Dua Sektor Topang Bisnis Alat Berat

Senin, 22 April 2019 | 07:36 WIB
Dua Sektor Topang Bisnis Alat Berat
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri alat berat berupaya mengangkat kinerja di sepanjang tahun ini. Sektor komoditas dan konstruksi masih menjadi tumpuan para produsen alat berat.

Berdasarkan data Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi alat berat nasional pada kuartal pertama tahun ini mencapai 1.733 unit. Jumlah itu naik 2,91% dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.684 unit.

Produksi terbesar masih berasal dari jenis alat berat hydraulic excavator yang menyumbang 1.524 unit. Sisanya bulldozer, motor grader, wheel loader, dan dump truck.

Ketua Hinabi Jamaludin menyebutkan, kenaikan tipis produksi alat berat terdorong oleh sisa pemesanan pada akhir tahun lalu. Nah, hingga akhir tahun ini, Hinabi memproyeksikan, produksi alat berat bisa mencapai 7.000 unit. Permintaan terbesar akan datang dari sektor pertambangan dan konstruksi.

Direktur Keuangan PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) Martio memprediksi, bisnis alat berat tahun ini tidak sekencang tahun sebelumnya. Pertumbuhan alat berat mulai menanjak pada periode akhir 2016, kemudian memasuki fase booming di 2017 dan mencapai puncaknya pada 2018. "Kondisi itu mengikuti harga dan permintaan komoditas aneka tambang, khususnya batubara," kata dia kepada KONTAN.

Tahun ini, Martio melihat tantangan industri berasal dari pengurangan permintaan batubara di China, pergerakan harga komoditas yang fluktuatif, serta tahun politik. Adapun katalis positif pertumbuhan berasal dari permintaan batubara dalam negeri karena mulai beroperasinya beberapa PLTU dan peremajaan unit alat berat para pengusaha tambang.

Melihat kondisi itu, KOBX menargetkan pertumbuhan pendapatan 10% menjadi US$ 111,65 juta pada 2019.

Sementara PT United Tractors Tbk (UNTR) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 700 juta-US$ 800 juta. "Sebagian besar dana itu untuk pemeliharaan alat berat melalui anak usaha Pamapersada Nusantara," ungkap Direktur UNTR, Iwan Hardiantoro.

Meski penjualan alat berat tahun ini berpotensi menurun, manajemen UNTR masih optimistis kinerjanya bisa ditopang lini bisnis lain, yaitu pemeliharaan alat berat.

Pada tahun ini, UNTR menurunkan target penjualan alat berat dari tahun sebelumnya 4.800 menjadi 4.000 unit pada tahun ini.

Selama periode Januari hingga Maret 2019, UNTR menjual sebanyak 1.171 unit alat berat. Angka ini turun 0,85% dibandingkan penjualan di periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.181 unit.

Bagikan

Berita Terbaru

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
| Selasa, 18 November 2025 | 16:13 WIB

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak

Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
| Selasa, 18 November 2025 | 15:31 WIB

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar

Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler