Disebut Menjadi Emiten Mining Terbaik, ini Sejumlah Faktor Penopang Prospek BRMS

Minggu, 21 September 2025 | 05:50 WIB
Disebut Menjadi Emiten Mining Terbaik, ini Sejumlah Faktor Penopang Prospek BRMS
[ILUSTRASI. Pertambangan mineral PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)]
Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju kinerja PT Bumi Resource Minerals Tbk (BRMS) diproyeksikan cemerlang seiring harga emas yang terus melambung, serta sentimen yang mengelilingi pergerakan harganya.

Sepanjang tahun berjalan 2025 ini saja, harga emas sudah sekitar US$ 3.680 per ons troi atau naik 39% year to date (YtD)Kenaikan signifikan harga emas tahun ini dipengaruhi oleh pelonggaran kebijakan pemangkasan suku bunga dari The Fed, pelemahan dolar Amerika Serikat hingga permintaan Bank Sentral.

Di tengah kondisi ini, China tercatat masih menjadi pembeli emas utama. Negara tirai bambu tersebut menambah sekitar 225 ton emas pada 2023, lalu 44 ton di 2024, dan pada 2025 atau secara YtD ini, sudah menambah 21 ton emas.

Dengan demikian total cadangan emasnya sudah mencapai lebih dari 2.300 ton. Walaupun masih berada di bawah target, yakni 5.000 ton, nilai tersebut dianggap sudah sesuai dengan skala ekonominya.

Selanjutnya, Polandia yang juga menambah cadangan emasnya. Pada 2027, Polandia menambah 207 ton dan menegaskan menempuh percepatan de-dolarisasi setelah sanksi yang dijatuhkan pada Rusia tahun 2022 lalu. Berbeda dengan sebelumnya, tren de-dolarisasi sudah mengakar dan emas dijadikan pilihan aset alternatif.

Ketidakpastian geopolitik Amerika Serikat, penjajahan yang terjadi di Timur Tengah, serta kebijakan proteksionisme Trump, memaksa Uni Eropa mengenakan tarif hingga 100% pada China dan India. Kondisi tersebut hanya semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai saat ini.

Ajaib Sekuritas Indonesia dalam risetnya yang tayang pada (10/9) lalu merevisi proyeksi kenaikan harga emas tahun ini, menjadi 33% atau sekitar US$ 3.300 per ons troi. Sebelumnya, pihaknya memproyeksi kenaikannya di level US$ 3.000 per ons troi.

Lalu pada 20266 mendatang, proyeksi kenaikan harga emas diestimasi naik 6% year on year (YoY) atau di level US$ 3.500. Prediksi tersebut dibuat dengan adanya potensi kenaikan lebih lanjut tergantung dengan percepatan penetapan kebijakan The Fed yang kembali longgar menetapkan pemangkasan suku bunga hingga peningkatan ketegangan geopolitik.

Di tengah kondisi tersebut, BRMS menargetkan penyelesaian pembangunan tambang emas Poboya, Sulawesi Tengah pada pertengahan 2027, meningkatkan kapasitas pabrik CIL pertama di akhir 2024 serta meningkatkan produksi ke 75.000 hingga 85.000 ton oz di tahun 2026 dan 85.000 hingga 90.000 oz di tahun 2027 walau ada tekanan jangka pendek pada pendapatan.

Di akhir 2025 ini, BRMS juga akan menambahkan pabrik leach heap (LH) di Poboya, dilanjutkan dengan pabrik CIL ke-4 di Gorontalo pada akhir 2026

Walau LH menghasilkan kadar lebih rendah yakni hanya di bawah 0,8 gram/ton dan juga kadar recovery lebih rendah yakni sekitar 65% , sebanyak 90% dari output akan tetap berasal dari pabrik CIL dengan recovery tinggi yakni lebih dari 90% dan kadar emas 3,5 gram per ton hingga 4 gram per ton, dibandingkan dengan 1,2 gram/ton - 1,8 gram/ton di open pit saat ini.

Pada kuartal IV-2027 mendatang, tambang bawah tanah akan memasok bijih lebih tinggi, mendorong peningkatan produksi secara bertahap.

Dari sisi kinerja fundamental, BRMS mencatat pertumbuhan apik di semester I-2025. Pos pendapatan dan laba bersih masing-masing naik tiga digit persen, atau masing-masing tumbuh 209% YoY untuk pendapatan di angka US$ 20,8 juta dan 136% YoY untuk laba bersih di angka US$ 22,3 juta.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh volume produksi yang lebih tinggi, atau naik 46% YoY sebanyak 38.993 oz dan harga jual emas terealisasi naik 38% YoY di level US$ 3.045 per ons troi.

Namun, kinerja BRMS secara kuartalan dapat dikatakan anjlok sebab laba bersih turun 50% QoQ atau menjadi US$ 7,4 juta. Hal ini disebabkan oleh kadar bijih lebih rendah, yakni 1,42 gram/ton dari 1,60 gram/ton. Tak hanya itu, produksi juga menjadi 17.071 oz dari sebelumnya 21.922 oz. Kondisi ini mampu diredam dengan harga jual yang lebih tinggi 17% QoQ yakni di angka US$ 3.282 per ons troi.

Mencermati lebih banyak sentimen positif yang mendukung kinerja BRMS untuk tahun ini dan di masa depan, Ajaib Sekuritas merekomendasikan beli saham BRMS dengan menaikkan target harga ke Rp 600 dari harga sebelumnya Rp 440.

"Katalis utama BRMS adalah kenaikan volume produksi dari tambahan kapasitas LH untuk tahun 2025 hingga 2026, peningkatan margin produksi dari tambang bawah tanah pasca 2027 hingga harga emas yang masih tinggi," urai Analis Ajaib Sekuritas Asia Rizal Rafly dalam risetnya dikutip KONTAN, Jumat (12/9).

Dia menjabarkan, pasca 2027 kapasitas produksi BRMS bisa melebihi 160.000 oz di tahun 2028 dan melampaui 200.000 oz mulai 2029.

Sucor Sekuritas dalam risetnya yang tayang pada (15/9) juga menjabarkan prospek positif atas kinerja BRMS ke depannya. Andreas Yordan Tarigan Analis Sucor Sekuritas menyoroti bahwa masuknya BRMS ke dalam VanEck Gold Miners ETF (GDX) juga turut menandai titik balik yang penting bagi likuiditas, visibilitas dan akses sahamnya untuk investor asing.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Grup Tjokro Siapkan Proses Akuisisi Geoprima Solusi (GPSO)
| Senin, 13 Oktober 2025 | 09:19 WIB

Grup Tjokro Siapkan Proses Akuisisi Geoprima Solusi (GPSO)

PT PIMSF Pulogadung berencana mengakuisisi  45,45% saham GPSO yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali yaitu, Karnadi Margaka. ​

Tuntaskan Akuisisi Wolfram,  Bumi Resources (BUMI) Siap Diversifikasi Bisnis
| Senin, 13 Oktober 2025 | 09:12 WIB

Tuntaskan Akuisisi Wolfram, Bumi Resources (BUMI) Siap Diversifikasi Bisnis

Pada 7 Oktober 2025, BUMI melakukan transaksi akuisisi  126.599.340 saham WFL, mewakili 99,68% saham di Wolfram senilai Rp 696,77, miliar.

Permintaan Kendaraan Listrik Memacu Saham Emiten Nikel
| Senin, 13 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Permintaan Kendaraan Listrik Memacu Saham Emiten Nikel

Tingginya permintaan kendaraan listrik di pasar global (EV) jadi faktor pendorong reli saham emiten nikel.

Menengok Peluang dan Prospek Emiten Grup Adaro, Antara ADRO, ADMR, dan AADI
| Senin, 13 Oktober 2025 | 08:49 WIB

Menengok Peluang dan Prospek Emiten Grup Adaro, Antara ADRO, ADMR, dan AADI

Transformasi bisnis melalui hilirisasi dan ekspansi ke energi terbarukan dipandang sebagai fondasi pertumbuhan jangka panjang.

Harga Saham Bank Himbara Menyusut, Nilai Aset Kelolaan Danantara bisa Ikut Menciut
| Senin, 13 Oktober 2025 | 08:24 WIB

Harga Saham Bank Himbara Menyusut, Nilai Aset Kelolaan Danantara bisa Ikut Menciut

Potensi tekanan jual terbaru muncul sebagai efek pernyataan Donald Trump yang akan menaikkan tarif atas produk yang diimpor dari China.

ESG Vale Indonesia (INCO): Menghidupkan Kembali Lahan Berkandungan Logam Berat
| Senin, 13 Oktober 2025 | 08:23 WIB

ESG Vale Indonesia (INCO): Menghidupkan Kembali Lahan Berkandungan Logam Berat

Pemulihan area tambang bukan hal mudah. Kandungan logam berat dan unsur hara yang miskin menjadi tantangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

Strategi Menggali Cuan Sekaligus Menghindari Stock Dividend Trap di Saham SPMA & ASRM
| Senin, 13 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Strategi Menggali Cuan Sekaligus Menghindari Stock Dividend Trap di Saham SPMA & ASRM

Pengalaman di PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) saat membagikan saham bonus mesti dijadikan pelajaran penting buat investor. 

Indika Energy (INDY) Intip Peluang dari Awak Mas
| Senin, 13 Oktober 2025 | 07:20 WIB

Indika Energy (INDY) Intip Peluang dari Awak Mas

INDY sudah menyerap belanja modal sebesar US$ 51,8 juta setara Rp 869,14 miliar (asumsi kurs US$ 1 = Rp 16.610) selama perioda semester I-2025.

GIPI Protes Dihapus dari UU Kepariwisataan
| Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

GIPI Protes Dihapus dari UU Kepariwisataan

Sejak 2012, GIPI dibentuk sebagai amanah UU 10/2009 dan banyak berkontribusi dalam pembangunan kepariwisataan bersama pemerintah.

 Harga Sahamnya Melejit, Manajemen ENRG Buka Suara Soal Rencana Ekspansi di 2026
| Senin, 13 Oktober 2025 | 06:58 WIB

Harga Sahamnya Melejit, Manajemen ENRG Buka Suara Soal Rencana Ekspansi di 2026

Akuisisi Siak dan Kampar baru-baru ini mendorong efisiensi dan volume, dengan potensi keuntungan tambahan dari eksplorasi yang sedang berlangsung.

INDEKS BERITA

Terpopuler