Diusir dari China, Ekosistem Penambang Kripto Kian Meluas

Selasa, 13 Juli 2021 | 05:15 WIB
Diusir dari China, Ekosistem Penambang Kripto Kian Meluas
[]
Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset kripto dibayangi sentimen penjualan Graphic Processor Unit (GPU) eks penambangan aset kripto di negara tirai bambu. Hal ini juga berkaitan dengan langkah pemerintah China yang melarang aktivitas perdagangan aset kripto.

CEO digitalexhcange.id Duwi Sudarto Putra menilai langkah ini menimbulkan kekhawatiran, tetapi tidak terlalu besar, walaupun penambang terbesar berada di negeri tirai bambu tersebut. "Miner sifatnya global, mungkin hanya pindah ke negara lain," kata dia. Ia bilang sudah banyak penambang keluar dari China dan mendapatkan lokasi mining terbaru negara ramah aset kripto.

Baca Juga: Volume perdagangan di bursa kripto anjlok lebih dari 40%, ini penyebabnya

Duwi menilai, pelarangan di China selalu ada setiap tahunnya, dan baru di tahun ini pemerintah China merealisasikan. Ke depan, ia melihat ini justru jadi sentimen positif karena penambang tidak akan fokus di China.

CEO Triv Gabriel Rey juga berpendapat jika ekosistem aset kripto menjadi lebih melebar tidak hanya terfokus di China. "Gara-gara ini sekarang ada tingkat kecepatan penambangan aset kripto (hash power) pindah ke Amerika Utara," kata dia.

Co-founder Cryptowatch dan pengelola channel Duit Pintar Christopher Tahir bilang, aktivitas pertambangan Ethereum (ETH) berkurang saat ini. Ini karena perpindahan proof-of-work (PoW) ke proof-of-stake (PoS), sehingga reward dihasilkan mengecil. 

Bitcoin juga masih akan ada potensi kenaikan lebih lanjut. "Naiknya akibat banjir likuiditas pasar, sehingga aset kripto akan bakal kebagian," kata Christoper.

Untuk saat ini Gabriel melihat harga Bitcoin sedang jelek di on-chain. Ini karena 40% aktivitas on-chain menurun, sehingga transaksi blockchain turun 40%. Pairing USD/Bitcoin juga turun lebih dari 50%.

Baca Juga: Aturan Keras China Merontokkan Volume Perdagangan di Bursa Aset Kripto Bulan Juni

"Artinya mirip dengan bear market 2018, yang saat ini dibutuhkan market adalah sentimen positif. Sentimen positif yang ditunggu saat ini bitcoin ETF, kalau AS memperbolehkan akan menjadi angin segar," kata Gabriel. Christoper masih yakin Bitcoin menuju menembus level US$ 100.000, hingga akhir tahun. 

Bagikan

Berita Terbaru

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP
| Minggu, 28 Desember 2025 | 13:00 WIB

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP

Indonesia mengalami ketergantungan akut pada China di saat minat Negeri Tirai Bambu terhadap baterai nikel justru memudar.

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 11:15 WIB

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026

Restrukturisasi finansial saja tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan pasar secara total terhadap GIAA.​

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:27 WIB

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali

Perkiraan dana pembelian kembali menggunakan harga saham perusahaan pada penutupan perdagangan 23 Desember 2025, yaitu Rp 710 per saham.

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:12 WIB

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026

Tahun depan, PALM siap berinvetasi di sektor-sektor baru. Kami juga terbuka terhadap peluang investasi pada perusahaan tertutup.

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:03 WIB

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas

HCM,  kontraktor kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi pada Wilayah Kerja Selat Madura berdasarkan production sharing contract dengan SKK Migas.

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:00 WIB

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering

Penyesuaian pola belanja pemerintah pasca-efisiensi di tahun 2025 bisa membuat bisnis hotel lebih stabil.

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:20 WIB

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran

Diversifikasi reksadana campuran memungkinkan investor menikmati pertumbuhan saham sekaligus stabilitas dari obligasi dan pasar uang 

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:15 WIB

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi

Ekonomi dan konsumsi masyarakat berpotensi menguat di 2026. Simak strategi yang bisa Anda lakukan supaya keuangan tetap aman.

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:02 WIB

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Ramainya rencana penerbitan obligasi yang berlangsung pada awal  tahun 2026 dipengaruhi kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi.

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:00 WIB

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026

Faktor cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah memaksa wisatawan domestik memilih destinasi yang dekat.​

INDEKS BERITA

Terpopuler