali Tembus US$ 3.300, Pilih Saham ANTM, MDKA, atau BRMS?

Apabila tidak ada perubahan sentimen, harga emas paling tidak akan kembali ke US$ 3.500 dan berpotensi menuju US$ 3.800.

IHSG Masuk Jajaran Indeks Saham dengan Kenaikan Paling Tinggi 19-23 Mei 2025
| Senin, 26 Mei 2025 | 07:47 WIB

IHSG Masuk Jajaran Indeks Saham dengan Kenaikan Paling Tinggi 19-23 Mei 2025

Pelaku pasar menantikan rilis FOMC terkait pandangan Federal Reserve terhadap arah kebijakan suku bunga.

Peluang Penguatan IHSG Mulai Terbatas
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:38 WIB

Peluang Penguatan IHSG Mulai Terbatas

Potensi penguatan IHSG disokong mengalirnya dana asing (capital inflow ) ke pasar saham dalam negeri.

Emiten Ritel Gencar Tambah Toko Baru Biar Omzet Melaju
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:35 WIB

Emiten Ritel Gencar Tambah Toko Baru Biar Omzet Melaju

Mayoritas belanja modal atau capital expenditure (capex) emiten ritel digunakan untuk menambah jumlah toko baru

Indeks FTSE Punya Penghuni Baru, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:33 WIB

Indeks FTSE Punya Penghuni Baru, Simak Rekomendasi Sahamnya

Dua saham masuk ke dalam Indeks FTSE, yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ). 

Awas, IHSG Rawan Longsor di Bulan Juni
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:30 WIB

Awas, IHSG Rawan Longsor di Bulan Juni

Dalam jangka pendek, meredanya perang dagang masih akan menopang IHSG. Namun penguatan IHSG sudah mulai terbatas dan rawan berbalik arah.

Rupiah Berpeluang Menguat Terbatas di Awal Pekan
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:26 WIB

Rupiah Berpeluang Menguat Terbatas di Awal Pekan

Penguatan rupiah berpotensi berlanjut pada perdagangan Senin (26/5). Penyebabnya, tekanan atas dolar AS diprediksi berlanjut.

Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap Bisa Dilirik
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:23 WIB

Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap Bisa Dilirik

Kinerja reksadana pendapatan tetap per 16 Mei 2025, mencatatkan return 2,58% secara year to date (ytd).

Emiten Properti Menanti Efek Pemangkasan Bunga Acuan
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:21 WIB

Emiten Properti Menanti Efek Pemangkasan Bunga Acuan

Kinerja emiten properti di semester II 2025 diproyeksi akan membaik seiring permintaan yang lebih meningkat

INDEKS BERITA

Terpopuler