Berita Bisnis

Dana Bank Masih Banyak Parkir di Obligasi Negara

Senin, 19 Juli 2021 | 06:10 WIB
Dana Bank Masih Banyak Parkir di Obligasi Negara

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Di tengah permintaan kredit yang masih lesu darah,  perbankan menempatkan dana ke instrumen surat berharga negara (SBN) atau surat utang negara. Langkah ini diambil agar bank tetap bisa membayar bunga atas simpanan dana pihak ketiga (DPK) yang menggendut di tengah pandemi.

Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan pertumbuhan kredit baru cuma 0,52% year on year (yoy) pada Juni 2021. Sedangkan DPK naik 10,95% yoy pada paruh pertama 2021. 
 
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, porsi kepemilikan bank di SBN mencapai 25,28% dari SBN yang telah diterbitkan pemerintah per Juni 2021. Persentase  ini membuat bank di peringkat pertama dalam kepemilikan SBN, diikuti Bank Indonesia (BI) sebanyak 23,05%, non residen 22,82%, asuransi dan dana pensiun 14,25%, dan lainnya 14,6%.
 
Jika dibanding akhir 2020, porsi kepemilikan SBN oleh perbankan juga naik dari 24,67% dari total SBN pemerintah.
 
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rudi As Aturridha bilang, penempatan dana di surat berharga sebesar Rp 201,95 triliun (bank only) per Mei 2021. Ia mengaku angka tersebut memang naik dibanding tahun lalu.
 
“Sebagai upaya untuk mengoptimalkan pertumbuhan kredit, ekspansi tetap hati-hati kepada targeted customer dan dilakukan pada sektor yang masih memiliki prospek positif atau yang relatif telah pulih lebih cepat. Misalnya sektor telekomunikasi, industri makanan & minuman, jasa kesehatan dan agrikultur,” ujar Rudi, Jumat (16/7).
 
Salah satu sektor yang mencatat pertumbuhan paling tinggi yaitu sektor komunikasi sebesar 64,9% yoy di Mei 2021. 
Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Aestika Oryza menyatakan saat ini tren penempatan pada SBN oleh BRI cenderung
menurun seiring  beberapa SBN yang telah jatuh tempo. 
 
Saat bersamaan ada kewajiban BRI seperti obligasi yang diterbitkan, sehingga utilisasi atas likuiditas dari SBN yang jatuh tempo digunakan untuk membayar kewajiban BRI tersebut.  “Tren penyaluran kredit ke depan kami proyeksi mulai tumbuh tapi belum dapat mengimbangi pertumbuhan simpanan. Alhasil,  tren penempatan pada SBN akan naik terbatas menyesuaikan dengan kecepatan pertumbuhan kredit,” jelas Aestika. 
 
Sementara Direktur Treasury & International PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Henry Panjaitan mengatakan portofolio SBN di BNI cenderung naik. Penempatan dana dalam SBN untuk optimalisasi yield sebelum dana dapat tersalurkan di kredit. Per kuartal I 2021 kredit BNI tumbuh 2,2% yoy.   

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru
IHSG
7.087,32
1.11%
-79,50
LQ45
920,31
1.62%
-15,20
USD/IDR
16.177
-0,39
EMAS
1.347.000
0,15%
Terpopuler