Dulu bekerja sama orang, kini jadi juragan kopi

Kamis, 07 Maret 2019 | 16:06 WIB
Dulu bekerja sama orang, kini jadi juragan kopi
[]
Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bukan hanya sebagai bisnis sampingan, si bubuk hitam kopi juga bisa menjadi mata pencaharian tetap bagi mereka yang baru kehilangan pekerjaan. Salah seorang yang sudah membuktikannya adalah Riski Ilham, pebisnis biji kopi asal Bandung, Jawa Barat.

Lelaki yang tahun ini berulang tahun yang ke-31 ini telah menjalankan usaha kopi kemasan dengan brand Paraund Coffee sejak tahun 2016. Dia memulai Paraund Coffee beberapa bulan setelah Riski memutuskan untuk berhenti bekerja di sebuah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) di Batam, Riau. "Pada akhir 2015 saya berhenti bekerja di bidang migas," kisah Riski.

Pasca berhenti bekerja, Riski membantu seorang temannya yang memiliki lahan perkebunan kopi di kawasan Gunung Puntang, Bandung. "Dari situ saya terinspirasi untuk terjun ke bisnis kopi. Saya tertarik karena kopi asal Indonesia itu memiliki keunggulan tersendiri dalam cita rasa," imbuh dia.

Kini, dalam sebulan, Riski bisa menjual kopi kemasan (roasted bean) Paraund Coffee sekitar 100 kilogram (kg). Ia menjual kopi jenis Arabica itu dengan harga berkisar Rp 250.000-Rp 350.000 per kilogram. Jadi, dalam sebulan Riski bisa mengantongo omzet sekitar Rp 25 juta-Rp 35 juta per bulan dari usaha biji kopi.

"Saat ini, pelanggan saya sebagian besar dari Bandung dan Payakumbuh, Sumatra Barat. Ke depan, ada rencana untuk ekspor kopi ke Singapura dan Malaysia," papar Riski.

Bisnis jual beli biji kopi juga jadi pilihan Darwin Jasmin. Sebelum terjun membantu mengelola usaha kopi keluarga dengan bendera UD Segar Harum di Binjai, Medan, Sumatra Utara, Darwin sebelumnya pernah bekerja di Singapura. "Saat itu saya bekerja di Jurong shipyard Pte Ltd sebagai engineer," kata pria 41 tahun ini.

Darwin menjelaskan, awal dia tertarik terjun ke bisnis kopi lantaran melihat banyak kopi premium asal Indonesia yang dijual di Singapura. Kopi jenis ini malah jarang saya jumpai waktu di Medan. Ternyata, dulu kopi-kopi yang bagus di ekspor ke luar negeri, sedangkan sisa-sisa yang kurang bagus dijual ke masyarakat lokal Indonesia. Ini yang membuat saya terinspirasi untuk membantu bisnis keluarga, kata Darwin yang merupakan generasi ketiga pendiri UD Segar Harum, yang berdiri sejak 1945 silam.

Kini, dengan mengusung merek Awi Coffee, Darwin ikut memasarkan berbagai kopi olahan. Di antaranya, kopi Sidikalang, kopi Gayo, lintong, kopi Tanah Karo, Java preanger, kopi Colol, dan kopi Toraja. Ia menjual kopi olahan itu mulai dari Rp 70.000 per kg hingga Rp 380.000 per kg. Dalam sebulan, perusahaannya bisa menjual hingga 2 ton biji kopi. "Selain di pasar dalam negeri, kami rutin mengekspor roasted coffee ke Singapura, Australia, Taiwan, Korea, Jepang, China, Amerika Serikat, Timur Tengah hingga Eropa," tandas Darwin.

Kopi unggulan Awi Coffee saat ini adalah kopi king jantan, red cherry Gayo, dan Gayo wine. Kingjantan adalah peaberry dari kopi specialty Tanah Karo. Sedangkan red cherry Gayo adalah salah satu kopi best seller. Kopi red cherry Gayo hanya menggunakan buah kopi yang merah matang, diproses dan dijemur kering di pegunungan, ungkapnya.

Sedangkan Gayowine adalah tren terbaru kopi Gayo dan sangat diminati masyarakat dalam dan luar negeri. Proses pengolahannya disebut proses wine dan membutuhkan waktu 30-35 hari proses pasca panen.

"Jangan khawatir, kopi Gayo wine tidak mengandung alkohol, karena alkohol menguap pada suhu 70-80c. Sedangkan kopi di-roasting melebihi suhu 200c," jelas Darwin.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi

​ Pemerintah, dengan semangat dan ambisi besar seperti biasanya, menargetkan 2026 sebagai pijakan awal menuju mimpi pertumbuhan ekonomi 8%.

INDEKS BERITA

Terpopuler