Dapat Order Rp 700 Miliar, Zyrex Siap Penuhi Laptop Sekolahan
Selasa, 27 Juli 2021 | 06:00 WIB
Reporter:
Azis Husaini |
Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX), produsen laptop merek Zyrex mendapatkan order dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebanyak 165.000 unit.
Presiden Direktur PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk, Timothy Siddik mengatakan, pihaknya mendapatkan order senilai Rp 700 miliar. "Kami menambah line perakitan dari empat line menjadi delapan line. Sehingga kapasitas kami sekarang sebanyak 430.000 unit," ungkap dia dalam konfrensi pers, Senin (26/7).
Tahun ini, pemerintah pusat sudah menyiapkan dana senilai Rp 1,3 triliun untuk pengadaan 190.000 unit laptop. Sedangkan untuk pengadaan di tingkat provinsi, kabupaten dan kota sekitar 240.000 unit.
Kata Timothy, pihaknya juga siap memenuhi kebutuhan laptop di tingkat pemerintah daerah. "Sekarang di pemda harus memakai laptop dengan TKDN 40%, kami sudah 40%," ungkap dia.
Adapun harga laptop untuk segmen pendidikan sekitar Rp 4 juta ke bawah. Dia menjelaskan, sejauh ini dari 3 juta unit penjualan laptop di Indonesia, produsen lokal hanya di bawah 5%. Sehingga masih banyak peluang yang bisa diambil untuk produsen lokal.
Apalagi, kata Timothy, saat ini pemain asing tidak masuk ke segmen pendidikan di pusat dan daerah. "Mereka melihat itu terlalu rendah segmentasinya," ujar dia.
Untuk itu, ZYRX memang masuk ke segmentasi pendidikan dimana ada sekitar 45 juta siswa yang belum memiliki laptop. "Soal spek tentu saja kita harus diskusi, jangan sampai memakai spek terlalu tinggi, padahal penggunaannya hanya untuk internet cepat dan mengetik," kata dia.
Timothy menjelaskan, saat ini Zyrex bukan saja berbisnis laptop, melainkan membangun ekosistem bisnis lainnya di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Saat ini lini bisnis Zyrex adalah komputer, laptop, tablet dan server. Turunan dari bisnis itu adalah interactive kiosk and smart whiteboard, smart home, smart office, dan internet of things (IoT). "Kalau IoT tahun depan kami masuk. Nanti segmennya perumahan, perkantoran dan pabrik," terang Timothy.
Jangan hanya dagang
Dia mengatakan, saat ini hasil dana initial public offering (IPO) sudah habis untuk kebutuhan belanja modal, pelunasan utang dan lainnya. Zyrex mendapatkan dana sekitar Rp 83 miliar dari IPO pada Maret 2021.
Dia menjelaskan, saat ini penerimaan pasar atas saham Zyrex cukup antusias, terbukti dari beberapa kali harga sahamnya naik. Tentu saja terdorong dari pengadaan laptop untuk pendidikan. "Kami bersyukur terhadap pemerintah sekarang yang sudah mendukung produk dalam negeri," ungkap dia.
Semua merek asing laptop ada di Indonesia. Mereka melihat potensi Indonesia yang sangat besar dengan jumlah penduduk hingga 270 juta. Padahal penetrasi dari penggunaan laptop atau komputer di Indonesia tidak sampai 10%. "Kalau negara maju itu sudah 70% lebih. Jadi bisa dilihat negara itu maju atau tidak dilihat dari indeks TIK, kita masih minim sekali," ujar dia.
Timothy mengungkapkan, pihaknya siap bersaing dengan pemain asing meskipun memang semestinya pemerintah memberikan proteksi. "Saya sejak 25 tahun sudah mengatakan, saat ini kita dibanjiri produk impor. Mereka hanya melakukan perdagangan tanpa melakukan investasi jangan panjang," imbuh dia.
Timothy mengatakan, pemerintah harus membuat roadmap industri TIK, sebab pasar di Indonesia sangat besar dan memiliki daya tarik yang luar biasa.
Sebagai produsen lokal di Indonesia, Zyrex bukan saja berjualan tetapi juga ingin menumbuhkan tanggung jawab moral merek Indonesia, menjadi merek kebanggaan pemerintah dan rakyat Indonesia.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.