Diutangi Evergrande US$ 3,1 Juta, Impian Kesuksesan Seorang Pemasok Menguap


KONTAN.CO.ID - GUANGZHOU. Bisnis kebersihan milik Guo Hui berada di ambang kebangkrutan lantaran diutangi Evergrande hingga 20 juta yuan atau US$ 3,1 juta. Dia telah menjual Porsche Cayenne dan berusaha melego apartemen dalam upaya mengumpulkan uang untuk membayar utang perusahaannya sendiri dan upah karyawan. Impian Guo untuk jalan-jalan menikmati kesuksesan juga menguap begitu saja.

Guo berasal dari Provinsi Sichuan. Dia mendirikan bisnis kebersihan di bawah nama Feiyun lebih dari dua dekade lalu. Seperti banyak wirausahawan mandiri dari generasinya, Guo melihat perjalanan bisnis yang dilalui sebagai kisah kaya-raya seiring dengan kebangkitan ekonomi China.

Feiyun menyediakan layanan pembersihan dan perbaikan untuk apartemen Evergrande di Provinsi Guangdong. Feiyun memastikan bahwa bangunan baru bersih sebelum diperlihatkan kepada calon pembeli.

Ini Artikel Spesial

Segera berlangganan sekarang untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.

ATAU

Baca Juga: Mata Uang Mulai Stabil, Intervensi Bank Sentral Taiwan di Pasar Tahun Ini Mengecil

Feiyun memiliki sekitar 100 staf tetap dan menggunakan 700-800 kontraktor tergantung pada permintaan. Kebanyakan dari karyawan itu adalah pendatang dari provinsi pedalaman yang kurang kaya. "Terus terang, Evergrande benar-benar berutang uang kepada migran biasa yang bekerja keras untuk itu," kata Guo.

Beberapa bulan yang lalu, Guo memiliki tim yang terdiri dari 300 orang untuk membersihkan ribuan apartemen di pengembangan proyek Zhanjiang Evergrande Waitan Gardens kelas atas. Feiyun terikat dua kontrak senilai sekitar 1,5 juta yuan untuk membersihkan proyek di ujung barat daya provinsi itu.

Ratusan karyawan itu bekerja siang dan malam untuk Feiyun. "Saya melakukan yang terbaik untuk membayar mereka dari pinjaman yang telah saya ambil tetapi saya hanya dapat mengelola sepertiga atau seperempat," kata Guo.

Baca Juga: Direstui Kabinet, Thailand Menambah Utang US$ 40,08 Miliar Untuk Tahun Fiskal 2022

Guo yang berusia 50 tahun serta dikenal oleh teman dan koleganya dengan panggilan Brother Hui, mengaku masih berutang sekitar 2 juta yuan kepada ratusan karyawan. Utang tersebut mengacu pada tunggakan staf pada tiga proyek yang berbeda.

Guo mengaku telah bekerja sama dengan Evergrande sejak 2017. Pekerjaan dengan Evergrande menyumbang 90% terhadap total bisnis yang dijalankan per Bulan Juni 2021. Pada bulan itu juga, dia mulai menghadapi masalah ketika pembayaran atas commercial paper yang dikeluarkan oleh Evergrande kemudian berhenti.

Guo mengaku telah menghubungi orang-orang yang bertanggung jawab terkait dengan Evergrande. "Tetapi mereka mengatakan mereka tidak punya uang atau tidak tahu kapan mereka dapat menyelesaikan pembayaran," kata Guo dari kantornya yang berada di belakang sebuah gedung, jalan di distrik Tianhe Guangzhou.

Kasus yang dialami Guo adalah tipikal dari banyak pemasok yang ditinggalkan oleh Evergrande yang berbasis di dekat Shenzhen. Evergrande yang semula merupakan pengembang properti terlaris di China, saat ini kehabisan uang tunai dengan beban utang US$ 305 miliar.

Baca Juga: Meskipun Tak Ada Perjanjian Ekstradisi, Amerika Mendeportasi Tahanan Hacker Rusia

Namun Pemerintah China sebagian besar diam dalam menyikapi situasi Evergrande yang telah mengguncang pasar global. Padahal investor serta ratusan ribu pembeli apartemen yang belum selesai dibangun, juga menghadapi ketidakpastian. Kondisi itu memicu protes di kantor Evergrande bulan ini.

Impian yang digagalkan

 

Botol Maotai berjajar di rak di belakang Guo. Satu foto di meja menunjukkan dia bermain ski di China bagian utara pada tahun 2017 atau sebelum semuanya menjadi sulit.

Sebagai penggemar alam luar, Guo sempat berencana untuk menyerahkan bisnis kepada sang putra yang bernama Guo Jing. Dengan begitu, dia dan istrinya dapat bepergian ke luar negeri. Impian itu pertama kali gagal karena pandemi Covid-19. Kini, mimpinya digagalkan krisis Evergrande.

Baca Juga: Harga Gas Alam Diprediksi Semakin Mendaki, Penjual Maupun Pembeli Tidak Happy

Guo mengatakan hanya bisa menunggu Evergrande menyelesaikan sendiri atau pemerintah membantu. "Tidak peduli apa, saya masih percaya pada pemerintah jadi ini pasti ada kesimpulannya," kata dia.

Suatu hari Guo pergi ke dealer Porsche untuk menjual aset yang menjadi simbol kerja kerasnya. Setelah surat-surat ditandatangani, dia meminta untuk duduk di dalam mobil tersebut sekali lagi.

Setelah sempat sekali keluar dari lubang kemiskinan, Guo yakin nasibnya akan berubah. "Saya pasti akan membeli mobil saya kembali, ketika saya menghasilkan uang, saya yakin saya akan bisa mendapatkannya kembali," kata dia.

Selanjutnya: OPEC Menyerukan Investasi Produksi Minyak Untuk Mencegah Krisis Pasokan

 

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina