Di Balik Polemik Utang Megaproyek Whoosh
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di balik antusiasme masyarakat menyambut dan menikmati layanan kereta api cepat Whoosh, ternyata menyimpan bom waktu yang mengkhawatirkan. Proyek mercusuar yang digagas di era pemerintahan Presiden Joko Widodo itu, yakni Kereta Cepat Jakarta-Bandung tengah menjadi polemik, karena jumlah utang yang ditinggalkan sangat membebani neraca keuangan PT Kereta Api (Persero). KAI dalam proyek itu berperan sebagai pemimpin perusahaan konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang menjadi pemegang saham mayoritas PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), pengelola Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh.
Bisa dibayangkan, siapa yang tak waswas ketika mengetahui beban utang yang harus dibayar dari megaproyek itu. Seperti diberitakan, jumlah investasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung dilaporkan menembus US$ 7,27 miliar atau Rp 120,38 triliun (kurs Rp 16.500). Dari total investasi tersebut, sekitar 75% dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB), dengan bunga 2% per tahun. Utang proyek Whoosh dilakukan dengan skema bunga tetap (fixed) selama 40 tahun pertama.
Baca Juga: Waspada, Pasar Kripto Diprediksi Masih Bergerak Bearish Hingga Akhir Oktober 2025
