Cuan dari Co-Living, Indekos Gaya Kekinian

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:56 WIB
Cuan dari Co-Living, Indekos Gaya Kekinian
[ILUSTRASI. Indekos kekinian dari Cove.]
Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Nina Dwiantika

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nyaman, begitulah alasan Mutia ketika memilih indekos di Jakarta. Sejak diterima di perusahaan multinasional di bilangan Jakarta Selatan dua tahun lalu, perempuan yang berusia 30 tahun itu tak sembarangan dalam memilih indekos.

Tinggal jauh dari orangtua membuatnya selektif memilih tempat tinggal meski sementara. Kalau kebanyakan teman-temannya memilih indekos dengan tarif murah, lain halnya dengan Mutia. Ia punya banyak kriteria yang dicatat saat merantau dari Semarang ke Jakarta

Sebut saja, lokasi indekos mesti dekat kantor, area yang tak jauh dari transportasi umum, kamar nyaman dan keamanan terjaga. Beruntungnya semua kriteria tersebut ditemukan Mutia. Ia bersua dengan indekos berkonsep co-living di bilangan Tebet, Jakarta Selatan.

Tak seperti indekos pada umumnya, co-living merupakan bangunan yang berisi kamar-kamar indekos dengan fasilitas tambahan seperti tempat gym, kolam renang, dan ruang santai.

Berdasarkan pengalaman Mutia, co-living jauh berbeda dengan indekos pada umumnya. Mutia bilang, penghuni co-living tidak harus bersua pemilik indekos setiap hari. Bahkan jarang sekali co-living yang dekat dengan rumah warga atau satu area dengan pemilik indekos.

Dengan demikian, Mutia bisa meminimalisir potensi konflik yang tidak diinginkan. Termasuk potensi diganggu tetangga, atau mendengar tetangga ribut. Area co-living juga banyak dihuni pelajar atau pekerja yang jarang memiliki hewan peliharaan.

Di samping itu, penghuni indekos diberi kartu sebagai akses memasuki kamar. Bukan kunci seperti di indekos pada umumnya. Mengenai kamar, sama seperti indekos pada umumnya.

Untuk tipe kamar superior pilihannya terdapat air conditioner (AC), lemari, meja kerja, air minum botol yang bisa diisi ulang, dapur kecil, kamar mandi dengan shower, dan jaringan internet (WiFi) di dalam kamar.

Namun ada yang membedakan loh, kamar dibersihkan petugas kebersihan seminggu sekali, dan terdapat CCTV dalam area indekosnya.

Dian Paskalis, Country Director Of Growth & Regional VP Online Marketing Cove mengatakan, kehadiran co-living memang menjadi pembeda dengan indekos lainnya.

Dijelaskan Dian, co-living atau communal living merupakan konsep hunian yang berbasis komunitas. Dengan kata lain seluruh-properti co-living yang Cove tawarkan memiliki area-area komunal bagi para penghuni untuk dapat saling berinteraksi.

Area komunal itu dijelaskan seperti ruang makan bersama, lobby, maupun rooftop atau semi-rooftop lounge. Perbedaan Cove dengan indekos lain diakui Dian juga dari sisi durasi sewa. "Kami ada harian dan bulanan," ujarnya.

Fasilitas eksklusif lain seperti gym, kolam renang, lift, serta area pantry bersama juga dihadirkan untuk semua penghuni secara gratis.

Bicara soal harga, Dian beberkan Cove membaginya menjadi tiga kelompok. Pertama, Cove Basics yang kamarnya dibanderol dengan tarif Rp 2 juta per bulan. Kedua, Cove Classics kamar ini dibanderol Rp 3,5 juta per bulan.

Terakhir Cove Luxe adalah kamar yang harganya Rp 6 juta setiap bulan.

Sementara untuk sewa harian, harganya mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 1,3 juta per hari. Dengan harga itu, Dian mengaku pengguna Cove kebanyakan generasi Z dan mllenial dengan rentang usia 18-35 tahun.

Tingkat okupansinya pun mencapai 80% setiap bulannya. Dian bilang, dengan banyaknya peminat indekos co-living, area dan jumlah properti Cove terus ditambah.

Saat ini, melayani lebih dari 30.000 pengguna di lebih dari 150 properti di Indonesia. Cove juga sudah menyediakan lebih dari 4.500 kamar. Dian menargetkan, kamar Cove bisa mencapai 8.500 unit tahun ini.

Serupa dengan Ramos Sihombing, Pemilik Muara Kost. Ia bilang, tren pengguna indekos co-living bertambah seiring waktu. Tidak hanya mahasiswa, karyawan juga banyak menghuni Muara Kost.

Omzetnya per bulan bisa mengantongi cuan di atas Rp 60 juta. Hingga kini, ada enam unit indekos yang disediakan. Rincinya, dua unit di Bogor, dua unit di Depok dan dua unit di BSD.

Kapasitas setiap unit pun berbeda-beda. Di Bogor tersedia 7 atau 9 kamar, di Depok 10 kamar dan BSD 6 kamar. Tarif indekos juga berbeda, kalau di Bogor dibanderol mulai Rp 1,1 juta Rp 2,3 juta. Sedangkan di Depok Rp 1,7 juta dan di BSD Rp 1,6 juta.

Tahun ini, Ramos berencana untuk menambah 50% jumlah kamar lagi.

Baca Juga: Berkah Sepotong Kayu Menjadi Jam Tangan

Modal Besar

Tak dipungkiri, tren tinggal di co-living kian digandrungi. Lau Ngee Keong, Country Manager LiveIn Indonesia bilang, harga rumah yang makin tinggi membuat banyak anak muda memilih hunian fleksibel. Itulah yang membuat co-living masuk ke Indonesia belum lama ini. Termasuk LiveIn.

Sejak masuk ke Indonesia April 2024 lalu, LiveIn membangun konsep indekos co-living dengan model berbeda. LiveIn menjalin kerjasama dengan pemilik properti yang ingin kamarnya disewakan.

"Mulai analisis pasar, desain, renovasi, pemasaran dan operasional dijalankan LiveIn," ungkap Keong. Hingga kini, setidaknya ada 1.000 kamar yang dikelola untuk disewakan.

Berbeda dengan co-living lain, harga sewa yang ditetapkan ke penghuni dipatok per bulan sebesar Rp 1 juta tergantung lokasi, tipe dan fasilitas. Tingkat okupansinya pun selalu tinggi, rata-rata mencapai 90%.

Menurut Keong, untuk membangun usaha ini besaran modal yang dikeluarkan variatif. Tergantung kondisi properti, lokasi dan ukuran tempat.

Setali tiga uang dengan Ramos yang meluncurkan co-living di BSD bulan Januari 2023 lalu. Menurutnya, modal yang dikeluarkan ketika memulai usaha co-living setidaknya butuh Rp 1,5 miliar. Biaya itu untuk membangun kamar, perlengkapan dan peralatan dalam indekos, dan pemasaran.

Hanya saja, Ramos mengingatkan, bahwa besaran modal yang dikeluarkan sangat tergantung pemilihan lokasi, dan jenis desain yang diinginkan. Maka itu, sang pemilik co-living harus teliti dan cerdas mengelola modal yang dialokasikan.

Pasalnya, dia menilai persaingan antar pelaku co-living kini sangat ketat. Selain itu, harus ada strategi menyiasati okupansi di waktu sepi, saat pergantian semester atau penerimaan mahasiswa baru.

Adapun Dian dari Cove bercerita, ada tantangan lain untuk mengelola co-living. Mulai dari adanya perselisihan antar penghuni indekos, adanya perubahan tren dan kebutuhan penghuni dan kerusakan fasilitas dalam indekos.

Untuk itu, Dia menilai tidak mudah menjalankan usaha co-living tersebut. Selain harus update kebutuhan penghuni, ia juga harus melakukan maintenance yang tentu membutuhkan modal tambahan.

Sebagai gambaran Dian, salah satu Cove di Cipete dengan lahan luas 700 meter dibangun dengan biaya konstruksi Rp 10 miliar. Nilai yang dikeluarkan bisa membangun empat lantai dengan jumlah kamar 42 unit.

Selain kamar, biaya tersebut juga dikeluarkan untuk membangun fasilitas seperti outdoor lounge di setiap lantai, kolam renang, dapur, function room, ruang komersial, hingga parkiran yang dapat mengakomodir 10 mobil dan 20 motor.

Karena biaya yang dikeluarkan untuk membangun co-living terbilang besar, Dian bilang balik modalnya tidaklah sebentar. Umumnya kata Dia, investasi properti bisa tujuh sampai sembilan tahun. Balik lagi, dipengaruhi lokasi dan okupansinya. Tertarik?

Baca Juga: Bikin Anak Usaha Demi Genjot Kinerja

Bagikan

Berita Terbaru

TFAS Perkuat Ekosistem UMKM dan Efisiensi Digital
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 14:00 WIB

TFAS Perkuat Ekosistem UMKM dan Efisiensi Digital

Berbekal pengalaman panjang pengelolaan titik layanan dan kolaborasi UMKM, TFAS siap membangun kemitraan strategis baru.

Kucuran Pembiayaan Himbara ke Program KDMP Belum Mulai
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:13 WIB

Kucuran Pembiayaan Himbara ke Program KDMP Belum Mulai

Pemerintah telah meneken Surat Keputusan Bersama (SKB) percepatan pembangunan gerai dan gudang Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) 

Dana Pensiun Lokal Mulai Menandah Saham Bank
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:03 WIB

Dana Pensiun Lokal Mulai Menandah Saham Bank

Penurunan saham bank tampak teredam karena institusi-institusi lokal mulai menadah saham yang sudah tergolong murah.​

Bidik Rights Issue Rp 3,2 Triliun, Kendali Konglomerat China di PACK Makin Dominan
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Bidik Rights Issue Rp 3,2 Triliun, Kendali Konglomerat China di PACK Makin Dominan

Deng Weiming memimpin CNGR Advanced Material, perusahaan yang memproduksi komponen baterai litium, beberapa di antaranya digunakan di mobil.

Melihat Proyeksi Kinerja Sumber Tani Agung Resources di Tengah Reli Saham STAA
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:47 WIB

Melihat Proyeksi Kinerja Sumber Tani Agung Resources di Tengah Reli Saham STAA

Status unusual market activity (UMA) tak mampu mengerem laju saham STAA yang mulai menanjak sejak 7 Oktober 2025.

Bangun Family Office Tak Pakai APBN
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:24 WIB

Bangun Family Office Tak Pakai APBN

Menurutnya, konsep family office bertujuan untuk memberikan fasilitas bagi investor individu besar agar menempatkan dananya di Indonesia

Mencari Dana Hingga Rp 3,25 Triliun, PACK Segera  Menggelar Rights Issue
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:13 WIB

Mencari Dana Hingga Rp 3,25 Triliun, PACK Segera Menggelar Rights Issue

Rencananya, sekitar 86,76% dana hasil rights issue akan dialokasikan untuk pinjaman kepada entitas anak 

Daya Beli Dijaga Aman, Penerimaan Tertekan
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:12 WIB

Daya Beli Dijaga Aman, Penerimaan Tertekan

Pemerintah menahan sejumlah kebijakan pajak dan cukai demi menjaga daya beli masyarakat             

Penjualan Meningkat, Laba Astra International (ASII) Berpotensi Bakal Bisa Ngebut
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Penjualan Meningkat, Laba Astra International (ASII) Berpotensi Bakal Bisa Ngebut

Segmen jasa keuangan diproyeksi tetap stabil. Pendapatan diperkirakan bergerak sejalan meningkatnya penjualan otomotif.

Cum Dividen Saham CMRY Hari Ini, 17 Oktober 2025, Waspadai Potensi Dividend Trap
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:02 WIB

Cum Dividen Saham CMRY Hari Ini, 17 Oktober 2025, Waspadai Potensi Dividend Trap

Meski dinilai memiliki prospek yang positif, dividen yield saham CMRY di harga saat ini tergolong kecil.

INDEKS BERITA

Terpopuler