KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak hanya mengalami deflasi selama lima bulan terturut-turut sejak Mei 2024, industri manufaktur Indonesia juga tengah mengalami kontraksi tiga bulan berturut-turut akibat melemahnya permintaan domestik dan global. Kombinasi kondisi perekonomian yang kurang menggembirakan ini menjadi indikasi sekaligus alarm yang mengancam kelangsungan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Seperti diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia kembali mengalami deflasi pada September 2024. Kali ini deflasi yang terjadi sebesar 0,12%, lebih dalam ketimbang bulan sebelumnya. Meski pun angka inflasi Indonesia secara tahunan sebesar 1,84% masih dalam rentang target inflasi pemerintah dan Bank Indonesia, yakni 1,5%-3,5%. Tetapi, alarm terjadinya deflasi yang beruntun sebaiknya tidak diabaikan begitu saja.
Baca Juga: Tembaga Diproyeksi Jadi Logam dengan Kenaikan Harga Terbesar, Lirik AMMN dan MDKA?
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.