China Gabungkan Tiga Produsen Logam Tanah Jarang, Lahirkan Pemain Baru yang Dominan

Kamis, 23 Desember 2021 | 15:02 WIB
China Gabungkan Tiga Produsen Logam Tanah Jarang, Lahirkan Pemain Baru yang Dominan
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Sample logam tanah jarang. Kiri ke kanan: cerium oxide, bastnaesite, neodymium oxide dan lanthanum carbonate di sebuah fasilitas di Mountain Pass, California, 29 Juni 2015. REUTERS/David Becker/File Photo/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China Minmetals Rare Earth Co pada Rabu (22/12) mengumumkan akan bergabung dengan dua produsen logam tanah jarang lain di China, untuk membentuk perusahaan baru. Entitas hasil penggabungan yang berada di bawah pengawasan lembaga aset Tiongkok itu, akan menjadi kekuatan global yang baru di industri strategis.

China adalah produsen tanah jarang yang dominan di dunia, sekelompok 17 mineral yang digunakan dalam pembuatan produk elektronik konsumen dan peralatan militer. Pasar melihat langkah Beijing mengkonsolidasikan enam perusahaan tanah jarang terbesar milik negara sebagai cara untuk meningkatkan pengaruhnya atas harga di pasar global.

Kendali China atas 85%-90% dari output logam tanah jarang menempatkan Amerika Serikat (AS) dalam posisi yang sulit, terutama pada saat hubungan kedua negara sedang memanas. AS harus bergantung pada pasokan tanah jarang dari China.

Minmetals Rare Earth pada September mengungkapkan bahwa pembicaraan tentang restrukturisasi semacam itu sedang berlangsung. Dalam keterbukaan informasi, perusahaan itu menyatakan induk usahanya telah mendapat pemberitahuan dari Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara (Sasac) tentang persetujuan rencana merger.

Dalam skema merger yang akan bergulir, Minmetals Rare Earth, Chinalco Rare Earth & Metals Co dan China Southern Rare Earth Group Co akan mengalihkan ekuitas masing-masing ke perusahaan baru, yang belum diketahui namanya.

Daan de Jonge, konsultan dari CRU Group, mengatakan entitas gabungan itu akan menjadi produsen tanah jarang terbesar kedua di China, setelah China Northern Rare Earth Group. Perusahaan hasil merger akan menyumbang sekitar 70% terhadap total output tanah jarang berat di negeri itu, berdasarkan kuota untuk paruh pertama tahun 2021.

"Ini berarti, akan ada satu entitas yang memiliki kemampuan luar biasa untuk mengendalikan harga logam tanah jarang utama, seperti dysprosium dan terbium," katanya.

Dysprosium dan terbium adalah input utama untuk magnet tanah jarang, yang digunakan dalam banyak produk, mulai kendaraan listrik hingga turbin angin.

Harga untuk kedua logam tanah jarang itu naik sekitar 50% pada tahun 2021, yang merupakan titik tertingginya selama beberapa tahun terakhir. Harga terangkat mengikuti permintaan yang mulai pulih dari situasi pandemi. Penyebab lain kenaikan harga adalah pasokan yang berkurang karena pembatasan listrik pada industri di China serta gangguan pasokan bijih dari Myanmar.

Jiangxi Ganzhou Rare Metal Exchange Co, bursa untuk transaksi spot, dan Ganzhou Zhonglan Rare Earth New Material Technology Co juga akan digabungkan ke dalam entitas baru.

Ganzhou, sebuah kota di provinsi Jiangxi, China selatan, adalah rumah bagi Minmetals Rare Earth dan China Southern Rare Earth Group. Kota ini merupakan pusat peleburan dan pemisahan tanah jarang berat, dan pusat pemrosesan tanah jarang menjadi barang yang dapat digunakan produsen.

Di luar China, sebagian besar investasi dalam pemisahan berada di Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Namun mayoritas fasilitas itu mengolah logam tanah jarang ringan, kata de Jonge. Itu berarti, China masih mendominasi proses pemisahan tanah jarang yang berat, katanya.

Bagikan

Berita Terbaru

Tak Mempan Kena UMA dan Suspensi, Saham JATI Melesat 260% Hanya dalam Lima Hari
| Rabu, 14 Mei 2025 | 08:15 WIB

Tak Mempan Kena UMA dan Suspensi, Saham JATI Melesat 260% Hanya dalam Lima Hari

Stockbit Sekuritas menjadi broker yang paling banyak memfasilitasi transaksi beli saham PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI).

Meski Jadi Top Laggard IHSG dan LQ45, Saham BMRI Masih Didominasi Rekomendasi Beli
| Rabu, 14 Mei 2025 | 07:29 WIB

Meski Jadi Top Laggard IHSG dan LQ45, Saham BMRI Masih Didominasi Rekomendasi Beli

Berdasar konsensus analis, rata-rata target harga BMRI selama 12 bulan ke depan ada di Rp 6.246 per saham.

Belajar dari China
| Rabu, 14 Mei 2025 | 07:15 WIB

Belajar dari China

Pemerintah perlu belajar dari China yang sukses memberantas kemiskinan melalui beragam program yang dikerjakan secara optimal.

Memaknai Angka Kemiskinan Bank Dunia
| Rabu, 14 Mei 2025 | 07:05 WIB

Memaknai Angka Kemiskinan Bank Dunia

Sebagian besar penduduk Indonesia belum benar-benar masuk dalam kelompok menengah mapan melainkan masuk zona abu-abu.

Memaknai Angka Kemiskinan Bank Dunia
| Rabu, 14 Mei 2025 | 07:05 WIB

Memaknai Angka Kemiskinan Bank Dunia

Sebagian besar penduduk Indonesia belum benar-benar masuk dalam kelompok menengah mapan melainkan masuk zona abu-abu.

Dampak Tanggung Penundaan Tarif ke Pasar Saham
| Rabu, 14 Mei 2025 | 06:46 WIB

Dampak Tanggung Penundaan Tarif ke Pasar Saham

Kendati suhu perang dagang mulai mereda, aliran dana asing belum tentu kembali ke pasar saham Indonesia

Pemerintah Diharapkan Mengantisipasi PHK
| Rabu, 14 Mei 2025 | 06:15 WIB

Pemerintah Diharapkan Mengantisipasi PHK

Serikat pekerja dan pengusaha meminta pemerintah mewaspadai ancaman PHK yang bisa kembali terjadi efek PHK global.

Jurus Menjala Cuan Dividen Tanpa Kena Jebakan
| Rabu, 14 Mei 2025 | 06:05 WIB

Jurus Menjala Cuan Dividen Tanpa Kena Jebakan

Sebanyak sembilan emiten telah merencanakan pembagian dividen kepada para pemegang saham, dengan cum date pada 15 Mei hingga 20 Mei 2025. 

Anggaran Bertambah, Gerak Bisnis Konstruksi Longgar
| Rabu, 14 Mei 2025 | 06:05 WIB

Anggaran Bertambah, Gerak Bisnis Konstruksi Longgar

Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum bertambah tahun ini yang diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur di  daerah. 

Kadin Buka Proyek Dapur MBG Bagi Anggota
| Rabu, 14 Mei 2025 | 06:00 WIB

Kadin Buka Proyek Dapur MBG Bagi Anggota

Kadin membentuk Satgas MBG Gotong Royong dan bersiap untuk menggarap sebanyak 1.000 unit dapur umum MBG.

INDEKS BERITA

Terpopuler