Demonstrasi Rompi Kuning di Prancis Berlanjut, Menuntut Presiden Macron Mundur

Minggu, 20 Januari 2019 | 08:05 WIB
Demonstrasi Rompi Kuning di Prancis Berlanjut, Menuntut Presiden Macron Mundur
[]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - PARIS. Bentrokan meletus di seluruh Prancis pada Sabtu (19/1) ketika sekitar 84.000 demonstran "rompi kuning" turun ke jalan dalam 10 pekan berturut-turut. Mereka memprotes pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.

Demonstrasi berlangsung relatif damai di Paris yang diikuti sekitar 7.000 orang, meskipun wartawan Reuters Television melihat perselisihan singkat antara polisi dan demonstran yang sebagian di antaranya mengenakan topeng, di distrik Invalides di ibukota.

Para pengunjuk rasa melemparkan petasan, botol, dan batu ke arah polisi yang menanggapi dengan kanon air dan gas air mata untuk mendorong mereka kembali.

"Macron, mundur!" teriak beberapa pemrotes.

Protes "rompi kuning" -dinamai sesuai warna jaket fluoresens yang diwajibkan bagi pengendara Prancis disimpan dalam mobil mereka- dimulai pada November 2018 atas rencana kenaikan pajak bahan bakar.

Kenaikan pajak bahan bakar kemudian dihapuskan, namun gerakan ini berubah menjadi protes yang lebih luas terhadap pemerintah Macron dan kemarahan umum atas pajak dan biaya hidup.

"Bagaimana kita bisa terus hidup dengan begitu sedikit?" kata Bernard Grignan, seorang pensiunan manajer berusia 65 tahun yang ikut serta dalam demonstrasi Paris.

Di Paris, beberapa demonstran membawa peti mati tiruan yang melambangkan 10 orang yang tewas selama protes, terutama akibat kecelakaan ketika demonstran memblokir jalan.

Demonstrasi Desember menunjukkan beberapa kekerasan terburuk dalam beberapa dasawarsa di Paris ketika para perusuh membakar mobil dan merusak pertokoan.

Protes di Paris bulan ini belum menunjukkan kerusuhan yang sama meskipun video tentang mantan juara tinju Perancis yang meninju dan menendang polisi di Paris mengejutkan banyak orang.

Meskipun ada penurunan jumlah demonstran di Paris, gangguan telah berkobar di kota-kota lain.

Menurut angka resmi, demonstrasi terbesar pada hari Sabtu terjadi di kota selatan Toulouse, sekitar 10.000 orang ambil bagian. Demonstrasi berubah menjadi kekerasan ketika malam tiba. Pengunjuk rasa merusak sebuah bank dan toko-toko lain. Delapan orang terluka dan 23 orang ditahan.

Koresponden Reuters juga melaporkan gangguan di Bordeaux, Lyon, dan Marseille, sementara gedung pemerintah diserang terjadi di Angers, barat laut Paris.

Macron telah meluncurkan serangkaian debat nasional untuk membantu memadamkan ketidakpuasan publik dan memulihkan posisinya.

Namun, anggota parlemen Angers Matthieu Orphelin, anggota penguasa Macron 'Le Republique En Marche!' mengatakan dia akan membatalkan pembicaraan dengan anggota gerakan "rompi kuning" mengingat kesulitan di Angers.

"Saya sangat marah melihat kota kita yang indah diserang dengan cara ini, khususnya kerusakan yang disebabkan oleh simbol-simbol Republik," kata Orphelin dalam sebuah pernyataan.

Bagikan

Berita Terbaru

Aspirasi Hidup Indonesia (ACES) Getol Menambah Gerai Baru
| Senin, 11 Agustus 2025 | 04:20 WIB

Aspirasi Hidup Indonesia (ACES) Getol Menambah Gerai Baru

Pada paruh pertama tahun ini ACES berhasil membuka delapan toko baru. Targetnya, mereka bakal membuka berkisar 25-30 gerai baru hingga akhir tahun

Menyikapi Pertumbuhan Ekonomi dengan Bijak
| Senin, 11 Agustus 2025 | 03:39 WIB

Menyikapi Pertumbuhan Ekonomi dengan Bijak

Tantangan ekonomi pada semester kedua tahun 2025 dapat menjadi lebih tinggi dan peran pemerintah akan menjadi lebih krusial.

Sederet Pekerjaan Rumah BEI Demi Pasar Modal Berkualitas
| Senin, 11 Agustus 2025 | 03:39 WIB

Sederet Pekerjaan Rumah BEI Demi Pasar Modal Berkualitas

Di usia yang ke-48 tahun, Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai perlu mendorong lebih banyak emiten masuk indeks global

 Hati-Hati, IHSG di Awal Pekan Ini Masih Rawan Terkoreksi
| Senin, 11 Agustus 2025 | 03:39 WIB

Hati-Hati, IHSG di Awal Pekan Ini Masih Rawan Terkoreksi

IHSG berpeluang terkoreksi karena investor masih wait and see menantikan sejumlah data penting pekan ini. 

Emiten Sektor Kesehatan Masih Bisa Sehat untuk Jangka Panjang
| Senin, 11 Agustus 2025 | 03:39 WIB

Emiten Sektor Kesehatan Masih Bisa Sehat untuk Jangka Panjang

Di sisa tahun ini, masih ada tantangan dari melemahnya trafik pasien dan konsumen untuk emiten sektor kesehatan

Perbaiki Rasio Keuangan, Perusahaan Hong Kong Siap Tadah Private Placement BULL
| Minggu, 10 Agustus 2025 | 17:02 WIB

Perbaiki Rasio Keuangan, Perusahaan Hong Kong Siap Tadah Private Placement BULL

Dengan asumsi harga pelaksanaan Rp 135 per saham, maka potensi dana segar yang bisa diraih BULL maksimal mencapai Rp 190,16 miliar.

AS Akan Perpanjang Negosiasi Tarif dengan China Selama 90 Hari Sejak Batas 12 Agustus
| Minggu, 10 Agustus 2025 | 14:32 WIB

AS Akan Perpanjang Negosiasi Tarif dengan China Selama 90 Hari Sejak Batas 12 Agustus

Pemerintahan Presiden Donald Trump kemungkinan besar akan memperpanjang negosiasi tarif dagang terhadap China, selama 90 hari ke depan.

Prospek Sektor Consumer Non Cyclicals di Semester II-2025 Masih Menantang
| Minggu, 10 Agustus 2025 | 14:14 WIB

Prospek Sektor Consumer Non Cyclicals di Semester II-2025 Masih Menantang

Lemahnya kinerja indeks tersebut seiring kinerja pendapatan emiten barang konsumsi yang masih cenderung masih lambat di kuartal II-2025.

 Ratusan Triliun Jadi Beban Negara dan PLN di Balik Rencana Pembangkit Gas 10,3 GW
| Minggu, 10 Agustus 2025 | 13:01 WIB

Ratusan Triliun Jadi Beban Negara dan PLN di Balik Rencana Pembangkit Gas 10,3 GW

Menurut hitungan Yayasan Cerah total beban yang harus ditanggung bisa mencapai Rp 155,8 triliun per tahun.

Berkaca dari AADI dan RATU yang Masuk MSCI, BEI Mesti Ubah Cara Pandangnya Soal IPO
| Minggu, 10 Agustus 2025 | 13:00 WIB

Berkaca dari AADI dan RATU yang Masuk MSCI, BEI Mesti Ubah Cara Pandangnya Soal IPO

Semakin banyak emiten baru yang dapat masuk ke indeks global, implikasinya akan sangat positif terhadap reputasi BEI.

INDEKS BERITA

Terpopuler