Berita

Dengan ESG, Dharma Polimetal (DRMA) Berinovasi ke Komponen Baterai Kendaraan Listrik

Minggu, 28 April 2024 | 07:00 WIB
Dengan ESG, Dharma Polimetal (DRMA) Berinovasi ke Komponen Baterai Kendaraan Listrik

ILUSTRASI. Presiden Direktur PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Irianto Santoso (tengah) bersama dewan Komisaris hadir pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/4/2024). Salah satu keputusan RUPST produsen komponen otomotif ini yaitu akan membayar dividen sebesar Rp 171,29 miliar dari laba bersih tahun buku 2023. Pemegang saham DRMA akan mendapatkan dividen sebesar Rp 36,4 per lembar saham. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/25/04/2024

Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Indeks SRI-KEHATI mendapat pendatang baru di tahun ini. Di akhir tahun lalu, juga ada beberapa emiten yang masuk dalam jajaran indeks hijau ini, salah satunya, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA).

Emiten komponen otomotif milik konglomerat TP Rachmat ini menjadi konstituen baru Indeks SRI-KEHATI sampai 31 Mei 2024. Selain itu, DRMA juga terdaftar dalam ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan ESG Quality 45 IDX KEHATI.

Dharma Polimetal bisa dibilang emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran baru listing 20 Desember 2021. Namun, langkah perusahaan ini dalam memperhatikan isu keberlanjutan  membuatnya langsung masuk dalam tiga daftar Indeks SRI-KEHATI, yang memang mempertimbangkan aspek keberlanjutan.

Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI menunjukkan DRMA memiliki hasil penilaian kinerja ESG di atas rata-rata sektornya serta mempunyai likuiditas yang baik. 

Menurut Direktur Utama DRMA Irianto Santoso dalam Laporan Keberlanjutan 2023, praktik bisnis yang berkelanjutan bukan hanya sebuah tanggungjawab moral, tapi juga merupakan investasi untuk masa depan yang lebih baik bagi perusahaan, masyarakat, dan lingkungan di sekitarnya.

Strategi yang perusahaan ini lakukan adalah menanamkan keberlanjutan dalam setiap praktik bisnis dan aktivitas operasional sehari-hari seimbang antara keuntungan ekonomi, dampak lingkungan, dan kontribusi sosial perusahaan.

Dalam jangka pendek, fokus utama DRMA adalah meningkatkan efisiensi operasional dan pengurangan jejak karbon melalui penerapan teknologi hijau juga perbaikan proses produksi. Proses ini mencakup investasi alam inovasi, perubahan kebijakan internal, dan pelibatan karyawan dalam praktik-praktik berkelanjutan. 

Untuk target menengah, Dharma Group berkomitmen meningkatkan transparansi dan akuntabilitas serta peningkatan kolaborasi dengan pemangku kepentingan eksternal. Sedang jangka panjang, mereka merencanakan investasi besar dalam teknologi terbarukan dan diversifikasi sumber energi untuk meminimalkan limbah dan meningkatkan daur ulang.

Jika diimplementasikan dalam aspek ESG, pada aspek lingkungan, perusahaan ini berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca, memanfaatkan sumber daya terbarukan, meningkatkan efisiensi air, dan mengelola limbah sesuai dengan standar yang berlaku. 

Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya DRMA lakukan dengan berpegang pada prinsip 4R (recycle, reuse, replace, dan reduce), baik dalam operasional kantor maupun dalam proses produksi.

Dalam mengelola aspek lingkungan, tantangan utamanya adalah pengelolaan limbah yang harus dipantau sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar. 

Selain itu, ada pula tantangan mengurangi konsumsi energi secara terus-menerus, guna mengurangi jejak karbon. Untuk ini, setiap insan DRMA selalu diingatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan menghemat energi. 

Nah, manajemen menetapkan strategi meningkatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan dalam operasional perusahaan. Salah satunya, dengan penerapan teknologi panel surya di pabrik-pabrik baru mereka, seperti pabrik Dharma Controlcable Indonesia dan Dharma Precision Parts. Selain itu, panel surya juga DRMA pasang untuk kantor pusat Cikarang. 

Manajemen perusahaan yakin, penggunaan teknologi ini akan berdampak pada penurunan biaya listrik yang akan dikeluarkan di masa mendatang.  

Pada 2023, total penggunaan energi DRMA tercatat sebesar 21.658.588 KwH yang disebabkan oleh peningkatan produksi. Penggunaan solar juga naik secara signifikan menjadi 192.027 liter dari 97.324 liter juga akibat kenaikan produksi. Sedangkan penggunaan bensin mengalami penurunan dari 82.985 liter menjadi 77.040 liter. Penyebabnya, beberapa substitusi menggunakan tenaga elektrik.

Untuk mengurangi konsumsi solar, salah satu yang mereka lakukan adalah mengurangi penggunaan forklift untuk mengantar material ke produksi, yang digantikan towing.

Sementara total volume penggunaan air tercatat sebanyak 176.937 m3 yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 131.221 m3 karena peningkatan produksi. Volume limbah B3 di 2023 sebanyak 538.835 kg sudah dikelola oleh pihak ketiga yang memiliki izin resmi.

Pada aspek lingkungan sosial, DRMA berupaya menciptakan nilai untuk karyawan dengan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, peningkatan kompetensi untuk mendongkrak kualitas kinerja karyawan, meningkatkan kesadaran budaya perusahaan yang berfokus pada tanggungjawab sosial. 

Di lingkup masyarakat, perusahaan ini berupaya berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dengan membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal, meningkatkan kualitas pendidikan juga taraf hidup masyarakat sekitar. Untuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau CSR, DRMA mengeluarkan dana hingga Rp 2,6 miliar di tahun lalu.

Pada aspek pelanggan, DRMA mengembangkan produk berkelanjutan dan memastikan setiap produk yang mereka produksi tidak hanya memberikan kepuasan pelanggan, tetapi juga menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.

Ekspansi komponen EV

Salah satu isu prioritas keberlanjutan DRMA tahun lalu adalah peralihan menuju net zero emission di Indonesia. Dengan kesadaran akan dampak perubahan iklim, mereka berupaya mengurangi emisi karbon. 

Respons DRMA dalam isu keberlanjutan yakni melanjutkan inovasi terkait kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (EV) dan elemen pendukungnya. Dengan kesiapan matang dalam menyambut datangnya era EV, DRMA yakin, perusahaan akan berkembang menjadi entitas yang berkelanjutan. 

Maka, pada 2023 lalu, mereka mendirikan PT Dharma Energy Resources (DER) yang bergerak di bidang battery recycle untuk otomotif di Indonesia. Fase awal, sudah menjalankan proses pre-treatment.  

Dalam fase awal pre-treatment, DRMA setelah mengumpulkan baterai lithium-ion yang habis, akan melakukan penyortiran, pengosongan, pembongkaran, penonaktifan, pencacahan, dan pemisahan.

Nantinya, baterai bekas ini akan menjalani metal recovery, serta refining dengan proses hydrometallurgy. Dengan begitu, bisa dihasilkan baterai baru dari hasil daur ulang. 
DRMA sudah menandatangani MoU dengan PT Bestindo Car Utama untuk mengelola limbah baterai BMW di Indonesia pada Agustus 2023. 

Lewat pabrik battery recycle ini, Dharma Group juga siap berkolaborasi lagi dengan perusahaan Korea Selatan dalam pengolahan daur ulang limbah baterai lithium di Indonesia. "Secara keseluruhan, strategi kami terus berpedoman kepada nilai-nilai perseroan dan budaya Triputra DNA sebagai landasan utama," kata Irianto.

Pendirian DER melengkapi anak-anak usaha DRMA yang sudah memproduksi komponen terkait EV. Misalnya, Dharma Polimetal dan Dharma Controlcable memproduksi battery pack. Dharma Controlcable juga memproduksi battery energy storage system dan punya battery swap station

Sementara Dharma Precision Tools memproduksi charging station, dan Dharma Precision Parts menghasilkan komponen brushless direct current motor (BLDC) hub drive dan BLDC mid drive yang bisa diterapkan untuk konversi dari sepeda motor berbahan bakar minyak jadi sepeda motor listrik.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis (25/4), Irianto menyebutkan, battery pack dan BLDC akan mendukung pertumbuhan jangka panjang dalam industri kendaraan listrik. Ke depan, produk-produk ini akan dipasok ke salah satu merek sepeda motor di Indonesia, serta digunakan untuk sepeda motor listrik hasil konversi.

Kinerja ekonomi

Berbagai strategi keberlanjutan perusahaan tersebut telah membuahkan pencapaian di tahun lalu. DRMA mencatatkan pertumbuhan kinerja yang lebih ngebut dibandingkan dengan penjualan nasional.

Per akhir 2023, DRMA menorehkan penjualan Rp 5,54 triliun, atau tumbuh 41,9% dari 2022 sebesar Rp 3,9 triliun. 

Penjualan pada segmen roda dua tumbuh 35,9% menjadi Rp 2,9 triliun. Laju pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan dengan penjualan sepeda motor tahun lalu yang tumbuh 19,5% menjadi 6,23 juta unit. 

Sementara penjualan DMRA di roda empat tumbuh 58,7% menjadi Rp 1,82 triliun, ketika penjualan roda empat nasional turun 4% jadi 1,01 juta unit.

Laba bersih perusahaan ini sebesar Rp 570 miliar, tumbuh 44,5% dibanding 2022 lalu Rp 397 miliar. Sebagai tambahan, angka laba bersih ini setelah dikurangi negative goodwill atas akuisisi PT Trimitra Chitrahasta senilai Rp 56 miliar.

Menurut Irianto, pertumbuhan ekonomi perusahaan yang signifikan mencerminkan efektivitas penerapan bisnis berkelanjutan, serta menunjukkan komitmen DRMA terhadap praktik operasional yang membawa dampak positif.

Sesuai dengan visi perusahaan untuk memberi manfaat juga untuk pemegang kepentingan, DRMA akan membagikan dividen sebesar 28% dari laba bersih, yaitu Rp 171,29 miliar atau Rp 36,40 per saham. 

Tapi, tahun ini, DRMA hanya menargetkan pertumbuhan 10%. "Kami memilih menetapkan target konservatif sebagai bagian dari penerapan prinsip kehati-hatian dalam setiap kebijakan perseroan," ujar Irianto setelah RUPS DRMA. 

Perusahaan, dia bilang, sudah memperhitungkan kondisi industri otomotif di Tanah Air saat ini. Pertumbuhan pendapatan akan didorong oleh kompetensi dalam mendapatkan model baru dan pangsa pasar baru, serta optimalisasi quality cost delivery (QDC). 

Tim Analis BNI Sekuritas Aurelia Barus, Halima Yefany, dan Indrawan Sitorus menggarisbawahi pendapatan DRMA di 2023 sebesar Rp 5,5 triliun yang tumbuh 42%. Mereka mencatat, ada pelemahan di kuartal IV 2023 sebesar 14% dari kuartal III jadi Rp 1,3 triliun. 

Perolehan akhir tahun maupun penurunan di akhir kuartal IV sudah sesuai dengan ekspektasi BNI Sekuritas. Mengingat, hari kerja lebih singkat dan ada penurunan volume grosir pada kendaraan bermotor roda empat di periode tersebut. 

Mereka memperkirakan, DRMA bisa mencapai pertumbuhan pendapatan 12% di tahun ini, lebih tinggi dibanding panduan manajemen yang naik 10%. Pendorong pendapatan antara lain perkiraan volume yang meningkat di semua segmen, sedang perusahaan bisa mempertahankan pertumbuhan rata-rata harga penjualan (ASP) sebesar 2% per tahun. 

BNI Sekuritas juga melihat, outlook pertumbuhan DRMA solid tetap baik. Potensi upside untuk pertumbuhan jangka panjang DRMA bisa berupa pesanan lebih banyak untuk segmen kendaraan roda empat, pesanan baterai lebih tinggi, serta BLDC untuk segmen sepeda motor. Realisasi lebih tinggi untuk segmen suspensi dan pangsa pasar lebih luas untuk BEV, bisa mendorong pertumbuhan top-line dan margin lebih stabil ke depan. BNI Sekuritas memperkirakan, outlook margin tahun 2024-2026 sebesar 10%-11% per tahun. 

Saham DRMA pun menarik karena outlook operasional yang tetap solid tersebut. Aurelia Barus dkk merekomendasikan buy saham DRMA dengan targeat harga Rp 1.900. Pada Rabu (25/4), harga saham DRMA tumbuh 0,52% menjadi Rp 960 per saham. Sepanjang tahun ini, sahamnya masih tergerus 32,39% year to date.

 

Selanjutnya: Geliat Bisnis PTPP Membangun Sederet Proyek Gedung Hijau

Terbaru
IHSG
7.088,80
0.49%
-34,82
LQ45
893,43
0.51%
-4,59
USD/IDR
16.054
0,18
EMAS
1.333.000
0,53%