Duh, Indeks Manufaktur Zona Eropa Bulan Oktober Masih Tertekan

Senin, 04 November 2019 | 17:34 WIB
Duh, Indeks Manufaktur Zona Eropa Bulan Oktober Masih Tertekan
[ILUSTRASI. ]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - LONDON. Aktivitas pabrik di zona Eropa kembali berkontraksi tajam terpengaruh perang dagang Amerika Serikat dan ketidakjelasan Brexit. 

IHS Markit's Purchasing Managers Index (PMI) bulan lalu tercatat di level 45,9, nyaris mendekati angka terendah dalam tujuh tahun terakhir yakni 45,7. Seperti diketahui, angka PMI di level 50 mencerminkan tanda kontraksi di industri manufaktur.

Baca Juga: India setujui persyaratan Indonesia soal sawit, tapi... 

Lalu, indeks yang mengukur output dan dipandang sebagai barometer kesehatan ekonomi, naik menjadi 46,6 dari level terendah tujuh tahun di bulan September yakni 46,1. 

"Manufaktur zona euro di bulan Oktober lalu, tetap terjebak dalam penurunan tajam tujuh tahun. Itu artinya, sektor produksi barang bisa menjadi hambatan besar terhadap PDB di kuartal keempat," ujar Chris Williamson, Kepala Ekonom Bisnis di IHSG Markit, seperti dikutip Reuters, Senin (4/11). 

Baca Juga: Kemenkeu catat penerimaan pajak sektor pertambangan menurun tajam 

Ia mengatakan, kekhawatiran geopolitik, mulai dari Brexit hingga kebijakan perdagangan AS, terus menciptakan ketidakpastian. Sehingga, bakal mengurangi permintaan, baik dalam negeri maupun di pasar ekspor. 

Indikator lainnya menunjukkan tidak akan ada perubahan signifikan, meski industri telah memangkas harga jual dalam empat bulan belakangan. 

Manufaktur Jerman

Sementara itu, sekor manufaktur Jerman di bulan Oktober juga masih terjebak dalam resesi. Indeks PMI Jerman, yang menyumbang sekitar seperlima dari ekonomi terbesar Eropa naik jadi 42,1 dibandingkan 41,7 pada bulan September. Meski demikian, angka ini juga masih jauh di bawah harapan. 

Baca Juga: Dianggap mengarah ke simbol seksual, Instagram dan Facebook larang emoji terong 

Phil Smith, Ekonom IHS Markit mengatakan,  resesi yang berkepanjangan dalam industri manufaktur menimbulkan ancaman ekonomi domestik. Pasalnya, pabrik-pabrik telah memangkas lapangan kerja. 

Meski demikian, penurunan lapangan kerja ini masih jauh dari pemangkasan lapangan kerja yang terjadi saat krisis ekonomi satu dekade yang lalu. 

"Masih harus dilihat apakah penurunan manufaktur Jerman akhirnya mencapai titik terendah," kata Smith. Perkembangan ini bakal bergantung pada keputusan pemerintah AS pada pertengahan November nanti, apakah bakal mengenakan tarif baru pada impor otomotif dari Uni Eropa. 

Ekonomi Jerman menyusut 0,1% pada kuartal kedua. Kontraksi ini dinilai bakal berlanjut pada kuartal selanjutnya. 

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kocok Ulang Mekanisme Pengawasan LPG 3 Kg
| Rabu, 12 November 2025 | 07:43 WIB

Kocok Ulang Mekanisme Pengawasan LPG 3 Kg

Sebelumnya, ada wacana untuk membentuk badan khusus atau memberi penugasan baru kepada BPH Migas awasi LPG 3 kg

Pertamina Buka Peluang Kolaborasi dengan Bobibos
| Rabu, 12 November 2025 | 07:41 WIB

Pertamina Buka Peluang Kolaborasi dengan Bobibos

Inti Sinergi telah melakukan percobaan dengan bahan baku lain seperti tebu, singkong, dan mikroalga.

Realisasi PNBP Sektor ESDM Rp 200,66 T
| Rabu, 12 November 2025 | 07:37 WIB

Realisasi PNBP Sektor ESDM Rp 200,66 T

Produksi minyak Indonesia hingga Oktober 2025 telah mencapai 605.500 barel per hari (bph), naik 4,94% dibandingkan periode Januari–Oktober 2024.

Ambisi Menyetop Impor Solar lewat Mandatori B50
| Rabu, 12 November 2025 | 07:34 WIB

Ambisi Menyetop Impor Solar lewat Mandatori B50

Pemerintah menargetkan kebijakan mandatori B50 diterapkan tahun depan guna mengurangi impor bahan bakar solar

Pahlawan Buruh
| Rabu, 12 November 2025 | 07:05 WIB

Pahlawan Buruh

Ditetapkannya Marsinah sebagai pahlawan nasional membuat pemerintah dan pelaku industri tidak lagi takut melihat suara buruh jadi ancaman.

Jual Aset, KAEF Berupaya Benahi Arus Kas dan Kinerja
| Rabu, 12 November 2025 | 07:00 WIB

Jual Aset, KAEF Berupaya Benahi Arus Kas dan Kinerja

Dengan penjualan aset, KAEF akan mendapatkan dana segar guna mendukung kebutuhan operasional, modal kerja, dan pembayaran kewajiban

Tiga Dekade Bicara Iklim Tanpa Hasil
| Rabu, 12 November 2025 | 07:00 WIB

Tiga Dekade Bicara Iklim Tanpa Hasil

Perubahan iklim kini sudah tidak lagi menunggu hasil sidang tapi harus mulai bergerak di luar ruang sidang.

Rekomendasi Saham Hari Ini, Rabu (12/11) Saat IHSG Konsolidasi, Cek Pilihan Analis
| Rabu, 12 November 2025 | 06:57 WIB

Rekomendasi Saham Hari Ini, Rabu (12/11) Saat IHSG Konsolidasi, Cek Pilihan Analis

Pelemahan IHSG sejalan dengan aksi jual asing di saham-saham perbankan besar (big bank) dan aksi ambil untung di saham sektor komoditas.

Rumor Investor Kakap Bergotong Royong Mendongkel Patrick Walujo, Ada Apa?
| Rabu, 12 November 2025 | 06:37 WIB

Rumor Investor Kakap Bergotong Royong Mendongkel Patrick Walujo, Ada Apa?

Penggantian Patrick salah satu langkah investor mempercepat pembicaraan akuisisi GOTO. Patrick dianggap menentang pengambilalihan oleh Grab.

Rupiah Masih Rentan Koreksi pada Rabu (12/11)
| Rabu, 12 November 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Masih Rentan Koreksi pada Rabu (12/11)

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot turun 0,24% menjadi Rp 16.694 per dolar AS. Penguatan dolar AS di pasar global jadi faktor utama.

INDEKS BERITA

Terpopuler