Di Balik Polemik Utang Megaproyek Whoosh

Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:04 WIB
Di Balik Polemik Utang Megaproyek Whoosh
[ILUSTRASI. Petugas membentangkan bendera Merah Putih disamping Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur, Minggu (17/8/2025).Momen Peringatan HUT ke-80 RI, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberikan souvenir kepada penumpang dan membentangkan bendera Merah Putih sepanjang 210 meter di peron Stasiun dalam rangka memperingati HUT ke-80 RI (WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)]
Bagong Suyanto | Guru Besar Sosiologi Ekonomi FISIP Universitas Airlangga

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di balik antusiasme masyarakat menyambut dan menikmati layanan kereta api cepat Whoosh, ternyata menyimpan bom waktu yang mengkhawatirkan. Proyek mercusuar yang digagas di era pemerintahan Presiden Joko Widodo itu, yakni Kereta Cepat Jakarta-Bandung tengah menjadi polemik, karena jumlah utang yang ditinggalkan sangat membebani neraca keuangan PT Kereta Api (Persero). KAI dalam proyek itu berperan sebagai pemimpin perusahaan konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang menjadi pemegang saham mayoritas PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), pengelola Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh.

Bisa dibayangkan, siapa yang tak waswas ketika mengetahui beban utang yang harus dibayar dari megaproyek itu. Seperti diberitakan, jumlah investasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung dilaporkan menembus US$ 7,27 miliar atau Rp 120,38 triliun (kurs Rp 16.500). Dari total investasi tersebut, sekitar 75% dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB), dengan bunga 2% per tahun. Utang proyek Whoosh dilakukan dengan skema bunga tetap (fixed) selama 40 tahun pertama.

Baca Juga: Waspada, Pasar Kripto Diprediksi Masih Bergerak Bearish Hingga Akhir Oktober 2025

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:21 WIB

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun

Penurunan dana ETF kripto belakangan ini juga lebih mencerminkan sikap hati-hati investor menjelang akhir tahun.

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:55 WIB

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar

Bisnis wealth management atau pengelolaan dana nasabah tajir perbankan terus menunjukkan pertumbuhan positif.​

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:50 WIB

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah

​Permintaan kredit perbankan di segmen debitur korporasi masih lemah karena pelaku usaha korporasi masih wait and see

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah

Untuk memuluskan agenda ekspansi, SPMA bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Oktober 2025. ​

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:20 WIB

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut

Inisiatif tersebut diharapkan dapat mendorong partisipasi pelaku usaha sekaligus memastikan pengelolaan SDA dilakukan secara bertanggung jawab.

Produsen Optimistis Bisa Capai Target
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:16 WIB

Produsen Optimistis Bisa Capai Target

Asus Indonesia sangat optimistis dapat menuntaskan target penjualan 1 juta unit laptop hingga akhir 2025,

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:14 WIB

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser

Perubahan strategi gerai cepat saji yang kini lebih banyak bermigrasi ke lokasi suburban dan food court

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:11 WIB

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang

Industri udang nasional terdampak tarif tinggi Trump dan isu pencemaran radioaktif sehingga mengguncang ekosistem udang dari hulu hingga hilir

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:07 WIB

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar

Bagi perusahaan yang mengekspor produk olahan seperti ferronickel dan stainless steel, aturan sekarang cukup memberatkan.

Mengekor Brasil, Pertamina Kembangkan Bioetanol E10
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Mengekor Brasil, Pertamina Kembangkan Bioetanol E10

Pertamina telah menjalankan program biodiesel sejak lama, dimulai dari B2,5 hingga kini mencapai B40.

INDEKS BERITA

Terpopuler